Sayat leher anak hingga tewas, Siti depresi berat
A
A
A
Sindonews.com - Guru SDN Latek dengan status pegawai negeri sipil (PNS) bersertifikasi, Siti Muslikah, tega menyayat leher bayinya, Fitri Keisya Sakira, hingga tewas. Kejadian itu sontak menggemparkan rekan sesama guru.
Pasalnya, Siti Muslikah dikenal baik oleh rekan sejawatnya. Perangainya pun tak buruk, ia kerap kali membantu rekan-rekannya yang kesusahan terlebih kepada para anak didiknya.
“Orangnya sabar, sering menolong kami maupun murid-murid. Tapi memang pembawaannya lebih tertutup,” ujar Rony, rekan kerja Siti, Jumat (29/11/2013).
Menurut Rony, aksi nekat dan sadis Siti kemungkinan dipicu permasalahan keluarga. Hingga, lanjutnya, terjadi tekanan mental yang berlebihan.
Sementara itu, berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, dari para tetangga Siti, di Kelurahan Kersikan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, perempuan yang tengah menempuh pendidikan pascasarjana magister di salah satu universitas di Surabaya itu sering mendapat perlakuan kasar suaminya, Sunarto Azis.
"Iya sering dikasari, suaminya sendiri tidak memiliki pekerjaan tetap," ungkap tetangga pelaku yang tak mau disebutkan.
Namun hal itu berbeda dengan pernyataan Aminah (46), nenek korban. Sekira tahun 2010 lalu, anaknya mengalami depresi akibat persoalan ekonomi. Selama itu pula, pelaku telah menjalani perawatan di RSJ Lawang.
"Dia sudah empat kali menjalani pengobatan di RSJ Lawang. Dia seperti tertekan persoalan ekonomi rumah tangganya," kata Aminah.
Seperti diberitakan SINDOnews sebelumnya, seorang ibu tega membunuh anak kandungnya yang masih berusia empat bulan. Dengan sebilah pisau dapur, dia menggorok leher anak kelimanya.
Tindakan keji Siti Muslikah (38) warga Kelurahan Kersikan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan ini, diduga di latar belakangi kegoncangan kejiwaannya. Faktor ekonomi dan kelelahan mengurus anak, diduga menjadi penyebab depresi pelaku yang berprofesi sebagai guru SDN Latek.
Baca juga: Depresi, guru SD gorok anak kandung
Pasalnya, Siti Muslikah dikenal baik oleh rekan sejawatnya. Perangainya pun tak buruk, ia kerap kali membantu rekan-rekannya yang kesusahan terlebih kepada para anak didiknya.
“Orangnya sabar, sering menolong kami maupun murid-murid. Tapi memang pembawaannya lebih tertutup,” ujar Rony, rekan kerja Siti, Jumat (29/11/2013).
Menurut Rony, aksi nekat dan sadis Siti kemungkinan dipicu permasalahan keluarga. Hingga, lanjutnya, terjadi tekanan mental yang berlebihan.
Sementara itu, berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, dari para tetangga Siti, di Kelurahan Kersikan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, perempuan yang tengah menempuh pendidikan pascasarjana magister di salah satu universitas di Surabaya itu sering mendapat perlakuan kasar suaminya, Sunarto Azis.
"Iya sering dikasari, suaminya sendiri tidak memiliki pekerjaan tetap," ungkap tetangga pelaku yang tak mau disebutkan.
Namun hal itu berbeda dengan pernyataan Aminah (46), nenek korban. Sekira tahun 2010 lalu, anaknya mengalami depresi akibat persoalan ekonomi. Selama itu pula, pelaku telah menjalani perawatan di RSJ Lawang.
"Dia sudah empat kali menjalani pengobatan di RSJ Lawang. Dia seperti tertekan persoalan ekonomi rumah tangganya," kata Aminah.
Seperti diberitakan SINDOnews sebelumnya, seorang ibu tega membunuh anak kandungnya yang masih berusia empat bulan. Dengan sebilah pisau dapur, dia menggorok leher anak kelimanya.
Tindakan keji Siti Muslikah (38) warga Kelurahan Kersikan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan ini, diduga di latar belakangi kegoncangan kejiwaannya. Faktor ekonomi dan kelelahan mengurus anak, diduga menjadi penyebab depresi pelaku yang berprofesi sebagai guru SDN Latek.
Baca juga: Depresi, guru SD gorok anak kandung
(rsa)