Pasca pileg, usaha terapi menjamur
A
A
A
Sindonews.com - Pasca pemilihan umum legislatif usaha terapi untuk calon anggota legislatif yang kalah mulai menjamur di Kota Padangsidimpuan.
Seperti usaha Hipnoterapi yang dibuka di Jalan Sutoyo, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan ini. Khusus memberikan layanan terapi bagi caleg yang galau karena kalah pileg.
Menurut pemilik usaha hipnoterapi, Ganti Tua, klinik terapi caleg tersebut sengaja dibukanya agar para caleg yang mengalami beban mental tidak harus jauh-jauh berobat.
"Tidak ada tujuan lain, usaha ini saya buat agar bisa membantu para caleg yang menghadapi masalah besar," ungkapnya kepada KORAN SINDO MEDAN ketika ditemui, kemarin.
Dia mengaku prihatin dengan kondisi caleg yang stres karena gagal jadi legislator. Mereka harus pergi jauh keluar kota untuk menjalani pengobatan dan biayanya cukup besar.
"Kalau berobat di sini biayanya terjangkau, apalagi saya akan memberikan jaminan kesembuhan," ungkapnya. Tapi, sejak usahanya itu dibuka, belum ada satu pun caleg yang datang untuk berobat.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Padangsidimpuan, Muhammad Isnandar Nasution mengakui di Kota Padangsidimpuan belum sanggup untuk membangun rumah
sakit khusus penyakit jiwa.
Menurutnya, saat ini pemerintah belum punya kemampuan karena APBD Kota Padangsidimpuan belum memadai untuk untuk membangun rumah sakit."Rencana ada, tapi kemampuan anggaran belum memadai," tukasnya.
Dia juga mendukung apabila ada masyarakat yang membuka usaha seperti itu, terutama saat-saat sekarang ini. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan, akan banyak caleg yang mengalami beban mental yang berat pasca pemilu.
"Mudah-mudahan tidak terjadi seperti itu, karena saya yakin caleg di Padangsidimpuan tidak seperti caleg di daerah lain," tuturnya.
Seperti usaha Hipnoterapi yang dibuka di Jalan Sutoyo, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan ini. Khusus memberikan layanan terapi bagi caleg yang galau karena kalah pileg.
Menurut pemilik usaha hipnoterapi, Ganti Tua, klinik terapi caleg tersebut sengaja dibukanya agar para caleg yang mengalami beban mental tidak harus jauh-jauh berobat.
"Tidak ada tujuan lain, usaha ini saya buat agar bisa membantu para caleg yang menghadapi masalah besar," ungkapnya kepada KORAN SINDO MEDAN ketika ditemui, kemarin.
Dia mengaku prihatin dengan kondisi caleg yang stres karena gagal jadi legislator. Mereka harus pergi jauh keluar kota untuk menjalani pengobatan dan biayanya cukup besar.
"Kalau berobat di sini biayanya terjangkau, apalagi saya akan memberikan jaminan kesembuhan," ungkapnya. Tapi, sejak usahanya itu dibuka, belum ada satu pun caleg yang datang untuk berobat.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Padangsidimpuan, Muhammad Isnandar Nasution mengakui di Kota Padangsidimpuan belum sanggup untuk membangun rumah
sakit khusus penyakit jiwa.
Menurutnya, saat ini pemerintah belum punya kemampuan karena APBD Kota Padangsidimpuan belum memadai untuk untuk membangun rumah sakit."Rencana ada, tapi kemampuan anggaran belum memadai," tukasnya.
Dia juga mendukung apabila ada masyarakat yang membuka usaha seperti itu, terutama saat-saat sekarang ini. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan, akan banyak caleg yang mengalami beban mental yang berat pasca pemilu.
"Mudah-mudahan tidak terjadi seperti itu, karena saya yakin caleg di Padangsidimpuan tidak seperti caleg di daerah lain," tuturnya.
(lns)