Parade Kue Walima, ungkapan syukur warga Gorontalo
A
A
A
PERINGATAN Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1435 Hijriah yang jatuh hari ini, diperingati warga Kota Gorontalo dengan menggelar Parade Kue Walima atau sesajian kue tradisional yang ditata berbentuk aneka hiasan.
Parade berlangsung semarak, seperti pada tahun sebelumnya. Setelah diarak keliling kota, ratusan kue khas walima, yakni kolombengi dan kue tradisional lainnya diserbu warga yang memadati ruas jalan, dan melihat langsung iringan parade.
Parade Walima diikuti oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), instansi swasta, dan sekolah di Gorontalo. Kue walima yang dibentuk menyerupai rumah, masjid, dan binatang onta atau burung, membuat takjub pengunjung.
Kue walima maupun toyopo ini terdiri dari ayaman daun kelapa muda yang di isi nasi kuning. Kue tradisional, dan telur rebus menjadi sajian wajib dalam tradisi ini.
Setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, warga dengan sukarela membuat kue walima. Sebelum diarak, walima-walima ini didoakan di masjid setempat. Setelah didoakan, kemudian diarak keliling kota lalu dibagikan kepada warga.
Pembagian kue walima ini menjadi acara paling seru dan dinantikan warga. Saat pembagian walima, warga berusaha dan saling berlomba memperebutkan kue walima yang dipercaya warga sekitar membawa berkah.
Bahkan, untuk mendapatkan kue walima ini, ratusan warga, terdiri dari orang tua, muda, wanita, dan anak-anak, rela berdesakan hingga ada yang terjatuh. Meski demikian, aksi rebutan kue ini menjadi pemandangan dan hiburan yang menyenangkan.
Bagi warga Gorontalo, walima merupakan berkah dan ungkapan rasa syukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW, sebagai tuntunan umat Muslim. Pemerintah Kota Gorontalo sendiri setiap tahun telah mengagendakan parade walima ini sebagai daya tarik wisata budaya.
Parade berlangsung semarak, seperti pada tahun sebelumnya. Setelah diarak keliling kota, ratusan kue khas walima, yakni kolombengi dan kue tradisional lainnya diserbu warga yang memadati ruas jalan, dan melihat langsung iringan parade.
Parade Walima diikuti oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), instansi swasta, dan sekolah di Gorontalo. Kue walima yang dibentuk menyerupai rumah, masjid, dan binatang onta atau burung, membuat takjub pengunjung.
Kue walima maupun toyopo ini terdiri dari ayaman daun kelapa muda yang di isi nasi kuning. Kue tradisional, dan telur rebus menjadi sajian wajib dalam tradisi ini.
Setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, warga dengan sukarela membuat kue walima. Sebelum diarak, walima-walima ini didoakan di masjid setempat. Setelah didoakan, kemudian diarak keliling kota lalu dibagikan kepada warga.
Pembagian kue walima ini menjadi acara paling seru dan dinantikan warga. Saat pembagian walima, warga berusaha dan saling berlomba memperebutkan kue walima yang dipercaya warga sekitar membawa berkah.
Bahkan, untuk mendapatkan kue walima ini, ratusan warga, terdiri dari orang tua, muda, wanita, dan anak-anak, rela berdesakan hingga ada yang terjatuh. Meski demikian, aksi rebutan kue ini menjadi pemandangan dan hiburan yang menyenangkan.
Bagi warga Gorontalo, walima merupakan berkah dan ungkapan rasa syukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW, sebagai tuntunan umat Muslim. Pemerintah Kota Gorontalo sendiri setiap tahun telah mengagendakan parade walima ini sebagai daya tarik wisata budaya.
(san)