Paha bayi bengkak dan bernanah usai diimunisasi
A
A
A
Sindonews.com - Seorang bayi berusia 7 bulan, di Desa Cengal, Kecamatan Cengal, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, M Satria diduga menjadi korban mala praktek oleh seorang bidan desa setempat berinisial T.
Karena usai diimunisasi dengan cara disuntik, tubuh korban bengkak dan bernanah sehingga Satria harus dioperasi di rumah sakit.
Ayah korban bernama M Syukri menuturkan, peristiwa dugaan mala praktek yang dialami oleh anaknya berawal dari adanya kegiatan imunisasi yang digelar oleh PT Lonsum ditempatnya bekerja sekitar 2 bulan lalu atau tepatnya 29 Februari 2014.
Saat itu anaknya yang baru berusia 7 bulan dibawa dan diberikan imunisasi DPT oleh bidan desa yang bertugas di Puskesmas Cengal.
Saat itu anaknya diberikan imunisasi dengan cara disuntik pada bagian paha luar sebelah kiri, usai mendapatkan imunisasi kemudian bayi tersebut oleh orang tuanya dibawa pulang.
Namun setelah malam hari tubuh Satria menjadi panas dan mengalami demam, sementara bekas suntikan imunisasi terlihat memerah dan bengkak.
“Kami sudah datangi bidan desa dan menyatakan perihal tersebut, namun menurut bidan itu hal biasa bagi bayi yang diberikan imunisasi dan bagian bengkak tersebut cukup dikompres saja,” ujar M Sukri didampingi salah seorang kerabatnya, Senin (28/4/2014).
Tapi kedua orang tua Satria merasa janggal dengan gejala yang dialami oleh putranya usai diberikan imunisasi tersebut, sebab biasanya bayi yang baru saja diberikan imunisasi memang mengalami demam namun tidak begitu lama, dan yang lebih menghawatirkan lagi paha kiri anaknya bengkak dan bernanah.
“Saya kira ada yang salah pak, apakah obatnya atau peralatannya makanya jadi salah kejadian, saya sudah sampaikan hal ini kepada bidan yang memberikan imunisasi tetapi seakan tidak perduli, kemudian Satria langsung saya bawa ke RSMH Palembang,” ujarnya.
Setelah dirawat di RSMH Palembang, diketahui bahwa bengkak yang dialami anaknya harus dioperasi untuk mengeluarkan nanah, hal ini jelas membuat pihak keluarga menjadi cemas sebab takutnya nanti akan membuat cacat anak tersebut, sebab usianya baru 7 bulan.
“Menurut dokter harus dioperasi, sekarang anak saya dirawat di Instalasi Rawat Kelas Anak (IRKA) RSMH Palembang,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, M Lubis mengatakan, pihaknya baru memperoleh informasi tersebut, pihaknya juga sudah menghubungi Puskesmas Cengal untuk mengklarifikasinya.
“Informasi sementara yang saya dapat dari Kepala Puskesmas Cengal, memang usai diimunisasi terjadi abses atau bengkak pada paha bayi yang diimunisasi, namun saya belum mendapat laporan lengkapnya,” ujar Lubis.
Sementara itu Kepala Puskemas Cengal, Iwan Sastra Wijaya mengatakan, memang sebelumnya ada stafnya yang memberikan kegiatan imunisasi di Posyandu PT Lonsum, dan dari sekian banyak balita yang diberikan imunisasi memang ada orang tua yang melaporkan hal itu.
Namun pihaknya belum bisa memastikan apakah pembengkakan tersebut memang sebab dari imunisasi atau bukan.
“Kejadiannya memang sudah cukup lama, sekarang kami masih memastikan apakah hal tersebut terjadi akibat dari pemberian imunisasi atau bukan,” katanya.
Karena usai diimunisasi dengan cara disuntik, tubuh korban bengkak dan bernanah sehingga Satria harus dioperasi di rumah sakit.
Ayah korban bernama M Syukri menuturkan, peristiwa dugaan mala praktek yang dialami oleh anaknya berawal dari adanya kegiatan imunisasi yang digelar oleh PT Lonsum ditempatnya bekerja sekitar 2 bulan lalu atau tepatnya 29 Februari 2014.
Saat itu anaknya yang baru berusia 7 bulan dibawa dan diberikan imunisasi DPT oleh bidan desa yang bertugas di Puskesmas Cengal.
Saat itu anaknya diberikan imunisasi dengan cara disuntik pada bagian paha luar sebelah kiri, usai mendapatkan imunisasi kemudian bayi tersebut oleh orang tuanya dibawa pulang.
Namun setelah malam hari tubuh Satria menjadi panas dan mengalami demam, sementara bekas suntikan imunisasi terlihat memerah dan bengkak.
“Kami sudah datangi bidan desa dan menyatakan perihal tersebut, namun menurut bidan itu hal biasa bagi bayi yang diberikan imunisasi dan bagian bengkak tersebut cukup dikompres saja,” ujar M Sukri didampingi salah seorang kerabatnya, Senin (28/4/2014).
Tapi kedua orang tua Satria merasa janggal dengan gejala yang dialami oleh putranya usai diberikan imunisasi tersebut, sebab biasanya bayi yang baru saja diberikan imunisasi memang mengalami demam namun tidak begitu lama, dan yang lebih menghawatirkan lagi paha kiri anaknya bengkak dan bernanah.
“Saya kira ada yang salah pak, apakah obatnya atau peralatannya makanya jadi salah kejadian, saya sudah sampaikan hal ini kepada bidan yang memberikan imunisasi tetapi seakan tidak perduli, kemudian Satria langsung saya bawa ke RSMH Palembang,” ujarnya.
Setelah dirawat di RSMH Palembang, diketahui bahwa bengkak yang dialami anaknya harus dioperasi untuk mengeluarkan nanah, hal ini jelas membuat pihak keluarga menjadi cemas sebab takutnya nanti akan membuat cacat anak tersebut, sebab usianya baru 7 bulan.
“Menurut dokter harus dioperasi, sekarang anak saya dirawat di Instalasi Rawat Kelas Anak (IRKA) RSMH Palembang,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, M Lubis mengatakan, pihaknya baru memperoleh informasi tersebut, pihaknya juga sudah menghubungi Puskesmas Cengal untuk mengklarifikasinya.
“Informasi sementara yang saya dapat dari Kepala Puskesmas Cengal, memang usai diimunisasi terjadi abses atau bengkak pada paha bayi yang diimunisasi, namun saya belum mendapat laporan lengkapnya,” ujar Lubis.
Sementara itu Kepala Puskemas Cengal, Iwan Sastra Wijaya mengatakan, memang sebelumnya ada stafnya yang memberikan kegiatan imunisasi di Posyandu PT Lonsum, dan dari sekian banyak balita yang diberikan imunisasi memang ada orang tua yang melaporkan hal itu.
Namun pihaknya belum bisa memastikan apakah pembengkakan tersebut memang sebab dari imunisasi atau bukan.
“Kejadiannya memang sudah cukup lama, sekarang kami masih memastikan apakah hal tersebut terjadi akibat dari pemberian imunisasi atau bukan,” katanya.
(sms)