Banjir tak surut, Desa Karangrowo Pati terisolir

Kamis, 30 Januari 2014 - 11:46 WIB
Banjir tak surut, Desa Karangrowo Pati terisolir
Banjir tak surut, Desa Karangrowo Pati terisolir
A A A
Sindonews.com - Banjir akibat limpasan sungai Juwana membuat Desa Karangrowo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati, Jawa Tengah terisolir.

Sebab meski banjir sudah merendam wilayah tersebut hampir dua pekan, namun hingga Kamis (30/1), belum ada tanda-tanda akan surut.

Ratusan warga Karangrowo dievakuasi dari rumahnya ke lokasi pengungsian menggunakan perahu karet milik TNI.

Berdasar pantauan, sekeliling wilayah Desa Karangrowo ibarat danau. Lahan pertanian dan akses jalan menuju desa direndam air dengan ketinggian dua meter. Bahkan ada pula rumah warga dan maskjid terendam mencapai atap.

Tempat pengungsia atau disbut Rumah Evakuasi merupakan bangunan pertama yang dijumpai saat masuk wilayah Desa Karangrowo. Rumah evakuasi yang hanya satu ruangan seukuran 12 x 6 meter ini memang dibangun untuk menampung warga yang rumahnya terendam air banjir.

"Jadi tempat pengungsian kami pusatkan di rumah evakuasi ini. Ada 1.100 warga Karangrowo yang terkena dampak banjir. Sekitar 300 orang mengungsi di sini, lainnya memilih tinggal di rumah kerabat yang tidak kebanjiran," kata Kepala Desa Karangrowo, Kecamatan Jakenan, Pati, Endang Ismiati, Kamis (30/1/2014).

Bantuan untuk para pengungsi baik berupa makanan hingga obat-obatan dari Pemkab Pati maupun elemen lainnya didrop di rumah evakuasi. Tiap kali rombongan pembawa makanan dan obat-obatan datang, ratusan pengungsi pun langsung menyambut dengan antusias kedatangan mereka.

Saat ini terdapat sejumlah pengungsi terdiri manula dan anak-anak yang mengeluh mengalami gangguan kesehatan. Sakit yang diderita mulai dari gatal-gatal, kutu air, demam hingga diare.

Usai diperiksa tim medis, pengungsi yang sakit itupun diberi obat-obatan secara gratis.

Salah seorang pengungsi Karangrowo, Samsul Hidayat mengatakan hampir dua pekan, ia dan warga korban lainnya mengungsi di rumah evakuasi. Ia sebenarnya sudah bosan berada di tempat pengungsian, namun karena rumahnya terendam banjir dan tidak memiliki kerabat di desa terdekat, akhirnya mau tidak mau menghuni rumah evakuasi.

Saat ini, Samsul dan keluarganya sudah mulai diserang penyakit karena banjir.

"Rumah saya masih tergenang banjir hingga 1 meter lebih. Jadi terpaksa tinggal di sini," jelasnya.

Pengungsi lainnya, Sutami mengatakan banjir kali ini merupakan peristiwa terparah selama belasan tahun terakhir. Ia berharap banjir lekas surut sehingga aktivitas warga Desa Karangrowo bisa kembali normal seperti biasanya.

"Harapan kita itu. Kalau soal rumah atau harta benda yang terendam banjir kita sudah iklas," tandasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8912 seconds (0.1#10.140)