Demo dokter korbankan kepentingan masyarakat banyak
A
A
A
Sindonews.com - Aksi solidaritas para dokter di Poso, Sulawesi Tengah yang serempak dilakukan hari ini menyebabkan pasien rawat jalan di RSUD Poso terlantar. Pasien yang sudah sangat kesakitan mengaku tidak tahu adanya aksi mogok itu, dan sangat menyesalkan aksi para dokter yang dinilai mengorbankan masyarakat banyak.
Widyawati (35) hanya dapat duduk menahan sakit di tangga RSUD Poso, harapannya untuk dapat berobat sakit maag yang dirasakannya, terpaksa ditunda setelah mendapati pelayanan pasien rawat jalan di RSUD Poso tutup.
Seraya menekan perutnya yang sakit, warga Kelurahan Gebang Rejo ini menyesalkan aksi mogok para dokter yang melalaikan tugas mereka untuk melayani masyarakat.
"Dokter tidak ada. Bagaimana ceritanya ini? Kita masyarakat di bawah ini, kalau dokternya tidak ada? Jangan hanya kesalahan orang lain, akhirnya orang banyak yang disiksa. Barusan saya datang, cuma sakitnya ini tidak tahan lagi," katanya sambil memegang perut, Rabu (27/11/2013).
Berdasarkan pantauan langsung dari RSUD Poso, ruangan tunggu untuk pelayanan rawat jalan nampak lenggang. Pasien yang sebelumnya datang untuk berobat memilih untuk kembali, karena seluruh ruangan poli klinik tidak ada dokter yang masuk bekerja.
Setidaknya ada 10 ruangan poli klinik yang tidak ada dokternya. Bahkan ada ruangan yang digembok dengan kunci. Ruangan poli klinik yang kosong itu antara lain poli klinik umum, penyakit dalam, bedah, syaraf, anak, mata, gigi, kebidanan. kulit, dan poli klinik penyakit jiwa.
Direktur RSUD Poso dr. Djani Maula mengakui pihaknya hari ini tidak membuka pelayanan untuk poli klinik, sebagai dukungan aksi solidaritas ribuan dokter di Indonesia yang melakukan aksi mogok kerja, sebagai protes kalangan dokter atas pemidanaan dr. Ayu dan dua dokter lainnya, karena diduga melakukan malapraktik.
"Adalah salah, kalau kita mengaspirasikan sesuatu itu dengan mengorbankan pasien. Sehingga kami tetap menjaga keselamatan pasien yang darurat, kemudian tindakan tindakan lain yang masih bisa ditunda terpaksa kami tunda," tukasnya.
Meskipun pelayanan di 10 poli klinik RSUD Poso tutup, namun untuk pelayanan di ICU dan IGD di rumah sakit itu terpantau tetap berjalan seperti biasa.
Baca juga: Dokter mogok kerja, pasien RSUD batal operasi
Widyawati (35) hanya dapat duduk menahan sakit di tangga RSUD Poso, harapannya untuk dapat berobat sakit maag yang dirasakannya, terpaksa ditunda setelah mendapati pelayanan pasien rawat jalan di RSUD Poso tutup.
Seraya menekan perutnya yang sakit, warga Kelurahan Gebang Rejo ini menyesalkan aksi mogok para dokter yang melalaikan tugas mereka untuk melayani masyarakat.
"Dokter tidak ada. Bagaimana ceritanya ini? Kita masyarakat di bawah ini, kalau dokternya tidak ada? Jangan hanya kesalahan orang lain, akhirnya orang banyak yang disiksa. Barusan saya datang, cuma sakitnya ini tidak tahan lagi," katanya sambil memegang perut, Rabu (27/11/2013).
Berdasarkan pantauan langsung dari RSUD Poso, ruangan tunggu untuk pelayanan rawat jalan nampak lenggang. Pasien yang sebelumnya datang untuk berobat memilih untuk kembali, karena seluruh ruangan poli klinik tidak ada dokter yang masuk bekerja.
Setidaknya ada 10 ruangan poli klinik yang tidak ada dokternya. Bahkan ada ruangan yang digembok dengan kunci. Ruangan poli klinik yang kosong itu antara lain poli klinik umum, penyakit dalam, bedah, syaraf, anak, mata, gigi, kebidanan. kulit, dan poli klinik penyakit jiwa.
Direktur RSUD Poso dr. Djani Maula mengakui pihaknya hari ini tidak membuka pelayanan untuk poli klinik, sebagai dukungan aksi solidaritas ribuan dokter di Indonesia yang melakukan aksi mogok kerja, sebagai protes kalangan dokter atas pemidanaan dr. Ayu dan dua dokter lainnya, karena diduga melakukan malapraktik.
"Adalah salah, kalau kita mengaspirasikan sesuatu itu dengan mengorbankan pasien. Sehingga kami tetap menjaga keselamatan pasien yang darurat, kemudian tindakan tindakan lain yang masih bisa ditunda terpaksa kami tunda," tukasnya.
Meskipun pelayanan di 10 poli klinik RSUD Poso tutup, namun untuk pelayanan di ICU dan IGD di rumah sakit itu terpantau tetap berjalan seperti biasa.
Baca juga: Dokter mogok kerja, pasien RSUD batal operasi
(san)