Pemkab Garut siap mengirim guru ke rumah warga
Pemkab Garut siap mengirim guru ke rumah warga
A
A
A
Sindonews.com – Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyatakan akan memenuhi permintaan warga di Desa Tanjungmulya, Kecamatan Pakenjeng, untuk memindahkan aktivitas belajar dari sekolah ke rumah warga.
Helmi pun sependapat bila sementara ini aktivitas belajar para siswa di Kampung Bokor dan Kampung Porehek, Desa Tanjungmulya, dipindahkan.
“Saya sangat setuju bila cara itu (pemindahan) dilakukan. Sangat tidak mungkin bagi anak-anak yang masih kecil untuk menyebrangi sungai. Nanti, lebih baik gurunya saja yang datang ke rumah atau madrasah. Bagaimana caranya, kami akan memikirkannya dan itu harus terlaksana,” kata Helmi kepada Koran Sindo, Kamis (17/4/2014).
Ia menjanjikan solusi atas masalah akses pendidikan bagi masyarakat di Desa Tanjungmulya ini akan diselesaikan segera. Terkait rencana perbaikan Jembatan Bokor yang telah mengalami kerusakan, Helmi mengaku sudah berkonsultasi dengan dinas terkait.
“Saya sudah komunikasi dengan Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Kabupaten Garut. Intinya sudah ada rencana untuk merevitalisasi jembatan yang sangat diperlukan warga. Meski demikian, rencana yang baru akan terealisasi ini sifatnya masih sementara. Maksudnya, jembatan yang akan kami dirikan dalam waktu segera ini sifatnya baru darurat, yang penting masyarakat bisa melintas dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjungmulya Yusep Kirman berharap agar Pemkab Garut dapat benar-benar melaksanakan janjinya. Menurutnya, terputusnya Jembatan Bokor yang memiliki bentangan sepanjang 80 meter ini telah membuat sebagian aktivitas masyarakat lumpuh.
“Aktivitas terhambat. Ekonomi, kesehatan, dan pendidikan sebagian warga di Kampung Bokor dan Porehek terganggu. Saya berharap pemerintah bisa merelaisasikan janjinya. Karena jika tidak, saya akan gelar demo bersama warga di sini,” ancamnya.
Helmi pun sependapat bila sementara ini aktivitas belajar para siswa di Kampung Bokor dan Kampung Porehek, Desa Tanjungmulya, dipindahkan.
“Saya sangat setuju bila cara itu (pemindahan) dilakukan. Sangat tidak mungkin bagi anak-anak yang masih kecil untuk menyebrangi sungai. Nanti, lebih baik gurunya saja yang datang ke rumah atau madrasah. Bagaimana caranya, kami akan memikirkannya dan itu harus terlaksana,” kata Helmi kepada Koran Sindo, Kamis (17/4/2014).
Ia menjanjikan solusi atas masalah akses pendidikan bagi masyarakat di Desa Tanjungmulya ini akan diselesaikan segera. Terkait rencana perbaikan Jembatan Bokor yang telah mengalami kerusakan, Helmi mengaku sudah berkonsultasi dengan dinas terkait.
“Saya sudah komunikasi dengan Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Kabupaten Garut. Intinya sudah ada rencana untuk merevitalisasi jembatan yang sangat diperlukan warga. Meski demikian, rencana yang baru akan terealisasi ini sifatnya masih sementara. Maksudnya, jembatan yang akan kami dirikan dalam waktu segera ini sifatnya baru darurat, yang penting masyarakat bisa melintas dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjungmulya Yusep Kirman berharap agar Pemkab Garut dapat benar-benar melaksanakan janjinya. Menurutnya, terputusnya Jembatan Bokor yang memiliki bentangan sepanjang 80 meter ini telah membuat sebagian aktivitas masyarakat lumpuh.
“Aktivitas terhambat. Ekonomi, kesehatan, dan pendidikan sebagian warga di Kampung Bokor dan Porehek terganggu. Saya berharap pemerintah bisa merelaisasikan janjinya. Karena jika tidak, saya akan gelar demo bersama warga di sini,” ancamnya.
(lns)
Explore More