Kepsek aniaya murid, siap mundur
A
A
A
Sindonews.com – Tersangka penganiayaan, Sutarman, Kepala Sekolah SDN Kalirejo 3, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang siap mengundurkan diri dari jabatannya.
Hal itu disampaikan dalam surat pernyataan yang diajukan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Magelang melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Disdikpora Kecamatan Salaman.
“Inti dalam surat itu menyebutkan bahwa Sutarman siap mengundurkan diri sebagai Kepala SDN Kalirejo 3, Salaman terkait kasus penganiayaan," ungkap Sekretaris Disdikpora Kabupaten Magelang Mushowir, kemarin.
Kendati demikian, Disdikpora masih melakukan kajian terhadap kasus penganiayaan terhadap siswa kelas enam, Sulistiawan tersebut. Selain itu, Mushowir menambahkan, pihaknya juga mengkaji status Sutarman yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Belum ada keputusan apapun. Kami masih mengkaji kasus ini,” lanjutnya.
Rencananya, hal ini akan dibicarakan lebih dulu dengan beberapa pihak terkait. Di antaranya dengan Kepala Dinas Disdikpora Eko Triyono dan Badan Kepegawaian Sekolah. Dia berharap, kasus ini bisa berjalan sesuai aturan.
"Mudah-mudahan polisi bisa selesaikan dengan adil,”tuturnya.
Mushowir tidak menyangka kasus penganiayaan itu sampai ke ranah hukum dan menyeret nama kepsek sebagai tersangka. Sebab, sebelumnya Disdikpora telah mengetahui bahwa kasus penganiayaan itu sudah diselesaikan secara kekeuargaan.
“Ini di luar prediksi. karena menurut informasi sudah diselesaikan damai dengan keluarga. Semoga anak (korban) bisa sekolah lagi karena menyangkut masa depan,” tutur dia.
Sementara itu, Ibu korban, Sutipah (28), berharap bahwa kasus ini diproses secara hukum dengan seadil-adilnya. Keluarga juga mendesak Sutarman untuk pindah tugas dari SDN Kalirejo 3.
"Kami minta kasek pindah. Karena anak saya trauma tidak mau sekolah,” ujar Sutipah.
Selain tentang kondisi anaknya yang trauma, dia juga khawatir prestasi anaknya akan menurun. Mengingat dari kelas 1 sampai kelas 6, Wawan, panggilan akrab korban selalu mendapat ranking teratas.
“Dari kelas 2-kelas 6 Wawan mendapat ranking 1. Hanya mendapat ranking 2 itu saat kelas 1,” aku dia.
Untuk itu, keluarga bersama dukungan warga sekitar berharap Sutarman untuk dipindah tugaskan. Selain membuat trauma Wawan, Sutarman juga diketahui sering mengejek warga Dusun KaliPucung, Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman.
“Kami takut prestasinya melorot. Apalagi selama ini selalu mendapat rangking terbaik," tandasnya.
Hal itu disampaikan dalam surat pernyataan yang diajukan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Magelang melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Disdikpora Kecamatan Salaman.
“Inti dalam surat itu menyebutkan bahwa Sutarman siap mengundurkan diri sebagai Kepala SDN Kalirejo 3, Salaman terkait kasus penganiayaan," ungkap Sekretaris Disdikpora Kabupaten Magelang Mushowir, kemarin.
Kendati demikian, Disdikpora masih melakukan kajian terhadap kasus penganiayaan terhadap siswa kelas enam, Sulistiawan tersebut. Selain itu, Mushowir menambahkan, pihaknya juga mengkaji status Sutarman yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Belum ada keputusan apapun. Kami masih mengkaji kasus ini,” lanjutnya.
Rencananya, hal ini akan dibicarakan lebih dulu dengan beberapa pihak terkait. Di antaranya dengan Kepala Dinas Disdikpora Eko Triyono dan Badan Kepegawaian Sekolah. Dia berharap, kasus ini bisa berjalan sesuai aturan.
"Mudah-mudahan polisi bisa selesaikan dengan adil,”tuturnya.
Mushowir tidak menyangka kasus penganiayaan itu sampai ke ranah hukum dan menyeret nama kepsek sebagai tersangka. Sebab, sebelumnya Disdikpora telah mengetahui bahwa kasus penganiayaan itu sudah diselesaikan secara kekeuargaan.
“Ini di luar prediksi. karena menurut informasi sudah diselesaikan damai dengan keluarga. Semoga anak (korban) bisa sekolah lagi karena menyangkut masa depan,” tutur dia.
Sementara itu, Ibu korban, Sutipah (28), berharap bahwa kasus ini diproses secara hukum dengan seadil-adilnya. Keluarga juga mendesak Sutarman untuk pindah tugas dari SDN Kalirejo 3.
"Kami minta kasek pindah. Karena anak saya trauma tidak mau sekolah,” ujar Sutipah.
Selain tentang kondisi anaknya yang trauma, dia juga khawatir prestasi anaknya akan menurun. Mengingat dari kelas 1 sampai kelas 6, Wawan, panggilan akrab korban selalu mendapat ranking teratas.
“Dari kelas 2-kelas 6 Wawan mendapat ranking 1. Hanya mendapat ranking 2 itu saat kelas 1,” aku dia.
Untuk itu, keluarga bersama dukungan warga sekitar berharap Sutarman untuk dipindah tugaskan. Selain membuat trauma Wawan, Sutarman juga diketahui sering mengejek warga Dusun KaliPucung, Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman.
“Kami takut prestasinya melorot. Apalagi selama ini selalu mendapat rangking terbaik," tandasnya.
(lns)