2 warga Sleman suspect flu burung
A
A
A
Sindonews.com - Warga Tempel dan Kalasan, Kabupaten Sleman diduga terserang virus flu burung (H5N1). Dugaan ini, setelah kedua orang tersebut memiliki gejala awal penyakit flu burung (AI). Seperti panas tinggi, sesak nafas, dan ada riwayat atau kontak dengan unggas.
Atas kondisi tersebut, keduanya dinyatakan suspect AI. Menurut Kepala dinas kesehatan (Dinkes) Sleman Mafilinda Nuraini, pada tahun ini memang ada dua kasus suspect AI. Kasus pertama ditemukan pada bulan Juni, di Tempel dan kasus kedua di Kalasan bulan Desember ini.
Bahkan, untuk kasus kedua ini penderitanya meninggal dunia. Hanya saja dari hasil pemeriksaan dan uji lab negatif.
“Warga Kalasan itu tidak bisa diselamatkan, karena kondisinya sudah cukup parah, mungkin ada faktor lain, seperti daya tahan yang kurang dan resiko lainnya,” ungkap Mafilinda, di ruang kerjanya, Selasa (17/12/2013).
Mafilinda menjelaskan, penetapan suspect A1 sendiri bukan tanpa alasan. Selain melihat gejala dan riwayat penderita, juga untuk memastikan benar atau tidak penyakit itu flu burung. Sehingga, dengan langkah ini tidak kecolongan, sekaligus guna mengambil tindakan lebih lanjut untuk penangganannya.
“Selain itu, kami juga melakukan pedekatan ke rumah sakit, apakah perawatannya sudah standar untuk penangganan flu burung tersebut,” terangnya.
Menurut Mafilinda, dari hasil pelacakan petugas District Surveillance Officer (DSO), untuk kasus di Tempel, penetapan suspect AI ini, karena ada kematian ternak unggas kalkulkun di rumah tengganya.
Sedangkan untuk kasus di Kalasan, meski di sekitar lingkungannya tidak ada peternakan unggas, sebab berada di lingkungan perumahan. Hanya saja, warga itu sering pergi ke tempat saudaranya yang memiliki usaha jualan ayam penyet. Sehingga di rumah tersebut juga digunakan untuk kegiatan pemotongan ayam.
“Jumlah suspect AI tahun ini, sama dengan tahun lalu. Namun untuk tahun lalu, satu positif. Untuk daerahnya di Kecamatan Tempel dan Prambanan. Yang positif di Kecamatan Prambanan,” paparnya.
Mafilinda mengatakan, gejala umum untuk suspect AI, di antaranya panas tinggi, suhu badan mencapai 38 derajat, batuk dan sesak nafas, atau yang disebut Influenza Like Illness (ILI).
Sebagai langkah awal untuk penangganan suspect AI tersebut, harus segera mendatangi pelayanan kesehatan dan lapor ke dinkes untuk mendapatkan rujukan ke rumah sakit jika sudah suspect.
“Karena itu, petugas DSO Dinkes akan selalu memantau dan siap siaga 24 jam untuk penangganan masalah ini,” katanya.
Atas kondisi tersebut, keduanya dinyatakan suspect AI. Menurut Kepala dinas kesehatan (Dinkes) Sleman Mafilinda Nuraini, pada tahun ini memang ada dua kasus suspect AI. Kasus pertama ditemukan pada bulan Juni, di Tempel dan kasus kedua di Kalasan bulan Desember ini.
Bahkan, untuk kasus kedua ini penderitanya meninggal dunia. Hanya saja dari hasil pemeriksaan dan uji lab negatif.
“Warga Kalasan itu tidak bisa diselamatkan, karena kondisinya sudah cukup parah, mungkin ada faktor lain, seperti daya tahan yang kurang dan resiko lainnya,” ungkap Mafilinda, di ruang kerjanya, Selasa (17/12/2013).
Mafilinda menjelaskan, penetapan suspect A1 sendiri bukan tanpa alasan. Selain melihat gejala dan riwayat penderita, juga untuk memastikan benar atau tidak penyakit itu flu burung. Sehingga, dengan langkah ini tidak kecolongan, sekaligus guna mengambil tindakan lebih lanjut untuk penangganannya.
“Selain itu, kami juga melakukan pedekatan ke rumah sakit, apakah perawatannya sudah standar untuk penangganan flu burung tersebut,” terangnya.
Menurut Mafilinda, dari hasil pelacakan petugas District Surveillance Officer (DSO), untuk kasus di Tempel, penetapan suspect AI ini, karena ada kematian ternak unggas kalkulkun di rumah tengganya.
Sedangkan untuk kasus di Kalasan, meski di sekitar lingkungannya tidak ada peternakan unggas, sebab berada di lingkungan perumahan. Hanya saja, warga itu sering pergi ke tempat saudaranya yang memiliki usaha jualan ayam penyet. Sehingga di rumah tersebut juga digunakan untuk kegiatan pemotongan ayam.
“Jumlah suspect AI tahun ini, sama dengan tahun lalu. Namun untuk tahun lalu, satu positif. Untuk daerahnya di Kecamatan Tempel dan Prambanan. Yang positif di Kecamatan Prambanan,” paparnya.
Mafilinda mengatakan, gejala umum untuk suspect AI, di antaranya panas tinggi, suhu badan mencapai 38 derajat, batuk dan sesak nafas, atau yang disebut Influenza Like Illness (ILI).
Sebagai langkah awal untuk penangganan suspect AI tersebut, harus segera mendatangi pelayanan kesehatan dan lapor ke dinkes untuk mendapatkan rujukan ke rumah sakit jika sudah suspect.
“Karena itu, petugas DSO Dinkes akan selalu memantau dan siap siaga 24 jam untuk penangganan masalah ini,” katanya.
(san)