Jawaban UN SMA di Surabaya bocor
A
A
A
Sindonews.com - Kekhawatiran banyak pihak soal didistribusikannya soal ujian nasional (UN) jauh-jauh hari dari pelaksanaan akhirnya terbukti. Sejumlah siswa SMA di Surabaya mengaku mendapat tawaran jawaban atas bocoran soal UN.
Untuk mendapatkan jawaban bocoran tiap mata pelajaran (Mapel), per-siswa dibanderol Rp190 ribu. Banyak siswa yang langsung menyanggupi dengan alasan soal-soal UN tahun ini memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Praktek culas pra UN ini diungkap Edi Suyatno, Kabiro Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PGRI Jawa Timur. Ironisnya, ini diungkapkan Edi pada forum Dialog Pendidikan Implementasi Kurikulum 2013 dan Ujian Nasional 2014, di Hotel Novotel Surabaya. Hadir sebagai salah satu pembicara, Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi dan Media, Sukemi.
“Tiap anak diminta bayar Rp200 ribu, tepatnya Rp190 ribu. Penawaran ini disampaikan ke sekelompok anak di SMA swasta di Surabaya,” ungkap Edi, Kamis (3/4/2014).
Sementara itu, di luar ruang dialog berlangsung, Edi lebih merinci temuan awal yang kini masih menjadi obyek investigasi lembaganya. Penawaran dilakukan oknum dari Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) yang ada.
“PGRI belum memutuskan melaporkan masalah ini ke pihak berwajib. Kami investigasi dulu,” katanya.
Edi menilai proses cetak, pengemasan dan pengiriman soal bisa saja mengikuti standar operasional dan prosedur. Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim juga dinilainya sudah sesuai aturan. Kendati demikian, Edi menengarai keberadaan oknum-oknum yang berupaya mengambil keuntungan pribadi.
Untuk mendapatkan jawaban bocoran tiap mata pelajaran (Mapel), per-siswa dibanderol Rp190 ribu. Banyak siswa yang langsung menyanggupi dengan alasan soal-soal UN tahun ini memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Praktek culas pra UN ini diungkap Edi Suyatno, Kabiro Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PGRI Jawa Timur. Ironisnya, ini diungkapkan Edi pada forum Dialog Pendidikan Implementasi Kurikulum 2013 dan Ujian Nasional 2014, di Hotel Novotel Surabaya. Hadir sebagai salah satu pembicara, Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi dan Media, Sukemi.
“Tiap anak diminta bayar Rp200 ribu, tepatnya Rp190 ribu. Penawaran ini disampaikan ke sekelompok anak di SMA swasta di Surabaya,” ungkap Edi, Kamis (3/4/2014).
Sementara itu, di luar ruang dialog berlangsung, Edi lebih merinci temuan awal yang kini masih menjadi obyek investigasi lembaganya. Penawaran dilakukan oknum dari Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) yang ada.
“PGRI belum memutuskan melaporkan masalah ini ke pihak berwajib. Kami investigasi dulu,” katanya.
Edi menilai proses cetak, pengemasan dan pengiriman soal bisa saja mengikuti standar operasional dan prosedur. Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim juga dinilainya sudah sesuai aturan. Kendati demikian, Edi menengarai keberadaan oknum-oknum yang berupaya mengambil keuntungan pribadi.
(rsa)