Polisi bebaskan 8 warga sipil yang ditangkap
A
A
A
Sindonews.com - Khawatir dengan nasib keluarga mereka yang diamankan polisi saat terjadinya peristiwa baku tembak, membuat sekelompok ibu-ibu rumah tangga mendatangi Markas Kepolisian Resort Poso dengan turut membawa serta anak-anak mereka.
Mereka mengaku resah, karena sejak diamankan polisi, tidak ada kabar dari keluarga mereka itu. Suasana isak tangis mewarnai ruang lobby Polres Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), saat delapan orang warga yang ditahan polisi sejak Kamis 6 Februari 2014 siang kemarin dipertemukan dengan keluarga mereka.
Sejumlah ibu yang lain, bahkan memeriksa bagian-bagian tubuh dari anggota keluarga mereka untuk memastikan tidak ada bekas kekerasan selama diamankan di markas Kepolisian Resort Poso.
Kedelapan orang yang diamankan polisi itu masing-masing bernama Suherman (40), termasuk 3 anaknya yaitu Surip (19), Dani (16), Firman (15), Darmawan, Subeki, Mulyadi, dan Basarudin. Kedelapan orang itu akhirnya dilepas polisi.
Kapolres Poso AKBP Susnadi menerangkan, kedelapan orang warga tersebut diamankan untuk dimintai keterangan, karena mereka berada di lokasi yang menjadi peristiwa baku tembak antara polisi dan kelompok teroris.
"Polisi sebenarnya sudah hendak mengembalikan kedelapan orang itu ke rumah mereka masing-masing sebelum tiba-tiba para ibu itu mendatangi Mapolres Poso," ujar Susnadi, kepada wartawan, Jumat (7/2/2014).
Sementara itu, Suherman, seorang yang ditahan mengakui dirinya diamankan polisi saat turun dari lokasi kebun, karena takut terkena peluru disaat terjadinya baku tembak itu. Saat turun itu, dia bertemu dengan anggota Brimob. Merekapun langsung dibawa ke Mapolres Poso.
Suherman mengaku senang akhirnya bisa bebas kembali. Kedelapan orang warga yang umumnya warga Kampung Baru, Desa Padalembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, itu kemudian diantar pulang kerumah mereka masing-masing disertai pengamanan dari petugas dari Kepolisian Resort Poso.
Mereka mengaku resah, karena sejak diamankan polisi, tidak ada kabar dari keluarga mereka itu. Suasana isak tangis mewarnai ruang lobby Polres Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), saat delapan orang warga yang ditahan polisi sejak Kamis 6 Februari 2014 siang kemarin dipertemukan dengan keluarga mereka.
Sejumlah ibu yang lain, bahkan memeriksa bagian-bagian tubuh dari anggota keluarga mereka untuk memastikan tidak ada bekas kekerasan selama diamankan di markas Kepolisian Resort Poso.
Kedelapan orang yang diamankan polisi itu masing-masing bernama Suherman (40), termasuk 3 anaknya yaitu Surip (19), Dani (16), Firman (15), Darmawan, Subeki, Mulyadi, dan Basarudin. Kedelapan orang itu akhirnya dilepas polisi.
Kapolres Poso AKBP Susnadi menerangkan, kedelapan orang warga tersebut diamankan untuk dimintai keterangan, karena mereka berada di lokasi yang menjadi peristiwa baku tembak antara polisi dan kelompok teroris.
"Polisi sebenarnya sudah hendak mengembalikan kedelapan orang itu ke rumah mereka masing-masing sebelum tiba-tiba para ibu itu mendatangi Mapolres Poso," ujar Susnadi, kepada wartawan, Jumat (7/2/2014).
Sementara itu, Suherman, seorang yang ditahan mengakui dirinya diamankan polisi saat turun dari lokasi kebun, karena takut terkena peluru disaat terjadinya baku tembak itu. Saat turun itu, dia bertemu dengan anggota Brimob. Merekapun langsung dibawa ke Mapolres Poso.
Suherman mengaku senang akhirnya bisa bebas kembali. Kedelapan orang warga yang umumnya warga Kampung Baru, Desa Padalembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, itu kemudian diantar pulang kerumah mereka masing-masing disertai pengamanan dari petugas dari Kepolisian Resort Poso.
(san)