Pasutri diamuk massa gara-gara protes raskin

Rabu, 07 Mei 2014 - 17:39 WIB
Pasutri diamuk massa gara-gara protes raskin
Pasutri diamuk massa gara-gara protes raskin
A A A
Sindonews.com - Diduga tidak disenangi oleh seluruh tetangganya karena protes raskin, pasangan suami istri (pasutri) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, diamuk massa.

Nahas benar nasib Andi Zulfikar (50) dan Anita Thalia (40), pasutri yang tinggal di Dusun Sangkae, Kelurahan Majang Kecamatan Taneteriattang Barat, Kabupaten Bone, Sulsel. Pasutri yang baru sehari pindah di rumahnya tersebut, tiba-tiba didatangi ratusan warga yang melempari rumah yang baru saja selesai tersebut hingga berantakan. Bahkan, korban mengalami luka robek di jidat, diduga akibat terkena lemparan batu pada Selasa (6/5/2014) malam waktu setempat.

Selain menghakimi korban, ratusan warga setempat diduga merusak rumah dan bermaksud mengusir korban keluar dari kampung itu.

Andi Zulfikar yang berprofesi sebagai anggota Satpol Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sebelumnya tidak menyangka akan terjadi kejadian tersebut. Dia menduga kejadian ini awalnya karena pernah memprotes pembagian beras untuk rakyat miskin (raskin) di tempat tersebut. "Mungkin ini karena saya melakukan protes terhadap pembagian raskin di kantor kelurahan yang tidak adil dan merata," ujarnya.

Sementara, Anita menduga penyerangan terhadap dirinya karena adanya provokasi oleh orang-orang yang tidak senang dengan dia dan suaminya. "Tadi saya hanya bicara pembagian raskin. Dan saat saya pulang ke rumah untuk salat, tiba-tiba warga mendatangi rumah saya dan mengamuk sambil melempar rumah saya dengan batu," kata Anita.

Untung saja aparat keamanan dari Mapolres Bone segera mengamanan kedua korban yang terpojok di rumahnya tersebut dan segera melarikan korban ke Rumah Sakit Tenriawaru untuk mendapatkan perawatan.

Sementara, menurut sebagian warga, pasutri itu memang kerap membuat ulah di kampung tersebut. Kepala Dusun Sangkae, Hasanuddin (50) mengatakan, pasutri tersebut kerap mencampuri urusan orang lain di kampung itu sehingga tidak disenangi oleh penduduk setempat. "Dia memang tidak disenangi warga di sini, waktu kejadian malam itu tiba-tiba banyak warga yang datang, semuanya warga dari kampung ini, tidak ada orang lain," ujarnya.

Lebih lanjut Hasanuddin mengatakan, ratusan warganya tiba-tiba datang dan kejadian tersebut terjadi. Hal senada juga diungkapkan Asia (35), warga setempat. Menurutnya, yang membuat warga marah kepada korban karena korban tidak bersosialisasi dengan baik kepada warga, bahkan kerap beradu mulut dan bertengkar dengan warga. "Mereka memang tidak disenangi," ujarnya.

Bahkan, beberapa warga lainnya mengatakan pengusiran pasutri tersebut bukan hal yang pertama. Sebelumnya, pasutri itu diusir oleh warga saat bermukim di tempat lain, diduga dengan kasus yang sama.

Berdasarkan kesaksian korban, aparat kemudian mengamankan empat warga yang diduga pelaku yaitu Irwan (33), Agus (37) dan Tahir (35) dan Asrul (20). Keempatnya disebut dan dikenali oleh korban sebagai pelaku penganiayaan, termasuk penyerangan dan pengerusakan rumah korban. Melihat rekannya dijemput polisi, puluhan warga lainnya turut serta ke Mapolres Bone dan nekat menginap di Mapolres Bone untuk mendampingi keempat warga yang diperiksa tersebut.

Sementara itu pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut. "Beberapa warga telah dijemput untuk dimintai keterangannya. Kasus ini sementara dalam proses penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi," kata Ipda Fahri, Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polres Bone.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9597 seconds (0.1#10.140)