Warga keluhkan raskin bau busuk & banyak kutu

Rabu, 08 Januari 2014 - 20:05 WIB
Warga keluhkan raskin...
Warga keluhkan raskin bau busuk & banyak kutu
A A A
Sindonews.com - Kondisi beras untuk warga miskin atau raskin di Batang, Jawa Tengah, banyak dikeluhkan masyarakat. Kondisi beras yang diterima banyak menir, berbau busuk, dan banyak kutunya.

Mendapati banyaknya pengaduan warganya, Bupati Batang Yoyok Rio Sudibyo melakukan pengecekan langsung ke gudang Bulog di Kandeman Batang. Kedatangan bupati ini cukup mengagetkan, karena tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Kepala Gudang Bulog Ngatimin dan sejumlah staf menemani bupati mengecek kondisi beras di dalam gudang. Pengecekan dilakukan sendiri oleh Yoyok, dengan mengambil sampel dari kantong beras di dua gedung di komplek gudang besar.

“Kita melakukan pengecekan langsung, karena adanya pengaduan beras raskin jelek di masyarakat. Setelah kita cek, kondisi beras masih layak, tidak ada kutu busuk. Tetapi memang banyak beras pecahan atau menirnya,” jelas Yoyok, Rabu (8/1/2014).

Untuk itu, pihaknya meminta agar jika ditemukan beras raskin jelek, segera dilaporkan dan Bulog akan melakukan penggantian dengan beras baru yang kualitasnya lebih baik.

Sementara itu, Kepala gudang Bulog Batang Ngatimin menyebutkan, selama ini pihaknya selalu merawat beras dan menyalurkan sesuai dengan ketentuan. “Jika memang ditemukan beras jelek atau tidak standar, maka langsung laporkan pada kami, dan akan kita tukar," jelasnya.

Disebutkan, saat ini stok beras di gudang Bulog ada sebanyak 6.000 ton. Stok ini bisa mencukupi kebutuhan warga Batang hingga sepuluh bulan ke depan.

Sementara itu, sejumlah warga miskin tak dapat berbuat banyak, ketika menerima raskin dalam kondisi sangat tidak layak. Mereka takut untuk menolak atau mengadu, karena khawatir bulan berikutnya tak akan mendapat jatah beras pemerintah ini.

Sutriyah (55), warga kelurahan Proyonanggan penerima raskin menyebutkan, kondisi beras diakui jelek dan berkutu, namun tidak berani melapor.

“Beras yang kami terima warnanya sudah menguning berbau busuk, dan banyak kutu, serta berdebu. Tapi mau gimana lagi, mau lapor nanti malah tidak dapat lagi," terangnya.

Dia mengaku, hanya mendapat beras sekitar 5 Kg dari yang seharusnya 15 Kg, dan itupun dengan harga Rp10.000 atau Rp2.000 per kilonya. Padahal harga dari bulog hanya Rp1.600 per kilo.

"Beras ini untuk menghidupi tujuh anggota keluarga yang ada di rumah, saya dan suami, serta dua anak, ditambah tiga orang cucu," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, beras dari pemerintah ini tetap dimasak. Untuk mengurangi bau, dia menggunakan pandan, dan membeli beras dari pasar untuk dicampur. Beras raskin ini hanya cukup satu minggu, bahkan kadang kurang. Selebihnya, dia harus membeli dengan harga pasar.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6844 seconds (0.1#10.140)