Goa Gunung Madu, saksi bisu perjuangan melawan Jepang

Kamis, 13 Februari 2014 - 15:56 WIB
Goa Gunung Madu, saksi bisu perjuangan melawan Jepang
Goa Gunung Madu, saksi bisu perjuangan melawan Jepang
A A A
Sindonews.com - Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah Kecamatan Klego dan juga Simo Kabupaten Boyolali, pastinya tidak asing lagi dengan keberadaan goa yang berada di perbukitan Gunung Madu.

Selain lokasinya di pinggir Jalan Raya Klego -Simo, goa tersebut jumlahnya cukup banyak, sehingga mudah diingingat oleh masyarakat.

Tapi, mungkin tidak banyak yang tahu, jika goa tersebut merupakan saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Jepang menjelang
kemerdekaan puluhan tahun silam.

Goa tersebut konon dijadikan tempat untuk persembunyian rakyat Indonesia dan para pejuang untuk mengelabuhi para tentara Jepang yang melintas di kawasan tersebut.

Rusno, adalah salah seorang warga yang pernah bersembunyi di goa itu. Dia menceritaka, goa itu dulu berjumlah lima yang biasa digunakan untuk bersembunyi warga dari Jepang.

Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, banyak yang mengandalkan tempat tersebut untuk bersembunyi. Untuk mengelabui Jepang, mulut goa biasanya ditutup dengan rerumputan atau sampah sehingga tak terlihat dari luar.

Belum pernah sekalipun, rakyat yang bersembunyi di dalam goa itu tertangkap oleh Jepang.

"Biasanya para perempuan dan anak-anak yang diprioritaskan masuk pada
pagi hari dan kembali ke rumah masing-masing saat malam hari atau jika
kondisi sudah aman," tutur kakek 80 tahun itu.

Rusno ingin goa itu dijaga dan dilestarikan, karena menyimpan sejarah. Tapi yang terjadi saat ini, goa dijadikan tempat muda-mudi berkumpul bahkan melakukan tindakan yang menyimpang.

Fitrianto juga warga mengatakan,karena lokasinya sempi dari pemukiman penduduk, seringkali goa itu dijadikan tempat pacaran.

Ia berharap saksi bisu tersebut dirawat dan dijaga oleh masyarakat
karena merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat penjajahan.

"Kalau dibiarkan begitu terus lama-lama goa akan rusak dan tidak ada bekasnya, kalau sudah seperti ini mau cerita ke anak cucu sudah sulit," ucapnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8166 seconds (0.1#10.140)