Alat deteksi longsor UGM terpasang di proyek Pertamina
A
A
A
Sindonews.com – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memanfaatkan alat deteksi longsor hasil karya cipta civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) di delapan area proyeknya.
Sebelumnya alat deteksi itu dipasang di beberapa daerah rawan bencana untuk membantu masyarakat dan pemerintah daerah.
Pemasangan alat monitoring dan sistem peringatan dini longsor ditempatkan di delapan lokasi area proyek eksplorasi pemanfaatan sumber panas bumi meliputi di Karaha Bodas (Jabar), Kamojang (Jabar), Ulubelu (Lampung), Hululais (Bengkulu), Sungai Penuh (Jambi), Sibayak (Sumut) dan Lahendong (Sulut).
"Alat monitor dan deteksi bencana longsor ini terdiri dari ektensometer, tilmeter, curah hujan, ultrasonik dan IP kamera. Alat buatan kami ini memang diperuntukkan mendeteksi bahaya longsor, terutama di daerah perbukitan dan pegunungan yang menjadi lokasi sumber panas bumi di Indonesia," ujar salah satu perancang alat deteksi longsor Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD di UGM Jumat (28/2/2014).
Dwikorita menjelaskan, letak sumber panas bumi yang berada di kawasan pegunungan, umumnya memiliki topografi lereng yang cukup terjal, struktur geologi yang komplek dan adanya alterasi yang menghasilkan tanah yang cukup tebal.
Kondisi tersebut jelas mengakibatkan daerah sumber panas bumi rentan terhadap kejadian tanah longsor.
Sebelum pemasangan alat di lokasi, Dwikorita mengungkakan, tim peneliti UGM telah melakukan pemetaaan potensi bahaya tanah longsor di daerah lokasi sumber panas bumi.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui lokasi yang rentan longsor, sekaligus menjadi tindakan mitigasi agar mampu menghindari terjadinya tanah longsor.
"Ini semua dilakukan tentu untuk melindungi pekerja maupun infrastruktur vital perusahaan panas bumi agar kerugian baik korban jiwa maupun aset perusahaan dapat dihindari," kata Dosen Geologi UGM ini.
Sebelum digunakan oleh PT Pertamina, alat deteksi longsor buatan peneliti UGM tersebut lebih dahulu telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di daerah rawan risiko bahaya longsor seperti di Karanganyar, Kebumen dan Situbondo.
Alat deteksi longsor ini juga telah dimanfaatkan oleh industri pertambangan di luar negeri seperti di China dan Myanmar.
Sebelumnya alat deteksi itu dipasang di beberapa daerah rawan bencana untuk membantu masyarakat dan pemerintah daerah.
Pemasangan alat monitoring dan sistem peringatan dini longsor ditempatkan di delapan lokasi area proyek eksplorasi pemanfaatan sumber panas bumi meliputi di Karaha Bodas (Jabar), Kamojang (Jabar), Ulubelu (Lampung), Hululais (Bengkulu), Sungai Penuh (Jambi), Sibayak (Sumut) dan Lahendong (Sulut).
"Alat monitor dan deteksi bencana longsor ini terdiri dari ektensometer, tilmeter, curah hujan, ultrasonik dan IP kamera. Alat buatan kami ini memang diperuntukkan mendeteksi bahaya longsor, terutama di daerah perbukitan dan pegunungan yang menjadi lokasi sumber panas bumi di Indonesia," ujar salah satu perancang alat deteksi longsor Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD di UGM Jumat (28/2/2014).
Dwikorita menjelaskan, letak sumber panas bumi yang berada di kawasan pegunungan, umumnya memiliki topografi lereng yang cukup terjal, struktur geologi yang komplek dan adanya alterasi yang menghasilkan tanah yang cukup tebal.
Kondisi tersebut jelas mengakibatkan daerah sumber panas bumi rentan terhadap kejadian tanah longsor.
Sebelum pemasangan alat di lokasi, Dwikorita mengungkakan, tim peneliti UGM telah melakukan pemetaaan potensi bahaya tanah longsor di daerah lokasi sumber panas bumi.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui lokasi yang rentan longsor, sekaligus menjadi tindakan mitigasi agar mampu menghindari terjadinya tanah longsor.
"Ini semua dilakukan tentu untuk melindungi pekerja maupun infrastruktur vital perusahaan panas bumi agar kerugian baik korban jiwa maupun aset perusahaan dapat dihindari," kata Dosen Geologi UGM ini.
Sebelum digunakan oleh PT Pertamina, alat deteksi longsor buatan peneliti UGM tersebut lebih dahulu telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di daerah rawan risiko bahaya longsor seperti di Karanganyar, Kebumen dan Situbondo.
Alat deteksi longsor ini juga telah dimanfaatkan oleh industri pertambangan di luar negeri seperti di China dan Myanmar.
(lns)