Pesantren Immim Makassar terbakar, 3 santri terluka
A
A
A
Sindonews.com - Musibah kebakaran kembali terjadi di Kota Makassar. Kali ini api menghanguskan beberapa bangunan di Kompleks Asrama Pesantren Immim Putra, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Jumat (22/11/2013) sore.
Dalam insiden yang terjadi sekira pukul 16.00 Wita tersebut, api melahap gedung berlantai dua yang digunakan sebagai tempat tinggal sejumlah pembina pesantren. Akibatnya, sebanyak delapan kamar pembina pesantren ludes terbakar. Sedangkan empat kamar lainnya terpaksa dirusak untuk mencegah meluasnya si jago merah.
Kebakaran ini juga menyebabkan tiga orang santri Pesantren Immim yang mencoba membantu memadamkan api terluka. Masing-masing bernama Rahmat, Fajar, dan Muyassar. Mereka rata-rata menderita luka di bagian pergelangan tangan dan kaki.
Berdasarkan informasi yang dihimpun SINDO, insiden ini berawal saat terjadi terjadi percikan api di sebuah kamar berlantai dua, yang dihuni oleh pembina Ustad Nasaruddin.
Dari kamar Nasaruddin, yang saat itu tidak berada di tempat, kemudian api membesar dan membakar beberapa ruangan yang berada di sebelahnya.
"Kami kaget setelah sejumlah santri berteriak-teriak melihat api," kata salah seorang pembina Pesantren, Immim Firdaus.
Akibat kejadian ini, ratusan santri sempat panik dan membawa sejumlah peralatannya keluar dari gedung. Beruntung, api bisa segera dipadamkan setelah sebanyak 11 armada pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar diterjunkan ke TKP.
Kapolsekta Tamalanrea, AKP Ahmad Yulias, menyebutkan untuk sementara pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran ini.
"Informasinya terjadi korslet. Tapi untuk lebih pastinya, kami masih tunggu hasil dari Labfor Mabes Polri Cabang Makassar," beber Ahmad.
Menurutnya, beberapa warga dan santri sempat terluka karena tergelincir saat memadamkan api dan menyelamatkan barang-barang di TKP. "Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Adapun yang terluka, itu hanya lecet. Ada yang terpeleset dan terjatuh," akunya saat ditemui di sekitar TKP.
Terpisah, Direktur Pesantren Immim Putra, M Taufan, yang dikonfirmasi, mengaku kebakaran tersebut tidak sampai menyebabkan aktivitas di pesantren yang dipimpinnya terganggu.
"Yang terbakar itu kamar pembina, bukan gedung santri. Aktivitas di kampus tetap berjalan seperti semula," akunya saat dihubungi.
Dalam insiden yang terjadi sekira pukul 16.00 Wita tersebut, api melahap gedung berlantai dua yang digunakan sebagai tempat tinggal sejumlah pembina pesantren. Akibatnya, sebanyak delapan kamar pembina pesantren ludes terbakar. Sedangkan empat kamar lainnya terpaksa dirusak untuk mencegah meluasnya si jago merah.
Kebakaran ini juga menyebabkan tiga orang santri Pesantren Immim yang mencoba membantu memadamkan api terluka. Masing-masing bernama Rahmat, Fajar, dan Muyassar. Mereka rata-rata menderita luka di bagian pergelangan tangan dan kaki.
Berdasarkan informasi yang dihimpun SINDO, insiden ini berawal saat terjadi terjadi percikan api di sebuah kamar berlantai dua, yang dihuni oleh pembina Ustad Nasaruddin.
Dari kamar Nasaruddin, yang saat itu tidak berada di tempat, kemudian api membesar dan membakar beberapa ruangan yang berada di sebelahnya.
"Kami kaget setelah sejumlah santri berteriak-teriak melihat api," kata salah seorang pembina Pesantren, Immim Firdaus.
Akibat kejadian ini, ratusan santri sempat panik dan membawa sejumlah peralatannya keluar dari gedung. Beruntung, api bisa segera dipadamkan setelah sebanyak 11 armada pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar diterjunkan ke TKP.
Kapolsekta Tamalanrea, AKP Ahmad Yulias, menyebutkan untuk sementara pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran ini.
"Informasinya terjadi korslet. Tapi untuk lebih pastinya, kami masih tunggu hasil dari Labfor Mabes Polri Cabang Makassar," beber Ahmad.
Menurutnya, beberapa warga dan santri sempat terluka karena tergelincir saat memadamkan api dan menyelamatkan barang-barang di TKP. "Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Adapun yang terluka, itu hanya lecet. Ada yang terpeleset dan terjatuh," akunya saat ditemui di sekitar TKP.
Terpisah, Direktur Pesantren Immim Putra, M Taufan, yang dikonfirmasi, mengaku kebakaran tersebut tidak sampai menyebabkan aktivitas di pesantren yang dipimpinnya terganggu.
"Yang terbakar itu kamar pembina, bukan gedung santri. Aktivitas di kampus tetap berjalan seperti semula," akunya saat dihubungi.
(rsa)