Dokter terbaik di Sulawesi menjadi korban tanah longsor

Senin, 20 Januari 2014 - 11:42 WIB
Dokter terbaik di Sulawesi menjadi korban tanah longsor
Dokter terbaik di Sulawesi menjadi korban tanah longsor
A A A
Sindonews.com - Bencana alam tanah longsor yang melanda Kota Tomohon, Sulawesi Utara, beberapa hari menyisakan kisah sedih. Salah satu dokter berprestasi di Sulawesi Utara, ikut menjadi korban. Sebelum meninggal almarhum sempat bermimpi akan mengalami kecelakaan maut yang menimpa tiga orang.

Dr. Olwin S Oroh (42), warga Tomohon, Kepala Puskesmas Kakaskasen, Tomohon Utara, ditemukan dalam pencarian korban tanah longsor di titik lokasi pertama, di Kelurahan Tinoor, Kecamatan Tomohon Utara, pada Jumat 17 Januari 2014.

Korban tewas setelah tertimbun material longsor dan ditindih kendaraan miliknya sendiri bersama kedua anaknya, beserta sopir pribadi, pada Rabu siang 15 Januari 2014.

Peristiwa nahas ini memakan korban empat orang. Terdiri dari kedua anak Dr Olwin, Eduardo Hermawan (14) dan Ronny Moguni, sopir, serta Dr Olwin sendiri. Beruntung dalam kecelakaan ini anak yang tertua Geovanno Hermawan berhasil selamat.

Dr Olwin bersama Eduardo sang bungsu, kini telah dimakamkan Minggu 19 Januari 2014, di pekuburan keluarga. Sebelumnya, kedua jenazah ini disemayamkan di Kelurahan Talete Dua, Kecamatan Tomohon Tengah.

Kepergian sosok dokter yang baik hati ini dirasakan semua orang, karena peristiwa kepergiannya yang tak lazim. Rekan kerja korban saat memberikan puji-pujian terakhir tampak sedih dan tak menyangka kepergian dokter itu akan tragis.

Dr Fandi Hermawan (46), ahli anastesi RS Tomohon, suami korban hanya bisa pasrah menerima kenyataan sambil menceritakan sosok mendiang isterinya yang sangat perhatian dalam urusan rumah tangga.

Dia juga mengatakan, sebelum terjadi musibah itu, almarhum sudah meninggalkan isyarat. Dia pernah bermimpi buruk terjadi kecelakaan maut.

"Kebijaksaan dia itu jauh dari atas kita (suami). Dia ibu rumah tangga yang baik dan sangat bijaksana. Anak-anak sangat dekat sekali sama mamanya, mereka seperti teman," ujar Dr Fandi, kepada wartawan, Senin (20/1/2014).

Ditambahkan dia, saat hubungan dirinya dengan anak-anak renggang, almarhum selalu mengatakan, tugasnya sebagai suami adalah mencari duit. Sedangkan tugas mengurus anak-anak, biar diserahkan kepada dirinya.

"Di dalam mimpi itu, ada tiga orang yang mati dan membuat dia syok sekali. Itu pada akhir Desember 2013. Dia pergi antar anak tidak rutin sebenarnya. Saat itu dia pergi karena akan membuat surat perjanjian penting, jadi harus berangkat pagi itu," terangnya.

Dilanjutkan, pada tahun 2011, almarhum mendapat prestasi sebagai dokter teladan di Kota Tomohon. Pada 2012, almarhum juga terpilih sebagai dokter teladan, di tiga Provinsi Sulawesi Utara. Sedangkan pada 2013, dirinya mendapatkan prestasi puskesmas pelayanan prima nomor satu di Sulawesi Utara.

"Tahun ini akan mewakili Sulawesi Utara di tingkat nasional pelayanan prima. Prestasi itu dicapai dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya pernah menerima sertifikat puskesmas pelayanan prima dari Bapak Presiden SBY tahun 2008," sambungnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7996 seconds (0.1#10.140)