Pedagang merica ungkap pabrik upal di Bandung

Pedagang merica ungkap pabrik upal di Bandung
A
A
A
Sindonews.com - Petugas Satreskrim Polres Bandung berhasil membongkar jaringan pengedar uang palsu dengan barang bukti mencapai Rp3,5 miliar dari berbagai pecahan uang dalam dan luar negeri.
Kapolres Bandung AKBP Jamaludin mengatakan, dari pengungkapan tersebut pihaknya menetapkan enam tersangka yang masing-masing memiliki tugas tersendiri.
Menurutnya, keenam pelaku yang masing-masing berinisial ES, YT, N, L, ZA, dan AJ, berhasil ditangkap dari laporan Eka Wahyu (25) yang seorang pedagang merica putih asal Tangerang.
“Awalnya merica sebanyak 1,15 ton itu dihargai Rp156 juta oleh korban. Tapi oleh pelaku dinaikkan harganya menjadi Rp220 juta,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (29/1/2013).
Di saat itu, pelaku L yang bertransaksi dengan korban pun memberikan uang tersebut dalam sebuah tas. Lantaran kondisi saat itu malam hari, maka korban pun tak bisa membedakan uang yang dipegangnya adalah palsu.
Selang beberapa waktu, korban pun mulai sadar uang yang diterimanya dari L adalah uang palsu. Alhasil korban pun langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
“Dalam penyelidikan awal kita dapatkan L. Hal itu berkembang sampai penangkapan lima temannya yang lain,” terangnya.
Dari hasil penyelidikan, pihaknya pun berhasil membongkar pabrik uang palsu tersebut yang berada di sekitar Jalan Cikutra, Kota Bandung. “Komplotan ini diotaki oleh AJ sebagai pembuat uang palsu. Sedangkan lima orang lainnya bertugas sebagai pengedar uang palsu dengan modus penipuan.
Lebih lanjut, Jamaludin mengungkapkan, kualitas uang palsu tersebut sangat baik. Namun uang palsu milik komplotan ini memiliki nomor seri yang sama.
Selain mengamankan keenam tersangka, pihaknya pun berhasil menyita uang pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu palsu, ditambah mata uang Brazil pecahan 5.000 sebanyak 3.500 lembar. Jika ditotalkan seluruhnya mencapai Rp3,5 miliar.
Tidak hanya itu, pihaknya pun menyita barang bukti berupa CPU komputer, dua KTA TNI AU palsu, KTP palsu, bahan baku kertas uang palsu, pita uang, seragam TNI, cek, bilyet giro, surat permintaan order fiktif, 13 kartu ATM, SIM serta puluhan HP dan simcard.
Kini, keenam tersangka ditahan di ruang tahanan Satreskrim Polres Bandung. Keenamnya dijerat dengan Pasal 36 ayat 3 UU No.7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang Jo Pasal 378 KUHP Tentang Penipuan dan Penggelapan, dan Pasal 244 dan Pasal 245 KUHP Tentang Pemalsuan Mata Uang dan Uang Kertas dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Kapolres Bandung AKBP Jamaludin mengatakan, dari pengungkapan tersebut pihaknya menetapkan enam tersangka yang masing-masing memiliki tugas tersendiri.
Menurutnya, keenam pelaku yang masing-masing berinisial ES, YT, N, L, ZA, dan AJ, berhasil ditangkap dari laporan Eka Wahyu (25) yang seorang pedagang merica putih asal Tangerang.
“Awalnya merica sebanyak 1,15 ton itu dihargai Rp156 juta oleh korban. Tapi oleh pelaku dinaikkan harganya menjadi Rp220 juta,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (29/1/2013).
Di saat itu, pelaku L yang bertransaksi dengan korban pun memberikan uang tersebut dalam sebuah tas. Lantaran kondisi saat itu malam hari, maka korban pun tak bisa membedakan uang yang dipegangnya adalah palsu.
Selang beberapa waktu, korban pun mulai sadar uang yang diterimanya dari L adalah uang palsu. Alhasil korban pun langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
“Dalam penyelidikan awal kita dapatkan L. Hal itu berkembang sampai penangkapan lima temannya yang lain,” terangnya.
Dari hasil penyelidikan, pihaknya pun berhasil membongkar pabrik uang palsu tersebut yang berada di sekitar Jalan Cikutra, Kota Bandung. “Komplotan ini diotaki oleh AJ sebagai pembuat uang palsu. Sedangkan lima orang lainnya bertugas sebagai pengedar uang palsu dengan modus penipuan.
Lebih lanjut, Jamaludin mengungkapkan, kualitas uang palsu tersebut sangat baik. Namun uang palsu milik komplotan ini memiliki nomor seri yang sama.
Selain mengamankan keenam tersangka, pihaknya pun berhasil menyita uang pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu palsu, ditambah mata uang Brazil pecahan 5.000 sebanyak 3.500 lembar. Jika ditotalkan seluruhnya mencapai Rp3,5 miliar.
Tidak hanya itu, pihaknya pun menyita barang bukti berupa CPU komputer, dua KTA TNI AU palsu, KTP palsu, bahan baku kertas uang palsu, pita uang, seragam TNI, cek, bilyet giro, surat permintaan order fiktif, 13 kartu ATM, SIM serta puluhan HP dan simcard.
Kini, keenam tersangka ditahan di ruang tahanan Satreskrim Polres Bandung. Keenamnya dijerat dengan Pasal 36 ayat 3 UU No.7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang Jo Pasal 378 KUHP Tentang Penipuan dan Penggelapan, dan Pasal 244 dan Pasal 245 KUHP Tentang Pemalsuan Mata Uang dan Uang Kertas dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
(san)