Pengarak jenazah ngamuk di depan Mapolres Bitung
A
A
A
Sindonews.com - Rombongan pengarak jenazah Heri Lengkong (51) korban penganiayaan oleh anggota Polri tiba-tiba mengamuk saat melintasi Mapolres Kota Bitung.
Sontak, seluruh anggota kepolisian yang sedang berjaga di mapolres itu berhamburan keluar mengamankan situasi yang memanas.
Akibat ulah para rombongan itu, ruas Jalan Martadinata merupakan jalan utama kota tepat berada di depan Mapolres Kota Bitung macet hampir satu jam.
Bahkan salah seorang keluarga korban kesal melampiaskan emosinya dengan memaki-maki petugas kepolisian yang sedang mengamankan situasi.
Setelah puas memaki-maki mereka melanjutkan perjalanan ke rumah duka merupakan tanah kelahiran di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara.
Heri Lengkong yang berprofesi sebagai sopir angkot tewas setelah dianiaya oleh anggota Polri. Sebelum akhirnya diarak pulang jenazah Heri sempat dibawa ke RSU Manembo Nembo Bitung.
Menurut Yeti, sodara Heri, sebelum dianiaya polisi, korban tampak sehat dan pekerja keras.
"Dia itu sehat-sehat saja, walaupun badannya kurus, tapi dia rajin kerja bawa angkot, tapi dia dianiaya oknum polisi hingga tewas," tukasnya, Selasa (3/11/2013).
Sebelum dibawa ke rumah duka yakni tempat kelahiran, Heri juga disemayamkan di rumahnya Kelurahan Pateten, Kecamatan Maesa. Kemudian jenazah Heri dipindah dengan cara diarak bersama ormas adat.
Sementara itu, Kapolres Bitung AKBP Hari Sarwono mengatakan, Heri terjaring dalam razia di terminal bayangan, Kota Bitung bulan lalu. Saat itu, Heri asik judi domino.
"Kronologinya pertama itu adalah pada saat anggota Buser Polsek sedang melakukan patroli menemukan orang berjudi. Kesalahan di sini kita lihat, dan kami periksa oknum itu kami tahan, jika memang ada kesalahan prosedur mengakibatkan masyarakat meninggal dunia akan kami tindak tegas, pecat dan penjara," tegasnya.
Saat ini oknum pelaku anggota polisi Bripka S sudah ditahan dan berada di Rutan Polres Kota Bitung.
Sontak, seluruh anggota kepolisian yang sedang berjaga di mapolres itu berhamburan keluar mengamankan situasi yang memanas.
Akibat ulah para rombongan itu, ruas Jalan Martadinata merupakan jalan utama kota tepat berada di depan Mapolres Kota Bitung macet hampir satu jam.
Bahkan salah seorang keluarga korban kesal melampiaskan emosinya dengan memaki-maki petugas kepolisian yang sedang mengamankan situasi.
Setelah puas memaki-maki mereka melanjutkan perjalanan ke rumah duka merupakan tanah kelahiran di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara.
Heri Lengkong yang berprofesi sebagai sopir angkot tewas setelah dianiaya oleh anggota Polri. Sebelum akhirnya diarak pulang jenazah Heri sempat dibawa ke RSU Manembo Nembo Bitung.
Menurut Yeti, sodara Heri, sebelum dianiaya polisi, korban tampak sehat dan pekerja keras.
"Dia itu sehat-sehat saja, walaupun badannya kurus, tapi dia rajin kerja bawa angkot, tapi dia dianiaya oknum polisi hingga tewas," tukasnya, Selasa (3/11/2013).
Sebelum dibawa ke rumah duka yakni tempat kelahiran, Heri juga disemayamkan di rumahnya Kelurahan Pateten, Kecamatan Maesa. Kemudian jenazah Heri dipindah dengan cara diarak bersama ormas adat.
Sementara itu, Kapolres Bitung AKBP Hari Sarwono mengatakan, Heri terjaring dalam razia di terminal bayangan, Kota Bitung bulan lalu. Saat itu, Heri asik judi domino.
"Kronologinya pertama itu adalah pada saat anggota Buser Polsek sedang melakukan patroli menemukan orang berjudi. Kesalahan di sini kita lihat, dan kami periksa oknum itu kami tahan, jika memang ada kesalahan prosedur mengakibatkan masyarakat meninggal dunia akan kami tindak tegas, pecat dan penjara," tegasnya.
Saat ini oknum pelaku anggota polisi Bripka S sudah ditahan dan berada di Rutan Polres Kota Bitung.
(lns)