Arkeolog temukan pondasi candi di Tuntang

Senin, 07 April 2014 - 19:08 WIB
Arkeolog temukan pondasi candi di Tuntang
Arkeolog temukan pondasi candi di Tuntang
A A A
Sindonews.com - Tim gabungan dari Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi UGM Yogyakarta, Geomorfologi ITB Bandung, serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang kembali menemukan artefak yang diduga peninggalan abad ke tujuh masehi di Dusun Ngreco, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

"Di hari terakhir penggalian, kami menemukan bangunan struktur pondasi candi. Namun belum bisa diketahui arah bidangnya kemana dan luasnya berapa. Yang jelas, struktur itu berada di dalam tanah sekitar batu umpak temuan sebelumnya dan memanjang timur ke barat,” ungkap ketua tim ekskavasi dari Pusat Arkeologi Nasional Jakarta, Agustijanto Indradjaja, Senin (7/4/2014).

Penemuan artefak ini melengkapi penemuan sebelumnya, berupa potongan batu bata, gerabah, dan jaladwara berfragmen dan batu umpak candi.

Sekaligus menguatkan dugaan bahwa di Dusun Ngreco jaman lampau pernah ada peradaban yang cukup maju. Hal ini terlihat dari adanya jaladwara berfragmen yang biasa digunakan masyarakat masa Dinasti Syailendra sebagai sarana untuk saluran air.

Jaladwara juga mengindikasikan adanya petirtaan yakni sumber air atau tempat
pemandian.

Menurut Agustijanto struktur pondasi candi diketahui memiliki dimensi panjang lebih kurang 3,6 meter berbahan susunan batu bata.

Struktur pondasi tersebut ditemukan setelah pihaknya sebanyak 14 kotak atau bidang tanah yang titik lokasinya berbeda.

Sementara di sisi utara pondasi, tim juga menemukan struktur tanah yang lebih keras dari struktur tanah di lokasi lain.

Adanya lapisan tanah keras ini dimungkinkan akan menjadi petunjuk baru terkait penelusuran jejak-jejak Syailendra di Pantura Jawa.

Keterbatasan waktu eksvakasi akhirnya membuat tim arkeolog melakukan pengamanan dan penelitian lanjut di tempat lain.

Sebagian batu bata dan gerabah dibawa untuk dikaji lebih lanjut lantaran ada semacam lapisan perekat berwarna hitam.

“Sementara untuk batu umpak, jaladwara berfragmen, serta temuan fondasi setelah didata dan didokumentasikan akan kami timbun lagi guna pengamanan sesuai standar operasional prosedur,” kata dia.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8403 seconds (0.1#10.140)