Macet buat warga terpaksa terobos genangan

Macet buat warga terpaksa terobos genangan
A
A
A
Sindonews.com - Hujan yang mengguyur wilayah ibu kota menyisakan sejumlah genangan di beberapa lokasi di Jakarta. Akibatnya, kemacetan di pusat pemerintahan ini tidak dapat terelakan lagi.
Selain karena genangan, kemacetan terjadi karena ada beberapa kendaraan yang bandel untuk menerobos genangan, namun tidak berhasil dan mogok. Sehingga ruas jalan berkurang.
Pantauan di lapangan kemacetan terjadi di Jalan Cik Dit Tiro, Menteng, Jakarta Pusat. Kemacetan ini mengular mulai dari kawasan tugu tani, sebab di depan PLN Gambir terjadi genangan setinggi 20 cm, akibatnya kendaraan yang melintas dari Tugu Tani hendak menuju Jalan Medan Merdeka Utara di alihkan ke arah Merdeka Selatan.
Dari perempatan Jalan Sutan Syahrir menuju kawasan Tugu Tani ditempuh dalam waktu 45 menit menggunakan motor. Padahal biasanya untuk jarak tersebut biasa ditempuh dalam waktu 15-20 menit.
Hal serupa juga terjadi di kawasan Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara, genangan setinggi 45 cm terjadi di depan mal Mangga Dua square.
Meskipun ada mesin pompa sedot di Mangga Dua, tidak sepenuhnya berfungsi untuk mengatasi genangan di wilayah tersebut. Di kawasan ini terlihat ada tiga unit mobil mogok lantaran berusaha menerobos genangan. Ada pula pemotor yang menaikkan motornya ke atas gerobak.
Kaswanir (46), pengendara mobil Toyota avanza merupakan salah seorang yang menjadi korban genangan. Mobil yang dikendarainya mogok di tengah genangan. Atas peristiwa ini dirinya terpaksa memanggil montir dari pihak Toyota untuk menarik serta memperbaiki mesin mobilnya yang tidak bisa nyala.
Dia mengaku terpaksa menerobos genangan tersebut. Pasalnya kemacetan sudah terjadi di sepanjang jalan RE Martadinata.
Ketika tiba di perempatan Gunung Sahari kendaraan terkunci hampir tidak bisa bergerak. Dari Tanjung Priok hinngga Gunung Sahari ditempuh dalam waktu dua jam. Padahal biasanya jalur tersebut biasa ditempuh dalam waktu 30 menit.
"Terus terang saya sudah penat dengan kemacetan, mau balik arah macet juga, akhirnya saya paksakan menerobos genangan dan mogok," ucapnya sambil memperhatikan para montir memperbaiki mobilnya.
Dirinya merasa heran kenapa saat ini ketika hujan deras dengan waktu yang tidak begitu lama pasti menimbulkan genangan. Kalau sekarang, genangan tidak hanya diakibatkan banjir lima tahunan tapi seiap kali hujan mengguyur Jakarta. "Jika terus menerus ini lama kelamaan jalan bisa amblas," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Ridwan, dirinya harus bersabar ketika hendak menuju lapangan Banteng dari Manggarai. Pria yang bekerja di perusahaan swasta ini melintas dari Manggarai, ketika hendak menuju Jalan Tambak ada plang yang dipasang warga lantaran di kolong Manggarai tergenang.
Akhirnya dirinya memilih Jalan Cik Dit Tiro. Dari sini hingga Tugu Tani ditempuh dalam waktu 45 menit. Setelah melewati Tugu Tani lalu lintas berangsur normal, ternyata kemacetan terjadi lantaran banyak kendaraan yang mengindari genangan, akibatnya luas jalan menjadi sempit dan berimbas sampai perempatan jalan Sutan Syahrir.
"Biasanya meskipun macet motor bisa melintas, namun kemarin sampai ada motor yang naik trotoar karena kemacetannya cukup panjang," ujar pria 32 tahun ini.
Selain karena genangan, kemacetan terjadi karena ada beberapa kendaraan yang bandel untuk menerobos genangan, namun tidak berhasil dan mogok. Sehingga ruas jalan berkurang.
Pantauan di lapangan kemacetan terjadi di Jalan Cik Dit Tiro, Menteng, Jakarta Pusat. Kemacetan ini mengular mulai dari kawasan tugu tani, sebab di depan PLN Gambir terjadi genangan setinggi 20 cm, akibatnya kendaraan yang melintas dari Tugu Tani hendak menuju Jalan Medan Merdeka Utara di alihkan ke arah Merdeka Selatan.
Dari perempatan Jalan Sutan Syahrir menuju kawasan Tugu Tani ditempuh dalam waktu 45 menit menggunakan motor. Padahal biasanya untuk jarak tersebut biasa ditempuh dalam waktu 15-20 menit.
Hal serupa juga terjadi di kawasan Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara, genangan setinggi 45 cm terjadi di depan mal Mangga Dua square.
Meskipun ada mesin pompa sedot di Mangga Dua, tidak sepenuhnya berfungsi untuk mengatasi genangan di wilayah tersebut. Di kawasan ini terlihat ada tiga unit mobil mogok lantaran berusaha menerobos genangan. Ada pula pemotor yang menaikkan motornya ke atas gerobak.
Kaswanir (46), pengendara mobil Toyota avanza merupakan salah seorang yang menjadi korban genangan. Mobil yang dikendarainya mogok di tengah genangan. Atas peristiwa ini dirinya terpaksa memanggil montir dari pihak Toyota untuk menarik serta memperbaiki mesin mobilnya yang tidak bisa nyala.
Dia mengaku terpaksa menerobos genangan tersebut. Pasalnya kemacetan sudah terjadi di sepanjang jalan RE Martadinata.
Ketika tiba di perempatan Gunung Sahari kendaraan terkunci hampir tidak bisa bergerak. Dari Tanjung Priok hinngga Gunung Sahari ditempuh dalam waktu dua jam. Padahal biasanya jalur tersebut biasa ditempuh dalam waktu 30 menit.
"Terus terang saya sudah penat dengan kemacetan, mau balik arah macet juga, akhirnya saya paksakan menerobos genangan dan mogok," ucapnya sambil memperhatikan para montir memperbaiki mobilnya.
Dirinya merasa heran kenapa saat ini ketika hujan deras dengan waktu yang tidak begitu lama pasti menimbulkan genangan. Kalau sekarang, genangan tidak hanya diakibatkan banjir lima tahunan tapi seiap kali hujan mengguyur Jakarta. "Jika terus menerus ini lama kelamaan jalan bisa amblas," ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Ridwan, dirinya harus bersabar ketika hendak menuju lapangan Banteng dari Manggarai. Pria yang bekerja di perusahaan swasta ini melintas dari Manggarai, ketika hendak menuju Jalan Tambak ada plang yang dipasang warga lantaran di kolong Manggarai tergenang.
Akhirnya dirinya memilih Jalan Cik Dit Tiro. Dari sini hingga Tugu Tani ditempuh dalam waktu 45 menit. Setelah melewati Tugu Tani lalu lintas berangsur normal, ternyata kemacetan terjadi lantaran banyak kendaraan yang mengindari genangan, akibatnya luas jalan menjadi sempit dan berimbas sampai perempatan jalan Sutan Syahrir.
"Biasanya meskipun macet motor bisa melintas, namun kemarin sampai ada motor yang naik trotoar karena kemacetannya cukup panjang," ujar pria 32 tahun ini.
(mhd)