Monumen Mandala tidak terurus
A
A
A
Sindonews.com - Monumen Mandala sebagai salah satu ikon Kota Makassar kini tak lagi begitu diminati warga Kota Daeng. Jika beberapa tahun lalu, saban hari banyak warga bersantai sembari melepas penat di tempat ini, sekarang pemandangan itu tak tampak lagi.
Sepi. Maklum, tampilan dari luar saja, Monumen Mandala sudah tidak elok dipandang. Pagarnya terlihat usang. Sejauh mata memandang, nampak jelas pagar itu sudah tahunan tidak pernah dicat, pun demikian yang terekesan ketika mata tertuju pada papan nama monumen ini.
Memasuki areal monumen, suasana sepi begitu terasa, meski hiruk pikuk kendaraan di Jalan Jenderal Sudirman jelas terdengar. Namun pemandangan di halaman simbol pembebasan Irian Barat ini, bak rumah tua nan tak bertuan.
Rerumputan tumbuh subur, beberapa tegel di sisi jalan yang biasanya jadi arena bermain juga sudah terlepas. Tidak tampak taman yang terawat.
Tugu yang menjadi bagian utama monumen ini memberikan kesan kontras dari penampilan keseluruhan. Tampak bersih dan sepertinya baru saja dicat. Selain itu, nyaris keseluruhan bagian di monumen ini memberi kesan tidak terawat.
Mati surinya Monumen Mandala ini juga tidak lepas dari minimnya kegiatan yang diadakan di tempat ini. Belakangan, Mandala baru digunakan ketika ada konser musik.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Jufri Rahman mengakui kalau perawatan Monument Mandala tidak setiap tahun. Hal itu karena keterbatasan anggaran, sehingga diajukan berdasarkan skala prioritas. Makanya, nominal anggaran perawatan tidak menentu setiap tahun.
“Setaip tahun kami harus memilah-milah bagian mana yang harus dibenahi terlebih dulu. Untuk pagar luar akan diajukan 2015, mudah-mudahan anggota dewan setuju,” kata Jufri, kepada wartawan, kemarin (16/5/2014).
Tapi Jufri membantah kalau disebut Monumen Mandala tidak dirawat. Dia mengaku sudah melakukan pengecetan, pembenahan jaringan listrik, air mancur dan penataan taman. “Perawatan itu baru-baru dilakukan, bisa liat sendiri ke lokasi,” kilahnya.
Terkait minimnya kegiatan di tempat ini, Jufri mengaku sudah merancang format kegiatan pementasan budaya setiap bulan purnama di Monumen Mandala.
“Selain itu kami rencanakan ada pertunjukan kesenian di panggung terbuka yang akan diisi oleh masing-masing pemkab se-Sulsel bergilir setiap bulan,” jelasnya.
Sepi. Maklum, tampilan dari luar saja, Monumen Mandala sudah tidak elok dipandang. Pagarnya terlihat usang. Sejauh mata memandang, nampak jelas pagar itu sudah tahunan tidak pernah dicat, pun demikian yang terekesan ketika mata tertuju pada papan nama monumen ini.
Memasuki areal monumen, suasana sepi begitu terasa, meski hiruk pikuk kendaraan di Jalan Jenderal Sudirman jelas terdengar. Namun pemandangan di halaman simbol pembebasan Irian Barat ini, bak rumah tua nan tak bertuan.
Rerumputan tumbuh subur, beberapa tegel di sisi jalan yang biasanya jadi arena bermain juga sudah terlepas. Tidak tampak taman yang terawat.
Tugu yang menjadi bagian utama monumen ini memberikan kesan kontras dari penampilan keseluruhan. Tampak bersih dan sepertinya baru saja dicat. Selain itu, nyaris keseluruhan bagian di monumen ini memberi kesan tidak terawat.
Mati surinya Monumen Mandala ini juga tidak lepas dari minimnya kegiatan yang diadakan di tempat ini. Belakangan, Mandala baru digunakan ketika ada konser musik.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Jufri Rahman mengakui kalau perawatan Monument Mandala tidak setiap tahun. Hal itu karena keterbatasan anggaran, sehingga diajukan berdasarkan skala prioritas. Makanya, nominal anggaran perawatan tidak menentu setiap tahun.
“Setaip tahun kami harus memilah-milah bagian mana yang harus dibenahi terlebih dulu. Untuk pagar luar akan diajukan 2015, mudah-mudahan anggota dewan setuju,” kata Jufri, kepada wartawan, kemarin (16/5/2014).
Tapi Jufri membantah kalau disebut Monumen Mandala tidak dirawat. Dia mengaku sudah melakukan pengecetan, pembenahan jaringan listrik, air mancur dan penataan taman. “Perawatan itu baru-baru dilakukan, bisa liat sendiri ke lokasi,” kilahnya.
Terkait minimnya kegiatan di tempat ini, Jufri mengaku sudah merancang format kegiatan pementasan budaya setiap bulan purnama di Monumen Mandala.
“Selain itu kami rencanakan ada pertunjukan kesenian di panggung terbuka yang akan diisi oleh masing-masing pemkab se-Sulsel bergilir setiap bulan,” jelasnya.
(san)