Belasan orang datangi kediaman Roy Suryo
A
A
A
Sindonews.com - Belasan orang yang mengatasnamakan Gerakan Muda untuk Kebudayaan NKRI (Gema Kebudayaan NKRI), Senin (7/4/2014) pagi mendatangi kediaman Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo di Jalan Magelang Km 5.
Mereka menuntut Roy tak ikut campur urusan Keraton Kasunanan Surakarta.
Peserta aksi mendatangi kediaman Roy pukul 09.30 WIB.
Mereka datang sembari menutup mulut dengan masker dan membentangkan berbagai poster.
Di antaranya “Roy Suryo Tidak Perlu Ikut Campur urusan Keraton Surakarta”, “Roy Suryo Harus Belajar Hukum Dulu Jika Ingin Jadi Mediator”, serta Roy Suryo Jadi Mediator Dulu Konflik Puro Pakualaman”.
Selama aksi berlangsung sekitar 30 menit, tak satu pun peserta aksi melakukan orasi. Aksi pun berakhir dengan tertib dan belasan orang dari Gema Kebudayaan NKRI membubarkan diri karena tak ada satu pun penghuni rumah yang menemui mereka.
Danang Mulyono, Koordinator aksi mengatakan, aksi tutup mulut dilakukan agar Presiden SBY maupun Roy Suryo sebagai pembantunya tidak ikut campur dalam urusan Keraton Surakarta.
Gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi tidak boleh diintervensi dan harus dibiarkan berjalan sesuai proses hukum.
“Kami minta beliau lebih berkonsentrasi menjalankan tugas sebagai Menpora dan tidak perlu menangani urusan di luar tugasnya itu,” ungkap Danang, Senin (7/4/2014).
Menurut Danang, pihaknya mempertanyakan kapasitas Roy dalam memediasi kisruh Keraton Surakarta. Apalagi, Roy bukanlah ahli hukum. Jika pun Roy beralasan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi, Danang menilai tidak ada relevansinya dengan Roy.
Dia menambahkan, terkait persoalan Daerah Istimewa Surakarta, adalah amanat konstitusi dan hak asal usul yang dijamin dalam UUD 1945.
Lagi pula, suatu daerah menjadi daerah istimewa tidak berarti daerah itu keluar dari NKRI. “Roy Suryo mestinya mencermati kaidah hukum sebelum bertindak sebagai mediator,” timpalnya.
Karena itu, menurut dia, daripada ikut campur urusan Keraton Solo alangkah lebih baik kerabat Puro Pakualaman itu menyelesaikan persoalan internal Puro Pakualaman.
“Enggak usah ikut campur. Lebih baik selesaikan di internal Pakualaman sebelum ke yang lain,” jelasnya.
Saat aksi berlangsung, kediaman Roy Suryo tampak sepi. Hanya ada seorang penjaga keamanan yang terlihat berjaga di halaman rumah. Sedangkan pemilik rumah tak terlihat menampakkan diri.
Mereka menuntut Roy tak ikut campur urusan Keraton Kasunanan Surakarta.
Peserta aksi mendatangi kediaman Roy pukul 09.30 WIB.
Mereka datang sembari menutup mulut dengan masker dan membentangkan berbagai poster.
Di antaranya “Roy Suryo Tidak Perlu Ikut Campur urusan Keraton Surakarta”, “Roy Suryo Harus Belajar Hukum Dulu Jika Ingin Jadi Mediator”, serta Roy Suryo Jadi Mediator Dulu Konflik Puro Pakualaman”.
Selama aksi berlangsung sekitar 30 menit, tak satu pun peserta aksi melakukan orasi. Aksi pun berakhir dengan tertib dan belasan orang dari Gema Kebudayaan NKRI membubarkan diri karena tak ada satu pun penghuni rumah yang menemui mereka.
Danang Mulyono, Koordinator aksi mengatakan, aksi tutup mulut dilakukan agar Presiden SBY maupun Roy Suryo sebagai pembantunya tidak ikut campur dalam urusan Keraton Surakarta.
Gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi tidak boleh diintervensi dan harus dibiarkan berjalan sesuai proses hukum.
“Kami minta beliau lebih berkonsentrasi menjalankan tugas sebagai Menpora dan tidak perlu menangani urusan di luar tugasnya itu,” ungkap Danang, Senin (7/4/2014).
Menurut Danang, pihaknya mempertanyakan kapasitas Roy dalam memediasi kisruh Keraton Surakarta. Apalagi, Roy bukanlah ahli hukum. Jika pun Roy beralasan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi, Danang menilai tidak ada relevansinya dengan Roy.
Dia menambahkan, terkait persoalan Daerah Istimewa Surakarta, adalah amanat konstitusi dan hak asal usul yang dijamin dalam UUD 1945.
Lagi pula, suatu daerah menjadi daerah istimewa tidak berarti daerah itu keluar dari NKRI. “Roy Suryo mestinya mencermati kaidah hukum sebelum bertindak sebagai mediator,” timpalnya.
Karena itu, menurut dia, daripada ikut campur urusan Keraton Solo alangkah lebih baik kerabat Puro Pakualaman itu menyelesaikan persoalan internal Puro Pakualaman.
“Enggak usah ikut campur. Lebih baik selesaikan di internal Pakualaman sebelum ke yang lain,” jelasnya.
Saat aksi berlangsung, kediaman Roy Suryo tampak sepi. Hanya ada seorang penjaga keamanan yang terlihat berjaga di halaman rumah. Sedangkan pemilik rumah tak terlihat menampakkan diri.
(sms)