Banjir bandang Juwangi Boyolali, 3 jembatan putus
A
A
A
Sindonews.com - Pasca banjir bandang di Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sejumlah akses jalan masuk desa, jembatan, dan rumah rusak. Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) pun terpaksa diliburkan karena diterjang banjir bandang.
Belakangan diketahui sedikitnya ada tiga jembatan di Kecamatan Juwangi Boyolali yang putus akibat diterjang banjir bandang. Ratusan kepala keluarga (KK) juga terisolir dan jalur perekonomian di wilayah tersebut lumpuh.
Tiga jembatan masing-masing Jembatan Jerukan yang merupakan jembatan perekonomian warga Boyolali menuju Solo, Jembatan Tambakan merupakan jembatan penghubung antar desa, dan satu lagi Jembatan Kangkunglor juga merupan jembatan antar desa. Hingga Rabu (8/1/2014) pagi, warga masih bergotong-royong membuat jalan akses masuk desa.
Menurut seorang warga Jerukan, Agus Wahyu, selain jembatan rusak akses jalan pun rusak sehingga perekonomian tidak berjalan. Padahal jalur ini adalah penghubung dua Desa Tambak Rejo dan Desa Jerukan.
"35 KK terisolir. Banyak pula anak sekolah harus memutar karena jembatan putus," jelas Agus Wahyu.
Menurutnya, di Kecamatan Juwangi, puluhan hektar tanaman milik warga pun rusak dan hanyut sehingga dipastikan gagal panen untuk musim ini.
"Satu sekolah TK juga terpaksa meliburkan anak didiknya karena semua dokumen alat peraga dan perlengkapan lainnya rusak," jelasnya.
Belakangan diketahui sedikitnya ada tiga jembatan di Kecamatan Juwangi Boyolali yang putus akibat diterjang banjir bandang. Ratusan kepala keluarga (KK) juga terisolir dan jalur perekonomian di wilayah tersebut lumpuh.
Tiga jembatan masing-masing Jembatan Jerukan yang merupakan jembatan perekonomian warga Boyolali menuju Solo, Jembatan Tambakan merupakan jembatan penghubung antar desa, dan satu lagi Jembatan Kangkunglor juga merupan jembatan antar desa. Hingga Rabu (8/1/2014) pagi, warga masih bergotong-royong membuat jalan akses masuk desa.
Menurut seorang warga Jerukan, Agus Wahyu, selain jembatan rusak akses jalan pun rusak sehingga perekonomian tidak berjalan. Padahal jalur ini adalah penghubung dua Desa Tambak Rejo dan Desa Jerukan.
"35 KK terisolir. Banyak pula anak sekolah harus memutar karena jembatan putus," jelas Agus Wahyu.
Menurutnya, di Kecamatan Juwangi, puluhan hektar tanaman milik warga pun rusak dan hanyut sehingga dipastikan gagal panen untuk musim ini.
"Satu sekolah TK juga terpaksa meliburkan anak didiknya karena semua dokumen alat peraga dan perlengkapan lainnya rusak," jelasnya.
(rsa)