Polisi gali 22 kuburan orok di rumah dukun aborsi
A
A
A
Sindonews.com - Petugas Polres Probolinggo Kota berhasil menggali 22 kuburan orok bayi, dari rumah praktik Mbok Yam alias Senenten (65), dukun aborsi di Desa Sumendi, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo.
Penggalian lanjutan ini, menyusul pengakuan Mbok Yam, bahwa dia sudah melayani pengguguran kandungan cukup lama.
Kanit PPA Polres Probolinggo Kota Iptu Nur Rachima Putri mengungkapkan, pada penggalian pertama, petugas mendapati 10 orok yang di kubur di dapur rumah.
Namun penggalian berikutnya, petugas menemukan kuburan 12 orok lain di sekitar kamar mandi. Orok bayi yang dibungkus plastik ini, selanjutnya dibawa ke kamar jenazah RSUD Tongas untuk dilakukan autopsi.
"Praktik aborsi dukun pijat ini sudah dilakukan cukup lama. Ada kemungkinan, jumlah orok ini masih bisa bertambah," kata Iptu Nur Rachima Putri, kepada wartawan, Rabu (18/12/2013).
Sejumlah tetangga, mengaku tidak mengetahui jika Mbok Yam melakukan praktik aborsi. Selama ini, warga mengenal Mbok Yam sebagai dukun pijat tradisional. Warga juga tidak mengetahui jika pasien yang datang dengan tujuan menggugurkan kandungan.
"Saya tahu kalau Mbok Yam itu sebagai tukang pijat. Orang-orang yang datang minta dipijat, laki-laki, dan perempuan. Saya tidak tahu, kalau ternyata juga menggugurkan kandungan," kata Hamidah, tetangga pelaku.
Banyaknya pasien yang datang, lanjut Hamidah, dianggapnya karena ada kecocokan dengan cara memijatnya. Kabar ini terus menyebar dari mulut ke mulut, bahkan hingga keluar kota.
"Mungkin banyak yang jodoh dan cocok. Tamu yang datang juga banyak yang bermobil," kata Hamidah.
Sementara itu, seorang anak baru gede (ABG) berinisial Ss (14), pasien gagal aborsi yang mengalami pendarahan dan perawatan di RSUD dr Saleh, memilih pulang paksa pada Selasa malam.
Padahal, secara medis pasien asal Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, ini masih belum layak untuk pulang. Tetapi pihak RSUD tidak bisa menghalanginya.
Wakil Direktur RSUD dr Saleh dr Taufiqurahman menyatakan, setelah menerima rujukan dari Puskesmas Tongas, pihaknya melakukan penanganan intensif di ruang ICU. Rencananya, hari ini akan dilakukan tindakan medis terhadap pasien tersebut.
"Sebenarnya kondisi pasien belum cukup layak untuk dipulangkan. Karena meski hasil USG sudah tidak ada janin, belum tentu sudah bersih. Jika ada plasenta yang tersisa, dia akan terus mengalami pendarahan," kata dr Taufiqurahman.
Penggalian lanjutan ini, menyusul pengakuan Mbok Yam, bahwa dia sudah melayani pengguguran kandungan cukup lama.
Kanit PPA Polres Probolinggo Kota Iptu Nur Rachima Putri mengungkapkan, pada penggalian pertama, petugas mendapati 10 orok yang di kubur di dapur rumah.
Namun penggalian berikutnya, petugas menemukan kuburan 12 orok lain di sekitar kamar mandi. Orok bayi yang dibungkus plastik ini, selanjutnya dibawa ke kamar jenazah RSUD Tongas untuk dilakukan autopsi.
"Praktik aborsi dukun pijat ini sudah dilakukan cukup lama. Ada kemungkinan, jumlah orok ini masih bisa bertambah," kata Iptu Nur Rachima Putri, kepada wartawan, Rabu (18/12/2013).
Sejumlah tetangga, mengaku tidak mengetahui jika Mbok Yam melakukan praktik aborsi. Selama ini, warga mengenal Mbok Yam sebagai dukun pijat tradisional. Warga juga tidak mengetahui jika pasien yang datang dengan tujuan menggugurkan kandungan.
"Saya tahu kalau Mbok Yam itu sebagai tukang pijat. Orang-orang yang datang minta dipijat, laki-laki, dan perempuan. Saya tidak tahu, kalau ternyata juga menggugurkan kandungan," kata Hamidah, tetangga pelaku.
Banyaknya pasien yang datang, lanjut Hamidah, dianggapnya karena ada kecocokan dengan cara memijatnya. Kabar ini terus menyebar dari mulut ke mulut, bahkan hingga keluar kota.
"Mungkin banyak yang jodoh dan cocok. Tamu yang datang juga banyak yang bermobil," kata Hamidah.
Sementara itu, seorang anak baru gede (ABG) berinisial Ss (14), pasien gagal aborsi yang mengalami pendarahan dan perawatan di RSUD dr Saleh, memilih pulang paksa pada Selasa malam.
Padahal, secara medis pasien asal Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, ini masih belum layak untuk pulang. Tetapi pihak RSUD tidak bisa menghalanginya.
Wakil Direktur RSUD dr Saleh dr Taufiqurahman menyatakan, setelah menerima rujukan dari Puskesmas Tongas, pihaknya melakukan penanganan intensif di ruang ICU. Rencananya, hari ini akan dilakukan tindakan medis terhadap pasien tersebut.
"Sebenarnya kondisi pasien belum cukup layak untuk dipulangkan. Karena meski hasil USG sudah tidak ada janin, belum tentu sudah bersih. Jika ada plasenta yang tersisa, dia akan terus mengalami pendarahan," kata dr Taufiqurahman.
(san)