Dokter mogok kerja, ibu hamil terlantar
A
A
A
Sindonews.com - Pelayanan kesehatan di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berjalan tidak maksimal menyusul puluhan dokter yang berpraktik di wilayah Kota Kretek tersebut mogok bekerja.
Karena lama menunggu dan tak kunjung mendapat pelayanan kesehatan, para pasien termasuk ibu hamil yang mau melahirkan harus gigit jari dan pulang ke rumahnya masing-masing.
"Ada apa ini? Istri saya mau melahirkan, tapi tidak dilayani. Bahkan malah disuruh pulang oleh petugas RSUD Kudus. Katanya tidak ada dokter spesialis kandungan yang jaga. Padahal, istri saya mengalami komplikasi kehamilan," kata Marjan warga Desa Gulang, Mejobo Kudus, Rabu (27/11/2013).
Sejak pagi, Marjan dan istrinya Sriyati, sudah berada di RSUD Kudus. Sriyati merupakan pasien Jampersal rujukan dari Puskesmas Gulang. Namun hingga pukul 11.00 WIB, istrinya tak kunjung mendapat pelayanan kesehatan. "Dari pada tidak ada kejelasan, saya mending cari dukun bayi saja," jelasnya.
Kekecewaan serupa juga diungkapkan sejumlah pasien lain yang hendak berobat di RSUD Kudus. Pasangan suami istri Slamet Jayanto-Nida warga Mijen Kaliwungu Kudus, terpaksa membawa pulang anaknya Tiara yang masih berusia 1,5 tahun.
Sedianya, mereka hendak memeriksakan kesehatan Tiara, karena dalam beberapa hari terakhir anaknya mengalami gatal-gatal dengan disertai suhu badan yang panas tinggi. "Mau bagaimana. Saya sudah tiga jam di sini tapi tidak dilayani juga," sesalnya.
Kondisi serupa juga dialami Jasman (69) warga Ngetuk Nalumsari Kabupaten Jepara, dan belasan pasien lainnya. Mereka rela menunggu hingga berjam-jam lamanya, dan akhirnya pulang ke rumah dengan kecewa.
"Saya tidak tahu alasannya. Tapi katanya para dokter sedang aksi solidaritas," ucap Triyono, anak Jasman.
Ketua MKEK IDI Cabang Kudus dr Agus Sudarwi mengatakan, berdasarkan surat dari PB IDI memang sepanjang Rabu 27 November 2013 ini seluruh dokter dinstruksikan untuk tidak memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya rawat jalan. Meski begitu, pelayanan yang sifatnya gawat darurat tetap berjalan seperti biasa.
"Kalau rawat jalan sifatnya bukan emergency. Kalau yang emergency termasuk pasien hamil yang mau melahirkan diarahkan ke UGD," jelasnya.
Ditanya soal keluhan para pasien yang tidak mendapat pelayanan kesehatan, Sudarwi mengatakan hal itu semestinya tidak perlu terjadi. Sebab beberapa hari sebelumnya, aksi mogok para dokter yang tergabung dalam IDI ini sudah diinformasikan kepada pihak rumah sakit yang ada di Kudus.
"Ini aksi solidaritas para dokter terkait dugaan malpraktek yang muncul di masyarakat. Kami memang diinstruksikan agar selama sehari ini untuk bertafakur dan berdiam diri di rumah masing-masing. Kalau di sini kami memilih memilih menggelar aksi seminar ilmiah di RSUD Kudus," tandasnya.
Karena lama menunggu dan tak kunjung mendapat pelayanan kesehatan, para pasien termasuk ibu hamil yang mau melahirkan harus gigit jari dan pulang ke rumahnya masing-masing.
"Ada apa ini? Istri saya mau melahirkan, tapi tidak dilayani. Bahkan malah disuruh pulang oleh petugas RSUD Kudus. Katanya tidak ada dokter spesialis kandungan yang jaga. Padahal, istri saya mengalami komplikasi kehamilan," kata Marjan warga Desa Gulang, Mejobo Kudus, Rabu (27/11/2013).
Sejak pagi, Marjan dan istrinya Sriyati, sudah berada di RSUD Kudus. Sriyati merupakan pasien Jampersal rujukan dari Puskesmas Gulang. Namun hingga pukul 11.00 WIB, istrinya tak kunjung mendapat pelayanan kesehatan. "Dari pada tidak ada kejelasan, saya mending cari dukun bayi saja," jelasnya.
Kekecewaan serupa juga diungkapkan sejumlah pasien lain yang hendak berobat di RSUD Kudus. Pasangan suami istri Slamet Jayanto-Nida warga Mijen Kaliwungu Kudus, terpaksa membawa pulang anaknya Tiara yang masih berusia 1,5 tahun.
Sedianya, mereka hendak memeriksakan kesehatan Tiara, karena dalam beberapa hari terakhir anaknya mengalami gatal-gatal dengan disertai suhu badan yang panas tinggi. "Mau bagaimana. Saya sudah tiga jam di sini tapi tidak dilayani juga," sesalnya.
Kondisi serupa juga dialami Jasman (69) warga Ngetuk Nalumsari Kabupaten Jepara, dan belasan pasien lainnya. Mereka rela menunggu hingga berjam-jam lamanya, dan akhirnya pulang ke rumah dengan kecewa.
"Saya tidak tahu alasannya. Tapi katanya para dokter sedang aksi solidaritas," ucap Triyono, anak Jasman.
Ketua MKEK IDI Cabang Kudus dr Agus Sudarwi mengatakan, berdasarkan surat dari PB IDI memang sepanjang Rabu 27 November 2013 ini seluruh dokter dinstruksikan untuk tidak memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya rawat jalan. Meski begitu, pelayanan yang sifatnya gawat darurat tetap berjalan seperti biasa.
"Kalau rawat jalan sifatnya bukan emergency. Kalau yang emergency termasuk pasien hamil yang mau melahirkan diarahkan ke UGD," jelasnya.
Ditanya soal keluhan para pasien yang tidak mendapat pelayanan kesehatan, Sudarwi mengatakan hal itu semestinya tidak perlu terjadi. Sebab beberapa hari sebelumnya, aksi mogok para dokter yang tergabung dalam IDI ini sudah diinformasikan kepada pihak rumah sakit yang ada di Kudus.
"Ini aksi solidaritas para dokter terkait dugaan malpraktek yang muncul di masyarakat. Kami memang diinstruksikan agar selama sehari ini untuk bertafakur dan berdiam diri di rumah masing-masing. Kalau di sini kami memilih memilih menggelar aksi seminar ilmiah di RSUD Kudus," tandasnya.
(san)