Jadi magnet wisatawan & investor, Bantaeng kini disanjung

Sabtu, 08 Februari 2014 - 09:13 WIB
Jadi magnet wisatawan...
Jadi magnet wisatawan & investor, Bantaeng kini disanjung
A A A
KEMAJUAN Bantaeng yang sangat cepat tidak lepas dari peran Brigade Siaga Bencana. Brigade ini merupakan pelayan-pelayan kesehatan yang siap menjaga kesehatan warga Bantaeng selama 24 jam penuh. Inilah program Bupati Bantaeng Dr Ir HM Nurdin Abdullah yang berhasil mengangkat nama Bantaeng.

Dalam melayani warga, Brigade ini difasilitasi ambulans yang dilengkapi peralatan lengkap dan dokter yang telah memiliki sertifikasi ATLS dan General Emergency Live Support.

"Warga Bantaeng yang sakit tinggal menelpon ke 113, maka ambulans, dokter yang dilengkapi peralatan kedokteran akan datang ke rumah warga. Ini gratis dan waktu kerjanya 24 jam," kata Nurdin, kepada Sindonews, di Jakarta, Rabu 5 Februari 2014.

Untuk penanggulangan kebakaran, Brigade Siaga Bencana difasilitasi armada pemadam kebakaran, dan armada speed boat untuk wilayah kelautan. Semua fasilitas itu merupakan sumbangan dari Jepang. Dengan begitu, Nurdin tidak perlu menggunakan dana APBD dalam membangun Bantaeng.

Beberapa masalah sudah teratasi. Di bidang ekonomi, Nurdin membangunkan kembali pertanian Bantaeng yang sudah lama lesu menjadi daerah yang menyediakan komoditas berbasis pasar. Semua komoditi unggulan ditanam, mulai dari padi, jagung, dan talas. Di pegunungan, petani menanam aneka buah, sayuran organik, dan bunga hias.

Saat ini, Bantaeng merupakan pengekspor talas terbesar di Jepang. Kebutuhan kentang Jepang selama setahun 360 ribu ton. Jepang memiliki ketergantungan ekspor talas dari Bantaeng, minimal 10 ton sehari. Selebihnya, dijual ke PT Global Seafood Internasional Indonesia.

Kabupaten ini juga terus mengembangkan benih padi, jagung, dan kentang berbasis teknologi. Perlahan namun pasti, investor dan industri mulai berdatangan ke Bantaeng. Kabupaten dengan penduduk yang tadinya melarat, maju perlahan. Masyarakat tradisional di Bantaeng, berangsur menjadi masyarakat modern.

Selain itu, wilayah ini juga mulai merambah ke wilayah wisata. Potensi alam yang dimiliki seperti gunung, air terjun, dan pantai, dari yang tadinya tidak terawat dan suram, seperti disulap menjadi tempat wisata nan indah dengan berbagai fasilitas modern kelas internasional.

Kebudayaan Bantaeng yang cukup kaya dan tua juga dimanfaatkan Nurdin menjadi tempat wisata yang potensial. Sebut saja Balla Lompoa Bantaeng, Masjid Yua Tompong, dan Gua Batu Ejaya. Belum lagi wisata perkebunan apel, strawberry, dan bunga krisan yang kini sangat diminati wisatawan dalam dan luar negeri.

Dengan sejumlah program ekonomi tersebut, kesejahteraan masyarakat Bantaeng mengalami kemajuan pesat. Guna memaksimalkan ekonomi masyarakat desa, Bantaeng mendirikan BUMDes sebagai pengikat lembaga-lembaga ekonomi desa. Dengan ditunjang pelayanan masyarakat yang maksimal, kegiatan itu mampu mendongkrak peran masyarakat dalam pembangunan.

Tercatat, pertumbuhan ekonomi Bantaeng meningkat 8,9 persen. Angka kemiskinan di tahun 2008 yang mencapai sekira 12,12 persen dapat ditekan menjadi 5 persen, pada tahun 2012. Angka pengangguran yang di tahun 2008 sekira 12,09 persen, ditekan menjadi 3,75 persen. Dengan cepat, Bantaeng berada di posisi ke-5 daerah pertumbuhan tercepat. Bravo!

Baca juga: Bagian pertama
Selesai.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8264 seconds (0.1#10.140)