Longsor di Semarang satu tewas
A
A
A
Sindonews.com – Hujan ekstrem yang mengguyur Kota Semarang sejak Senin (3/2) sore kemarin menyebabkan berbagai bencana. Selain banjir, hujan juga menyebabkan satu orang tewas akibat tertimbun longsor.
Data dari posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, menyebutkan, terdapat 15 laporan kejadian longsor yang menimpa rumah warga.
Satu korban tewas tersebut bernama Tofa Adi Saputra (21) warga Jalan Gombel Lama Kelurahan Tenjomoyo Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang akibat longsoran yang menerjang rumahnya. Saat kejadian, Tofa tengah tertidur pulas di kamarnya.
Dari keterangan warga, longsor terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Saat longsor terjadi, hujan masih mengguyur deras. Lima orang lainnya dalam rumah itu berhasil menyelamatkan diri.
“Saat itu hujan masih turun deras, tiba-tiba saya mendengar suara ‘bruk’ cukup keras. Tak lama kemudian saya dengar bu Muniarsih (55) (ibunda Tofa) menangis dan menjerit minta tolong,” kata Tugimin (38) tetangga korban kepada wartawan, Selasa (4/2/2014).
Tugimin juga langsung berlari menuju pusat suara. Di sana, ia melihat rumah bagian belakang milik Muniarsih tersebut sudah ambrol terkena longsoran.
Selain itu, longsoran juga menimpa kamar yang ditempati Tofa
letaknya di bagian belakang.
“Kamar dia (Tofa) gentingnya ambrol dan tertutup material, kami baru tahu jika Tofa tertimbun karena saat kejadian dia sedang tidur di kamar itu,” imbuhnya.
Warga berusaha menolong Tofa yang tertimbun material kemudian berusaha menolong Tofa dari timbunan material longsoran. Namun karena material cukup banyak dan hanya menggunakan alat seadanya evakuasi menjadi lambat.
“Hampir dua jam kami melakukan evakuasi, baru menemukan Tofa sekitar pukul 05.30 WIB. Saat ditemukan posisinya telungkup dan tertindih batu besar di bagian leher, punggung dan pinggangnya,” ujar Sunardi (45) paman korban yang ikut melakukan evakuasi.
Setelah ditemukan imbuh Sunardi, warga berusaha menolong nyawa Tofa dengan membawanya ke RSUP Dr Kariadi Semarang. Namun sayang, nyawa Tofa tidak dapat diselamatkan.
“Sepertinya saat ditemukan dia sudah meninggal, namun untuk memastikan kami membawanya ke rumah sakit,” imbuhnya.
Jenazah Tofa kemudian disemayamkan di rumah keluarga yang terletak tidak jauh dari rumah korban. Setelah disalatkan jenazah kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum terdekat.
Sementara itu, warga dibantu aparat kepolisian dari Polrestabes Semarang dan anggota TNI membersihkan material longsor. Petugas juga mendatangkan satu buah penyemprot air milik dinas PSDA & ESDM untuk proses evakuasi.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono yang datang ke lokasi kejadian memerintahkan agar evakuasi secepatnya dirampungkan. Ia juga mengimbau kepada instansi terkait agar warga untuk sementara tidak tinggal di lokasi itu.
“Kami mengimbau agar warga tidak tinggal di lokasi itu untuk sementara mengingat musibah longsor bisa terjadi lagi. Kami juga harap para camat, lurah dan pemangku kebijakan lain untuk ikut mengimbau warganya agar bisa meninggalkan rumah sementara,” ujarnya.
Selama ditinggal, pihaknya berjanji akan mengerahkan personel untuk melakukan penjagaan. Ia berharap masyarakat lebih mengutamakan nyawa terlebih dahulu.
“Kami akan terjunkan personel untuk melakukan penjagaan, kami harap warga mengikuti himbauan kami ini untuk meminimalisir korban lainnya,” pungkasnya.
Data dari posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, menyebutkan, terdapat 15 laporan kejadian longsor yang menimpa rumah warga.
Satu korban tewas tersebut bernama Tofa Adi Saputra (21) warga Jalan Gombel Lama Kelurahan Tenjomoyo Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang akibat longsoran yang menerjang rumahnya. Saat kejadian, Tofa tengah tertidur pulas di kamarnya.
Dari keterangan warga, longsor terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Saat longsor terjadi, hujan masih mengguyur deras. Lima orang lainnya dalam rumah itu berhasil menyelamatkan diri.
“Saat itu hujan masih turun deras, tiba-tiba saya mendengar suara ‘bruk’ cukup keras. Tak lama kemudian saya dengar bu Muniarsih (55) (ibunda Tofa) menangis dan menjerit minta tolong,” kata Tugimin (38) tetangga korban kepada wartawan, Selasa (4/2/2014).
Tugimin juga langsung berlari menuju pusat suara. Di sana, ia melihat rumah bagian belakang milik Muniarsih tersebut sudah ambrol terkena longsoran.
Selain itu, longsoran juga menimpa kamar yang ditempati Tofa
letaknya di bagian belakang.
“Kamar dia (Tofa) gentingnya ambrol dan tertutup material, kami baru tahu jika Tofa tertimbun karena saat kejadian dia sedang tidur di kamar itu,” imbuhnya.
Warga berusaha menolong Tofa yang tertimbun material kemudian berusaha menolong Tofa dari timbunan material longsoran. Namun karena material cukup banyak dan hanya menggunakan alat seadanya evakuasi menjadi lambat.
“Hampir dua jam kami melakukan evakuasi, baru menemukan Tofa sekitar pukul 05.30 WIB. Saat ditemukan posisinya telungkup dan tertindih batu besar di bagian leher, punggung dan pinggangnya,” ujar Sunardi (45) paman korban yang ikut melakukan evakuasi.
Setelah ditemukan imbuh Sunardi, warga berusaha menolong nyawa Tofa dengan membawanya ke RSUP Dr Kariadi Semarang. Namun sayang, nyawa Tofa tidak dapat diselamatkan.
“Sepertinya saat ditemukan dia sudah meninggal, namun untuk memastikan kami membawanya ke rumah sakit,” imbuhnya.
Jenazah Tofa kemudian disemayamkan di rumah keluarga yang terletak tidak jauh dari rumah korban. Setelah disalatkan jenazah kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum terdekat.
Sementara itu, warga dibantu aparat kepolisian dari Polrestabes Semarang dan anggota TNI membersihkan material longsor. Petugas juga mendatangkan satu buah penyemprot air milik dinas PSDA & ESDM untuk proses evakuasi.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono yang datang ke lokasi kejadian memerintahkan agar evakuasi secepatnya dirampungkan. Ia juga mengimbau kepada instansi terkait agar warga untuk sementara tidak tinggal di lokasi itu.
“Kami mengimbau agar warga tidak tinggal di lokasi itu untuk sementara mengingat musibah longsor bisa terjadi lagi. Kami juga harap para camat, lurah dan pemangku kebijakan lain untuk ikut mengimbau warganya agar bisa meninggalkan rumah sementara,” ujarnya.
Selama ditinggal, pihaknya berjanji akan mengerahkan personel untuk melakukan penjagaan. Ia berharap masyarakat lebih mengutamakan nyawa terlebih dahulu.
“Kami akan terjunkan personel untuk melakukan penjagaan, kami harap warga mengikuti himbauan kami ini untuk meminimalisir korban lainnya,” pungkasnya.
(lns)