Pembangunan jembatan Tallo dimulai tahun depan
A
A
A
Sindonews.com - Pembangunan jembatan di atas Sungai Tallo, Jalan Urip Sumoharjo-Perintis Kemerdekaan, akhirnya dilaksanakan tahun depan, setelah terlunta-lunta selama sejak 2008.
Jembatan Tallo masuk dalam prioritas proyek infrastruktur 2014 bersama underpass simpang lima Bandara Hasanuddin, serta pelebaran Jalan Perintis Kemerdekaan, dari pintu masuk Perumahan Telkomas sampai RSUD Daya.
Dana proyek ini bersumber dari APBN, melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VI Makassar Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum.
“Ini yang menjadi prioritas kita tahun depan. Anggarannya sudah disetujui di 2014, sehingga utilitas dan lahan yang menjadi penghambat harusnya tuntas tahun ini,” kata Kepala SNVT BBPJN Wilayah VI Makassar Rahman Djamil di Makassar, Sabtu (23/11/2013).
Menurut dia, tiga proyek ini menjadi prioritas, karena selalu menjadi langganan kemacetan arus lalu lintas, khususnya Jembatan Tallo sampai pusat perbelanjaan M-TOS. Hanya saja, total anggaran proyek ini belum ditentukan nilainya.
Sebaliknya, penuntasan pelebaran jembatan Sungai Pampang Jalan Urip Sumoharjo tidak diprioritaskan, karena masih berkutat dengan pembebasan lahan dan rumah warga.
“Pelebaran jembatan Pampang tinggal satu sisi yang belum selesai. Ini tidak terlalu prioritas, disamping tidak rawan macet juga lahannya belum dibebaskan,” ujarnya.
Meski Jalan Urip dan Perintis sudah lama selesai dilebarkan, namun kedua jembatan terkendala dengan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar yang ada disampingnya. Demikian juga dengan rumah dan lahan warga diujung jembatan yang belum dibebaskan.
Dirut PDAM Makassar, Hamzah Ahmad mengemukakan, sudah ada anggaran sebesar Rp3,5 miliar untuk menggeser pipa induk PDAM disamping Jembatan Sungai Tallo.
“Sebenarnya dari 2010 PDAM sudah menyiapkan anggarannya namun tidak terealisasi. Tahun ini kita tender ulang dengan total anggaran Rp3,5 miliar,” ucapnya.
Sedangkan untuk pergeseran pipa PDAM samping Jembatan Sungai Pampang depan Universitas 54, lanjut dia terkendala dengan rumah warga. Hamzah mengemukakan, ada dua rumah warga yang harus dibebaskan agar bisa ditempati menggeser pipa PDAM.
Tahun ini underpass simpang lima Bandara sudah mendapatkan alokasi anggaran Rp20 miliar masing Rp10 miliar untuk pembebasan lahan dan Rp10 miliar untuk pematangan lahan. Hanya saja, hingga kini realisasinya masih 0 persen disebabkan pemilik lahan memasang harga tinggi dari Rp3 juta hingga Rp7 juta per meter.
Jembatan Tallo masuk dalam prioritas proyek infrastruktur 2014 bersama underpass simpang lima Bandara Hasanuddin, serta pelebaran Jalan Perintis Kemerdekaan, dari pintu masuk Perumahan Telkomas sampai RSUD Daya.
Dana proyek ini bersumber dari APBN, melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VI Makassar Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum.
“Ini yang menjadi prioritas kita tahun depan. Anggarannya sudah disetujui di 2014, sehingga utilitas dan lahan yang menjadi penghambat harusnya tuntas tahun ini,” kata Kepala SNVT BBPJN Wilayah VI Makassar Rahman Djamil di Makassar, Sabtu (23/11/2013).
Menurut dia, tiga proyek ini menjadi prioritas, karena selalu menjadi langganan kemacetan arus lalu lintas, khususnya Jembatan Tallo sampai pusat perbelanjaan M-TOS. Hanya saja, total anggaran proyek ini belum ditentukan nilainya.
Sebaliknya, penuntasan pelebaran jembatan Sungai Pampang Jalan Urip Sumoharjo tidak diprioritaskan, karena masih berkutat dengan pembebasan lahan dan rumah warga.
“Pelebaran jembatan Pampang tinggal satu sisi yang belum selesai. Ini tidak terlalu prioritas, disamping tidak rawan macet juga lahannya belum dibebaskan,” ujarnya.
Meski Jalan Urip dan Perintis sudah lama selesai dilebarkan, namun kedua jembatan terkendala dengan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar yang ada disampingnya. Demikian juga dengan rumah dan lahan warga diujung jembatan yang belum dibebaskan.
Dirut PDAM Makassar, Hamzah Ahmad mengemukakan, sudah ada anggaran sebesar Rp3,5 miliar untuk menggeser pipa induk PDAM disamping Jembatan Sungai Tallo.
“Sebenarnya dari 2010 PDAM sudah menyiapkan anggarannya namun tidak terealisasi. Tahun ini kita tender ulang dengan total anggaran Rp3,5 miliar,” ucapnya.
Sedangkan untuk pergeseran pipa PDAM samping Jembatan Sungai Pampang depan Universitas 54, lanjut dia terkendala dengan rumah warga. Hamzah mengemukakan, ada dua rumah warga yang harus dibebaskan agar bisa ditempati menggeser pipa PDAM.
Tahun ini underpass simpang lima Bandara sudah mendapatkan alokasi anggaran Rp20 miliar masing Rp10 miliar untuk pembebasan lahan dan Rp10 miliar untuk pematangan lahan. Hanya saja, hingga kini realisasinya masih 0 persen disebabkan pemilik lahan memasang harga tinggi dari Rp3 juta hingga Rp7 juta per meter.
(san)