Angin kencang hancurkan rumah di Tulungagung
A
A
A
Sindonews.com - Hujan deras disertai angin kencang terjadi di Desa Kasreman, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun tiga rumah warga mengalami kerusakan cukup parah.
"Terutama atap dan bagian atas lainnya rusak berantakan," ujar Bambang (52), salah seorang pemilik rumah yang rusak cukup parah, kepada wartawan, Selasa (28/1/2014).
Kerusakan parah juga dialami rumah milik Nunung (43) dan Yasir (53). Pusaran angin yang secara kasat mata bergerak dari area persawahan tersebut, langsung meluncur ke permukiman penduduk dan menghancurkan rumah.
Semua yang terlalui berantakan. Sejumlah pepohonan tercerabut akar dan tumbang. Begitu juga dengan genting puluhan rumah beterbangan. "Semua warga langsung berlari ke luar rumah. Mereka menghindari berdiri dekat bangunan dan pohon besar," jelas Bambang.
Beruntung, hempasan angin yang kerap muncul di sekitar area persawahan tersebut tidak berlangsung lama. Kendati demikian, musibah alam yang berlangsung singkat tersebut cukup membuat sebagian warga tercekam ketakutan.
Hal itu mengingat musim penghujan masih terus terjadi setiap hari. Menanggapi hal itu, Camat Pakel Iswahyudi mengaku sudah melaporkan peristiwa yang terjadi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah kerusakan bangunan di lapangan. "Dari pendataan sementara, kerugian material akibat kerusakan diperkirakan mencapai Rp10 juta," terangnya.
"Terutama atap dan bagian atas lainnya rusak berantakan," ujar Bambang (52), salah seorang pemilik rumah yang rusak cukup parah, kepada wartawan, Selasa (28/1/2014).
Kerusakan parah juga dialami rumah milik Nunung (43) dan Yasir (53). Pusaran angin yang secara kasat mata bergerak dari area persawahan tersebut, langsung meluncur ke permukiman penduduk dan menghancurkan rumah.
Semua yang terlalui berantakan. Sejumlah pepohonan tercerabut akar dan tumbang. Begitu juga dengan genting puluhan rumah beterbangan. "Semua warga langsung berlari ke luar rumah. Mereka menghindari berdiri dekat bangunan dan pohon besar," jelas Bambang.
Beruntung, hempasan angin yang kerap muncul di sekitar area persawahan tersebut tidak berlangsung lama. Kendati demikian, musibah alam yang berlangsung singkat tersebut cukup membuat sebagian warga tercekam ketakutan.
Hal itu mengingat musim penghujan masih terus terjadi setiap hari. Menanggapi hal itu, Camat Pakel Iswahyudi mengaku sudah melaporkan peristiwa yang terjadi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah kerusakan bangunan di lapangan. "Dari pendataan sementara, kerugian material akibat kerusakan diperkirakan mencapai Rp10 juta," terangnya.
(san)