Bocah 4,5 tahun tewas, diduga korban KDRT
A
A
A
Sindonews.com - Ahmad Rifai, bocah berusia 4,5 tahun yang tinggal di Kecamatan Mengwi, Badung, tewas penuh dengan luka lebam. Diduga, Ahmad menjadi korban tindak kekerasan yang dilakukan pacar sang ayah korban yang kini kabur.
Jasad bocah malang itu masih dititipkan di kamar jenasah RSUP Sanglah Denpasar, menunggu proses lebih lanjut kepolisian. Dari hasil visum diketahui, ada beberapa bekas luka lebam pada tubuh korban, sehingga polisi mencium ada yang mencurigakan atas kematian Rifai.
Sebelum meninggal, Rifai sempat mendapat perawatan di rumah sakit, setelah dibawa oleh tetangganya Ibu Agung.
"Kami diberitahu Ibu Agung, tetangga korban yang mengantarnya ke rumah sakit," kata Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali Titik Suhariyati, kepada wartawan, Sabtu (19/4/2014).
Korban dibawa dengan mobil dari tempat tinggalnya, di Banjar Batu Lumbung, Desa Gulingan, dan menjalani perawatan sejak Rabu 16 April 2014, dan nyawanya tak terselamatkan. Korban meninggal tadi pagi, sekira pukul 04.30 WITA.
Dijelaskan Titik, dari keterangan Ibu Agung, kamatian korban dinilai mencurigakan, karena ada bekas-bekas luka sehingga memunculkan dugaan bocah malang itu menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Hanya saja, dari pengakuan ayah korban Ismail Marzuki (30), terkesan ditutup-tutupi dengan mengatakan, korban terjatuh dari sepeda motor dan terbentur.
Titik menegaskan, pihaknya yang mendapat laporan itu berusaha menindaklanjutinya, dengan meminta hasil visum dan konfirmasi polisi yang belakangan diketahui juga turun tangan melakukan penyelidikan.
"Kematian korban tidak wajar, ada dugaan mengalami KDRT. Siapa pelakunya itu yang perlu diungkap, kami dorong kepolisian untuk mengusut kasus ini," imbuhnya.
Terkait kematian Rifai, polisi mulai mencari siapa pelaku tindak kekerasan yang menyebabkan korban mengalami luka sampai akhirnya meninggal dunia.
Dugaan mengarah ke pacar ayah korban yang memang sudah tinggal bersama. Apalagi, setelah korban dibawa ke rumah sakit, wanita tersebut langsung kabur dan kini masih dalam penyelidikan kepolisian.
Jasad bocah malang itu masih dititipkan di kamar jenasah RSUP Sanglah Denpasar, menunggu proses lebih lanjut kepolisian. Dari hasil visum diketahui, ada beberapa bekas luka lebam pada tubuh korban, sehingga polisi mencium ada yang mencurigakan atas kematian Rifai.
Sebelum meninggal, Rifai sempat mendapat perawatan di rumah sakit, setelah dibawa oleh tetangganya Ibu Agung.
"Kami diberitahu Ibu Agung, tetangga korban yang mengantarnya ke rumah sakit," kata Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali Titik Suhariyati, kepada wartawan, Sabtu (19/4/2014).
Korban dibawa dengan mobil dari tempat tinggalnya, di Banjar Batu Lumbung, Desa Gulingan, dan menjalani perawatan sejak Rabu 16 April 2014, dan nyawanya tak terselamatkan. Korban meninggal tadi pagi, sekira pukul 04.30 WITA.
Dijelaskan Titik, dari keterangan Ibu Agung, kamatian korban dinilai mencurigakan, karena ada bekas-bekas luka sehingga memunculkan dugaan bocah malang itu menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Hanya saja, dari pengakuan ayah korban Ismail Marzuki (30), terkesan ditutup-tutupi dengan mengatakan, korban terjatuh dari sepeda motor dan terbentur.
Titik menegaskan, pihaknya yang mendapat laporan itu berusaha menindaklanjutinya, dengan meminta hasil visum dan konfirmasi polisi yang belakangan diketahui juga turun tangan melakukan penyelidikan.
"Kematian korban tidak wajar, ada dugaan mengalami KDRT. Siapa pelakunya itu yang perlu diungkap, kami dorong kepolisian untuk mengusut kasus ini," imbuhnya.
Terkait kematian Rifai, polisi mulai mencari siapa pelaku tindak kekerasan yang menyebabkan korban mengalami luka sampai akhirnya meninggal dunia.
Dugaan mengarah ke pacar ayah korban yang memang sudah tinggal bersama. Apalagi, setelah korban dibawa ke rumah sakit, wanita tersebut langsung kabur dan kini masih dalam penyelidikan kepolisian.
(san)