Polisi usut dugaan penganiayaan praja putri IPDN
A
A
A
Sindonews.com - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sumedang terus melakukan penyelidikan mengenai kasus dugaan perkelahian antar praja IPDN yang mengakibatkan lima praja tersiram air bercampur tanah oleh empat seniornya.
Kapolres Sumedang AKBP Yully Kurniawan melalui Kasatreskrim AKP Niko N Adi Putra mengungkapkan, saat ini pihaknya intensif meminta keterangan dari sejumlah pihak, termasuk dari pihak Rumah Sakit Cicendo, tempat kelima praja tersebut diperiksa.
“Menurut keterangan pihak rumah sakit, memang terdapat cairan zat kimia yang mengenai mata kelima praja tersebut. Tetapi, zat kimia tersebut bukan jenis air raksa,” ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (1/5/2014).
Niko menambahkan, zat kimia tersebut berasal dari pembersih lantai yang memang disiramkan pada saat euforia, karena ada beberapa praja yang naik tingkat.
“Sampai sejauh ini, diketahui tindakan tersebut bukan karena emosi, tetapi karena bentuk kegembiraan mereka. Dan sebenarnya praja yang lainnya pun kena cairan itu. namun, karena mata kelima praja tersebut memang sensitif, jadi hanya mereka yang harus dilarikan ke rumah sakit,” terangnya.
Niko menegaskan, kejadian tersebut bukan perkelahian antar praja seperti yang mencuat selama ini, tetapi pihaknya akan terus melakukan penyelidikan adanya dugaan tersebut.
“Kami juga sudah meminta keterangan kelima korban, termasuk dari pihak IPDN. Hanya saja kami belum meminta keterangan dari para praja senior tingkat tiganya,” sambung Niko.
Kapolres Sumedang AKBP Yully Kurniawan melalui Kasatreskrim AKP Niko N Adi Putra mengungkapkan, saat ini pihaknya intensif meminta keterangan dari sejumlah pihak, termasuk dari pihak Rumah Sakit Cicendo, tempat kelima praja tersebut diperiksa.
“Menurut keterangan pihak rumah sakit, memang terdapat cairan zat kimia yang mengenai mata kelima praja tersebut. Tetapi, zat kimia tersebut bukan jenis air raksa,” ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (1/5/2014).
Niko menambahkan, zat kimia tersebut berasal dari pembersih lantai yang memang disiramkan pada saat euforia, karena ada beberapa praja yang naik tingkat.
“Sampai sejauh ini, diketahui tindakan tersebut bukan karena emosi, tetapi karena bentuk kegembiraan mereka. Dan sebenarnya praja yang lainnya pun kena cairan itu. namun, karena mata kelima praja tersebut memang sensitif, jadi hanya mereka yang harus dilarikan ke rumah sakit,” terangnya.
Niko menegaskan, kejadian tersebut bukan perkelahian antar praja seperti yang mencuat selama ini, tetapi pihaknya akan terus melakukan penyelidikan adanya dugaan tersebut.
“Kami juga sudah meminta keterangan kelima korban, termasuk dari pihak IPDN. Hanya saja kami belum meminta keterangan dari para praja senior tingkat tiganya,” sambung Niko.
(san)