Delegasi Korea peringati kematian petani korban WTO
A
A
A
Sindonews.com - Di sela kegiatannya dalam konferensi tingkat menteri di forum World Trade Organization (WTO) delegasi Korea menyempatkan diri dalam memperingati tewasnya seorang petani yang menolak WTO.
Para delegasi asal negeri ginseng itu hadir dalam kegiatan bertajuk “End WTO Week” di Denpasar, Bali, Kamis (5/12/2013).
Mereka secara khusus menggelar persembahyangan untuk mengenang dan mendoakan Le Kyung Hae yang tewas bunuh diri saat memprotes pertemuan WTO di Cancun, Mexico pada 2003. Acara dipusatkan di Pantai Padanggalak, Sanur. Aara itu berlangsung haru dan khitmad.
Proses doa bersama diawali suguhan kesenian tarian tradisonal Korea yang diiringi musik atau tetabuhan khusus, sehingga memberi kesan kuat suasana berkabung.
Ketua Delegasi, Le Kwang Sak, didaulat memimpin doa bersama di depan altar yang disiapkan dengan pajangan hiasan beberapa foto Le Kyung Hae dan aneka buah-buahan serta sesaji untuk ritual persembahyangan lainnya.
“Keberadaan organisasi itu justru merugikan petani, bukan membuat kita sejahtera,” sebut Kwang Sak.
Untuk itu, dia mengajak semua petani Korea dan seluruh dunia untuk menolak mekanisme yang ingin disepakati negara-negara anggota WTO. “Kita semua jangan sampai terjebak dalam situasi yang merugikan kita semua,” tegasnya.
Peringatan dihadiri para delegasi Korea dan juga diikuti delegasi petani dari negara lain termasuk Indonesia.
Anggota delegasi dari Serikat Petani Indonesia, Mamock Sugiatmo, menambahkan, petani dunia mendukung pembubaran WTO. “Kita tidak ingin ada kolonialisme baru yang mengisap orang miskin di negara ini. Tanpa petani tidak aka ada kehidupan, WTO telah berusaha menyingkirkan petani,” tutupnya.
Para delegasi asal negeri ginseng itu hadir dalam kegiatan bertajuk “End WTO Week” di Denpasar, Bali, Kamis (5/12/2013).
Mereka secara khusus menggelar persembahyangan untuk mengenang dan mendoakan Le Kyung Hae yang tewas bunuh diri saat memprotes pertemuan WTO di Cancun, Mexico pada 2003. Acara dipusatkan di Pantai Padanggalak, Sanur. Aara itu berlangsung haru dan khitmad.
Proses doa bersama diawali suguhan kesenian tarian tradisonal Korea yang diiringi musik atau tetabuhan khusus, sehingga memberi kesan kuat suasana berkabung.
Ketua Delegasi, Le Kwang Sak, didaulat memimpin doa bersama di depan altar yang disiapkan dengan pajangan hiasan beberapa foto Le Kyung Hae dan aneka buah-buahan serta sesaji untuk ritual persembahyangan lainnya.
“Keberadaan organisasi itu justru merugikan petani, bukan membuat kita sejahtera,” sebut Kwang Sak.
Untuk itu, dia mengajak semua petani Korea dan seluruh dunia untuk menolak mekanisme yang ingin disepakati negara-negara anggota WTO. “Kita semua jangan sampai terjebak dalam situasi yang merugikan kita semua,” tegasnya.
Peringatan dihadiri para delegasi Korea dan juga diikuti delegasi petani dari negara lain termasuk Indonesia.
Anggota delegasi dari Serikat Petani Indonesia, Mamock Sugiatmo, menambahkan, petani dunia mendukung pembubaran WTO. “Kita tidak ingin ada kolonialisme baru yang mengisap orang miskin di negara ini. Tanpa petani tidak aka ada kehidupan, WTO telah berusaha menyingkirkan petani,” tutupnya.
(rsa)