Tolak autopsi, kematian 2 bule Aussie sulit diungkap
A
A
A
Sindonews.com - Keluarga Noelene Gaye Bischoff (54), dan anak perempuannya, Yvana Jeana Yuri Bischoff (14), yang tewas saat berlibur di Kabupaten Karangasem, Bali menolak proses autopsi.
Tak pelak, aparat kepolisian pun merasa sangat kesulitan untuk mengungkap kasus kematian dua warga Australia tersebut.
"Iya sepertinya begitu, pihak keluarga lewat konsulat Australia di Bali menolak autopsi," jelas Kasat Reskrim Polres Karangasem Kompol Adnan Pandibu dihubungi lewat ponselnya, Senin (6/1/2014).
Karena itu, pihaknya akan terus berupaya melakukan pendekatan dengan keluarga dengan bantuan konsulat Australia agar mengizinkan dilakukannya autopsi terhadap dua jenazah yang masih dititipkan di RSUP Sanglah Denpasar.
Pentingnya, tindakan autopsi kata Adnan, lantaran dengan itu akan bisa lebih mempermudah dalam mengungkap penyebab kematian korban yang diduga keracunan makanan atau minuman.
Andnan menambahkan, pihaknya telah melakukan penyelidikan di beberapa tempat termasuk di Warung Dewa Malen Ubud yang dipakai tempat santap siang oleh kedua korban.
"Kedua korban memang makan siang di sana," ucapnya sembari menambahkan jika warung yang meyajinkan makanan khas Bali itu menjadi langganan makan siang wisatawan asal Negeri Kanguru itu.
Selain menyelidiki di warung tersebut, polisi juga mengorek informasi lainnya di tempat yang disinggahi kedua korban sebelum menginap di Padangbai.
Secara terpisah, Kepala Laboratorium Forensik Denpasar Komisaris Besar Agus Budiarta menambahkan, telah memeriksa barang bukti di lokasi seperti cairan muntahan, minuman dan obat-obatan yang ditemukan di kamar hotel.
"Jumlahnya cukup banyak, ada obat-obatan luar yang dibawa korban dari negaranya," tambahnya.
Disinggung berapa lama hasil uji laboratorium atas sampel itu, Budiarta memberi ancar-ancar paling cepat sekira satu pekan.
Baca:
Diduga keracunan, wisatawan asal Australia tewas
Tak pelak, aparat kepolisian pun merasa sangat kesulitan untuk mengungkap kasus kematian dua warga Australia tersebut.
"Iya sepertinya begitu, pihak keluarga lewat konsulat Australia di Bali menolak autopsi," jelas Kasat Reskrim Polres Karangasem Kompol Adnan Pandibu dihubungi lewat ponselnya, Senin (6/1/2014).
Karena itu, pihaknya akan terus berupaya melakukan pendekatan dengan keluarga dengan bantuan konsulat Australia agar mengizinkan dilakukannya autopsi terhadap dua jenazah yang masih dititipkan di RSUP Sanglah Denpasar.
Pentingnya, tindakan autopsi kata Adnan, lantaran dengan itu akan bisa lebih mempermudah dalam mengungkap penyebab kematian korban yang diduga keracunan makanan atau minuman.
Andnan menambahkan, pihaknya telah melakukan penyelidikan di beberapa tempat termasuk di Warung Dewa Malen Ubud yang dipakai tempat santap siang oleh kedua korban.
"Kedua korban memang makan siang di sana," ucapnya sembari menambahkan jika warung yang meyajinkan makanan khas Bali itu menjadi langganan makan siang wisatawan asal Negeri Kanguru itu.
Selain menyelidiki di warung tersebut, polisi juga mengorek informasi lainnya di tempat yang disinggahi kedua korban sebelum menginap di Padangbai.
Secara terpisah, Kepala Laboratorium Forensik Denpasar Komisaris Besar Agus Budiarta menambahkan, telah memeriksa barang bukti di lokasi seperti cairan muntahan, minuman dan obat-obatan yang ditemukan di kamar hotel.
"Jumlahnya cukup banyak, ada obat-obatan luar yang dibawa korban dari negaranya," tambahnya.
Disinggung berapa lama hasil uji laboratorium atas sampel itu, Budiarta memberi ancar-ancar paling cepat sekira satu pekan.
Baca:
Diduga keracunan, wisatawan asal Australia tewas
(rsa)