Gadis kabur dari pesantren, keluarga lapor polisi
A
A
A
Sindonews.com - Siti Ikrima (16), warga Kalibening RT 03 RW III, Kecamatan Tingkir, Salatiga sejak Sabtu (21/12) lalu menghilang dan hingga sekarang belum diketahui rimbanya.
Diduga siswi Pondok Pesantren (ponpes) Bina Insani, Susukan, Kabupaten Semarang ini, pergi dari ponpes bersama temannya Dila.
Ulah Siti membuat kedua orang tuannya Nur Abidin (38), dan Siti Mifdatul Mawadah (37), kebingungan. Mereka bersama pihak keluarga sudah melakukan upaya pencarian kesemua teman anaknya. Namun hingga kemarin Siti belum ditemukan.
Akhirnya Siti Mifdatul Mawadah ditemani saudaranya Jumadi, siang kemarin melapor ke Polres Salatiga. Mereka meminta bantuan polisi untuk mencarikan anaknya. Adapun ciri-ciri fisik yang dimiliki Siti antara lain, beparas ayu, kulit putih, rambut lurus panjang, dan tinggi badan kurang lebih 155 centimeter.
"Anak saya pergi dari pondok sekitar pukul 13.00 WIB. Dia pergi seizin pipmpinan pondok Pak Kyai Muhsoni. Izinnya mau pulang ke rumah, tapi hingga sekarang belum pulang dan tidak diketahui keberadaannya," ujar Mawadah (sapaan akrab Siti Mifdatul Mawadah) kepada SINDO, Kamis (27/12/2013).
Menurut dia, berdasarkan keterangan sejumlah santri Ponpes Bina Insani, Siti pergi bersamanya temannya, Dila. Dila pergi dari ponpes setelah dikeluarkan oleh pengurus Ponpes Bina Insani karena melanggar peraturan.
"Informasi dari pengurus pondok, Dila di keluarkan karena melanggar aturan larangan berpacaran di lingkungan pondak, melanggar aturan jam malam, dan terlibat kasus pencurian di pondok. Lantas dia (Dila) pergi dari pondok dan mengajak anak saya. Dan hingga sekarang tidak diketahui keberadaannya," beber Mawadah.
Dia menuturkan, sebelum pergi dari ponpes, Siti sempat mengirim short message service (SMS) ke nomor ponsel ayahnya Nur Abidin yang isinya minta dijemput di ponpes. Namun saat itu, Nur Abidin tidak bisa menjemput lantaran masih bekerja dan meminta Siti untuk tetap tinggal di ponpes hingga Senin (23/12).
"Rencananya suaminya saya akan menjemput Siti hari Senin. Tapi Siti sudah keburu pergi dan sampai sekarang tidak ada kabarnya," ucapnya.
Mawadah menjelaskan, berdasarkan informasi yang dihimpun, setelah pergi dari ponpes, Siti dan Dila menginap di rumah temannya Alifia di Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Kemudian pada Minggu (22/12) siang, Siti dan Dila berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Tapi sampai saat ini (kemarin) anak saya belum pulang. Kata pacarnya Dila, Oktavian, Siti dan Dila saat ini berada di Solo. Kabar itu didapat Oktavian setelah menghubungi Dila melalui nomor seluler barunya. Tapi ketika nomor tersebut dihubungi tidak diangkat," tukasnya.
Sementara itu, Jumadi meminta polisi untuk membantu melacak keberadaan Siti agar yang bersangkutan bisa segera diketemukan. "Saya berharap kebaradaan Siti segera diketahui agar bisa dijemput untuk diajak pulang. Nak, pulanglah kasihan kedua orang tuamu yang sudah kebingungan mencarimu," ucapnya.
Diduga siswi Pondok Pesantren (ponpes) Bina Insani, Susukan, Kabupaten Semarang ini, pergi dari ponpes bersama temannya Dila.
Ulah Siti membuat kedua orang tuannya Nur Abidin (38), dan Siti Mifdatul Mawadah (37), kebingungan. Mereka bersama pihak keluarga sudah melakukan upaya pencarian kesemua teman anaknya. Namun hingga kemarin Siti belum ditemukan.
Akhirnya Siti Mifdatul Mawadah ditemani saudaranya Jumadi, siang kemarin melapor ke Polres Salatiga. Mereka meminta bantuan polisi untuk mencarikan anaknya. Adapun ciri-ciri fisik yang dimiliki Siti antara lain, beparas ayu, kulit putih, rambut lurus panjang, dan tinggi badan kurang lebih 155 centimeter.
"Anak saya pergi dari pondok sekitar pukul 13.00 WIB. Dia pergi seizin pipmpinan pondok Pak Kyai Muhsoni. Izinnya mau pulang ke rumah, tapi hingga sekarang belum pulang dan tidak diketahui keberadaannya," ujar Mawadah (sapaan akrab Siti Mifdatul Mawadah) kepada SINDO, Kamis (27/12/2013).
Menurut dia, berdasarkan keterangan sejumlah santri Ponpes Bina Insani, Siti pergi bersamanya temannya, Dila. Dila pergi dari ponpes setelah dikeluarkan oleh pengurus Ponpes Bina Insani karena melanggar peraturan.
"Informasi dari pengurus pondok, Dila di keluarkan karena melanggar aturan larangan berpacaran di lingkungan pondak, melanggar aturan jam malam, dan terlibat kasus pencurian di pondok. Lantas dia (Dila) pergi dari pondok dan mengajak anak saya. Dan hingga sekarang tidak diketahui keberadaannya," beber Mawadah.
Dia menuturkan, sebelum pergi dari ponpes, Siti sempat mengirim short message service (SMS) ke nomor ponsel ayahnya Nur Abidin yang isinya minta dijemput di ponpes. Namun saat itu, Nur Abidin tidak bisa menjemput lantaran masih bekerja dan meminta Siti untuk tetap tinggal di ponpes hingga Senin (23/12).
"Rencananya suaminya saya akan menjemput Siti hari Senin. Tapi Siti sudah keburu pergi dan sampai sekarang tidak ada kabarnya," ucapnya.
Mawadah menjelaskan, berdasarkan informasi yang dihimpun, setelah pergi dari ponpes, Siti dan Dila menginap di rumah temannya Alifia di Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Kemudian pada Minggu (22/12) siang, Siti dan Dila berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Tapi sampai saat ini (kemarin) anak saya belum pulang. Kata pacarnya Dila, Oktavian, Siti dan Dila saat ini berada di Solo. Kabar itu didapat Oktavian setelah menghubungi Dila melalui nomor seluler barunya. Tapi ketika nomor tersebut dihubungi tidak diangkat," tukasnya.
Sementara itu, Jumadi meminta polisi untuk membantu melacak keberadaan Siti agar yang bersangkutan bisa segera diketemukan. "Saya berharap kebaradaan Siti segera diketahui agar bisa dijemput untuk diajak pulang. Nak, pulanglah kasihan kedua orang tuamu yang sudah kebingungan mencarimu," ucapnya.
(rsa)