Anak polisi dihajar massa usai curi sepatu
A
A
A
Sindonews.com - Dimas Ardin alias Killer (19) warga Kompleks Puri Tamansari, Blok L3 Nomor 5, Jalan Toddopuli 10, Makassar babak belur dihajar warga Jalan Adiyaksa II, Pondok Noval, Panakukkang usai mencuri enam pasang sepatu.
Pelaku yang tertangkap tangan dan babak belur ini merupakan anak dari pasangan Zm yang bekerja sebagai PNS di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Makassar, sedangkan Ibunya Wr merupakan Polisi Wanita (Polwan) berpangkat Ajun Komisaris Polisi.
Pelaku mengaku nekat melakukan aksi tak terpuji itu lantaran ingin membeli obat terlarang. Dia juga mengakui jika dirinya adalah pencandu berat narkoba jenis sabu dan putau.
"Ibu saya minta pensiun dini waktu saya ditangkap gara-gara kasus narkoba, katanya malu masuk kantor. Ibu dulu bertugas di Polda bagian personalia," kata Dimas, saat ditemui di Polsek Panakkukang, Minggu (6/4/2014).
Pelaku melakukan aksinya seorang diri. Dia kepergok warga setelah berhasil menggasak sejumlah sepatu milik Arif (23), Kandi (24), dan Emil (28), yang merupakan penghuni pondok tersebut.
Pria yang dipenuhi tatto di sekujur tubuhnya tersebut mengalami luka di bagian kepala, dan kaki akibat diamuk massa dengan menggunakan balok. Dia juga sempat diceburkan ke dalam got yang penuh dengan lumpur.
Diduga, pelaku yang bekerja sebagai seniman tatto tersebut merupakan spesialis pencurian rumah kosong. Pasalnya, saat melakukan aksinya, pelaku sempat mencoba untuk membuka salah satu kamar milik penghuni kost tersebut.
"Pelaku ini sempat gedor-gedor pintu kamar kost. Warga yang liat langsung berteriak maling. Kami langsung keluar kamar dan melihat sepatu sudah tidak ada. Pelaku ditangkap dan langsung dihajar warga," kata Arif.
Sementara itu, Kapolsek Panakkukang, Kompol Tri Hambodo, mengatakan, kasus tersebut sementara diproses oleh penyidik reserse kriminal.
Pelaku yang tertangkap tangan dan babak belur ini merupakan anak dari pasangan Zm yang bekerja sebagai PNS di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Makassar, sedangkan Ibunya Wr merupakan Polisi Wanita (Polwan) berpangkat Ajun Komisaris Polisi.
Pelaku mengaku nekat melakukan aksi tak terpuji itu lantaran ingin membeli obat terlarang. Dia juga mengakui jika dirinya adalah pencandu berat narkoba jenis sabu dan putau.
"Ibu saya minta pensiun dini waktu saya ditangkap gara-gara kasus narkoba, katanya malu masuk kantor. Ibu dulu bertugas di Polda bagian personalia," kata Dimas, saat ditemui di Polsek Panakkukang, Minggu (6/4/2014).
Pelaku melakukan aksinya seorang diri. Dia kepergok warga setelah berhasil menggasak sejumlah sepatu milik Arif (23), Kandi (24), dan Emil (28), yang merupakan penghuni pondok tersebut.
Pria yang dipenuhi tatto di sekujur tubuhnya tersebut mengalami luka di bagian kepala, dan kaki akibat diamuk massa dengan menggunakan balok. Dia juga sempat diceburkan ke dalam got yang penuh dengan lumpur.
Diduga, pelaku yang bekerja sebagai seniman tatto tersebut merupakan spesialis pencurian rumah kosong. Pasalnya, saat melakukan aksinya, pelaku sempat mencoba untuk membuka salah satu kamar milik penghuni kost tersebut.
"Pelaku ini sempat gedor-gedor pintu kamar kost. Warga yang liat langsung berteriak maling. Kami langsung keluar kamar dan melihat sepatu sudah tidak ada. Pelaku ditangkap dan langsung dihajar warga," kata Arif.
Sementara itu, Kapolsek Panakkukang, Kompol Tri Hambodo, mengatakan, kasus tersebut sementara diproses oleh penyidik reserse kriminal.
(sms)