Asal usul gelap, bayi Incerah sulit dapat akte
A
A
A
Sindonews.com - Tim Gabungan Polres Mojokerto, Dinas Sosial dan BKKBN Kabupaten Mojokerto kesulitan melacak asal usul 18 bayi yang berada di Yayasan Incerah. Sebab, banyak data yang diberikan oleh pemilik yayasan Sari Agustiani palsu.
"Baru tiga bayi yang dilakukan pelacakan, belum 18 bayi. Sampai hari ini belum jelas siapa orang tuanya dan dari mana asal usulnya. Masih dilakukan wawancara dengan pemilik Yayasan Incerah Sari Agustiani," kata Kepala BKKBN Kabupaten Mojokerto Yudha Hadi, Rabu (2/4/2014).
Sebelumnya, pemilik yayasan masih memberikan tiga data bayi. Petugas gabungan kemudian melakukan krocek dari mana asal usul bayi tersebut. Hasilnya, hanya satu bayi saja yang jelas asal usulnya.
"Hanya satu bayi yang jelas. Dia berasal dari Surabaya. Saya tidak yakin mereka semua jelas siapa orang tuanya. Kami lakukan ini untuk kebutuhan kepengurusan akte anak," terang Yudha.
Selanjutnya, jika pihak yayasan tidak bisa memberikan kejelasan, maka Tim Gabungan akan melakukan langkah evakuasi terhadap para bayi ke shelter milik Dinas Sosial di Kabupaten Sidoarjo.
"Pendalaman masih berlangsung. Pemilik yayasan seperti menutupi, tidak terbuka. Jika ini dibiarkan, kami akan evakuasi para bayi. Toh di sini (Pondok bayi) mereka terserang penyakit, karena lokasi tidak higienis," ungkapnya.
Sebelumnya, sejumlah warga di Dusun/Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, protes atas keberadaan tempat penampungan belasan bayi itu.
Warga menduga, pondok bayi yang bernama Incerah ini menjadi sindikat traficking. Namun, pihak kepolisian belum menemukan unsur pidana atas keberadaan penampungan bayi hasil hubungan gelap itu.
Baca juga:
Kotor, bayi-bayi Pondok Incerah akan dievakuasi
"Baru tiga bayi yang dilakukan pelacakan, belum 18 bayi. Sampai hari ini belum jelas siapa orang tuanya dan dari mana asal usulnya. Masih dilakukan wawancara dengan pemilik Yayasan Incerah Sari Agustiani," kata Kepala BKKBN Kabupaten Mojokerto Yudha Hadi, Rabu (2/4/2014).
Sebelumnya, pemilik yayasan masih memberikan tiga data bayi. Petugas gabungan kemudian melakukan krocek dari mana asal usul bayi tersebut. Hasilnya, hanya satu bayi saja yang jelas asal usulnya.
"Hanya satu bayi yang jelas. Dia berasal dari Surabaya. Saya tidak yakin mereka semua jelas siapa orang tuanya. Kami lakukan ini untuk kebutuhan kepengurusan akte anak," terang Yudha.
Selanjutnya, jika pihak yayasan tidak bisa memberikan kejelasan, maka Tim Gabungan akan melakukan langkah evakuasi terhadap para bayi ke shelter milik Dinas Sosial di Kabupaten Sidoarjo.
"Pendalaman masih berlangsung. Pemilik yayasan seperti menutupi, tidak terbuka. Jika ini dibiarkan, kami akan evakuasi para bayi. Toh di sini (Pondok bayi) mereka terserang penyakit, karena lokasi tidak higienis," ungkapnya.
Sebelumnya, sejumlah warga di Dusun/Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, protes atas keberadaan tempat penampungan belasan bayi itu.
Warga menduga, pondok bayi yang bernama Incerah ini menjadi sindikat traficking. Namun, pihak kepolisian belum menemukan unsur pidana atas keberadaan penampungan bayi hasil hubungan gelap itu.
Baca juga:
Kotor, bayi-bayi Pondok Incerah akan dievakuasi
(san)