Dibui, tak halangi Deni nikahi sang kekasih
A
A
A
Sindonews.com - Cinta tak dapat dipisahkan dengan jeruji besi sekalipun. Ungkapan itu barangkali cocok untuk menggambarkan kisah cinta seorang tahanan kasus pencurian laptop Mapolsek Pedurungan, Deni Sulistiyono dengan kekasihnya ,Mawar (nama samaran).
Meski meringkuk di sel tahanan, pemuda asal Banget Ayu Kulon Kecamatan Genuk Kota Semarang itu tetap meminang gadis pujaannya melalui janji suci pernikahan.
Bertempat di Aula Mapolsek Pedurungan, Deni mengucap janji suci itu untuk mempersunting gadis idaman asal Penggaron Lor Kota Semarang, Selasa (4/2/2014) kemarin.
Di hadapan penghulu, saksi dan beberapa petugas polisi yang menjaga ketat prosesi tersebut, Deni terlihat lancar mengucapkan kalimat ijab kabulnya.
Usai akad nikah, kepada wartawan Deni mengaku bahagia bercampur sedih. Bahagia karena dirinya telah berhasil menikahi kekasihnya, tapi sekaligus sedih karena dia tak bisa berkumpul bersama instrinya sebeb terhalang jeruji besi.
“Rasanya campur-campur, antara sedih dan bahagia. Tak bisa saya ungkapkan kegembiraan itu,” katanya tersenyum.
Menurut Deni, pernikahan dengan Mawar sudah direncanakan jauh-jauh hari. Bahkan, undangan juga sudah disiapkan, dan tinggal pelaksanaan ijab.
“Tapi ternyata saya harus seperti ini,” imbuhnya singkat.
Deni hanya bisa berharap, Mawar yang telah sah menjadi istrinya itu tetap setia dan bersabar menunggu hingga dirinya bebas dari penjara. Deni pun mengaku menyesal dengan semua yang telah terjadi.
”Semoga istri setia dan bersabar menunggu saya hingga bebas dari hukuman ini. Saya sangat menyesal,” pungkasnya.
Sementara itu, saat prosesi pernikahan berlansung, Mawar hanya tertunduk diam seribu bahasa. Sesekali, ia terlihat memainkan jari-jarinya.
Usai ijab kabul, gadis yang mengenakan baju krem dan berkerudung biru itu terlihat meneteskan air mata. Sorot matanya sembab tanda kesedihan yang mendalam.
Apalagi setelah menikah dirinya harus rela hidup sendiri karena pria pujaan hatinya berada di balik jeruji besi.
Penghulu KUA Genuk yang menikahkan mereka berpesan agar kedua insan yang sedang berbahagia itu bisa saling setia. Sebab, pernikahan yang dilakukan merupakan pilihan hidup yang nantinya harus mereka jalani.
"Yakinkan saja semua akan berakhir, Mbak Mawar saya minta agar bersabar dan tawakal. Sementara buat Mas Deni saya minta setelah keluar nanti dapat berubah menjadi lebih baik dan tidak melakukan tindak kriminal lagi,” pesannya.
Kasi Humas Polsek Pedurungan Pratiwi Hermawati mengatakan, pernikahan terhadap napi baru pertama kali dilakukan di Mapolsek Pedurungan.
"Baru kali ini ada yang mengajukan digelar pernikahan di Polsek Pedurungan. Karena pernikahan adalah hak setiap warga negara, tentu izin diberikan setelah adanya pengajuan dari pihak keluarga mempelai," kata dia.
Meski di dalam area Mapolsek Pedurungan, namun acara yang digelar terlihat normal seperti halnya prosesi pernikahan lainnya. Beberapa teman dan kerabat yang hadir juga terlihat bahagia dan memberikan ucapan selamat hingga memberikan salam tempel.
Meski meringkuk di sel tahanan, pemuda asal Banget Ayu Kulon Kecamatan Genuk Kota Semarang itu tetap meminang gadis pujaannya melalui janji suci pernikahan.
Bertempat di Aula Mapolsek Pedurungan, Deni mengucap janji suci itu untuk mempersunting gadis idaman asal Penggaron Lor Kota Semarang, Selasa (4/2/2014) kemarin.
Di hadapan penghulu, saksi dan beberapa petugas polisi yang menjaga ketat prosesi tersebut, Deni terlihat lancar mengucapkan kalimat ijab kabulnya.
Usai akad nikah, kepada wartawan Deni mengaku bahagia bercampur sedih. Bahagia karena dirinya telah berhasil menikahi kekasihnya, tapi sekaligus sedih karena dia tak bisa berkumpul bersama instrinya sebeb terhalang jeruji besi.
“Rasanya campur-campur, antara sedih dan bahagia. Tak bisa saya ungkapkan kegembiraan itu,” katanya tersenyum.
Menurut Deni, pernikahan dengan Mawar sudah direncanakan jauh-jauh hari. Bahkan, undangan juga sudah disiapkan, dan tinggal pelaksanaan ijab.
“Tapi ternyata saya harus seperti ini,” imbuhnya singkat.
Deni hanya bisa berharap, Mawar yang telah sah menjadi istrinya itu tetap setia dan bersabar menunggu hingga dirinya bebas dari penjara. Deni pun mengaku menyesal dengan semua yang telah terjadi.
”Semoga istri setia dan bersabar menunggu saya hingga bebas dari hukuman ini. Saya sangat menyesal,” pungkasnya.
Sementara itu, saat prosesi pernikahan berlansung, Mawar hanya tertunduk diam seribu bahasa. Sesekali, ia terlihat memainkan jari-jarinya.
Usai ijab kabul, gadis yang mengenakan baju krem dan berkerudung biru itu terlihat meneteskan air mata. Sorot matanya sembab tanda kesedihan yang mendalam.
Apalagi setelah menikah dirinya harus rela hidup sendiri karena pria pujaan hatinya berada di balik jeruji besi.
Penghulu KUA Genuk yang menikahkan mereka berpesan agar kedua insan yang sedang berbahagia itu bisa saling setia. Sebab, pernikahan yang dilakukan merupakan pilihan hidup yang nantinya harus mereka jalani.
"Yakinkan saja semua akan berakhir, Mbak Mawar saya minta agar bersabar dan tawakal. Sementara buat Mas Deni saya minta setelah keluar nanti dapat berubah menjadi lebih baik dan tidak melakukan tindak kriminal lagi,” pesannya.
Kasi Humas Polsek Pedurungan Pratiwi Hermawati mengatakan, pernikahan terhadap napi baru pertama kali dilakukan di Mapolsek Pedurungan.
"Baru kali ini ada yang mengajukan digelar pernikahan di Polsek Pedurungan. Karena pernikahan adalah hak setiap warga negara, tentu izin diberikan setelah adanya pengajuan dari pihak keluarga mempelai," kata dia.
Meski di dalam area Mapolsek Pedurungan, namun acara yang digelar terlihat normal seperti halnya prosesi pernikahan lainnya. Beberapa teman dan kerabat yang hadir juga terlihat bahagia dan memberikan ucapan selamat hingga memberikan salam tempel.
(lns)