Rekonsiliasi Syiah sulit karena rendahnya pendidikan

Selasa, 19 November 2013 - 16:39 WIB
Rekonsiliasi Syiah sulit...
Rekonsiliasi Syiah sulit karena rendahnya pendidikan
A A A
Sindonews.com - Upaya pemulangan pengungsi Syiah Sampang, di Rusun Jemundo, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, terus dilakukan. Upaya loby-loby dilakukan oleh Tim Rekonsiliasi terhadap ulama di Kabupaten Sampang. Tujuannya agar mau menerima kembali para pengungsi Syiah itu.

"Proses eksekusi yakni pada wilayah teknis memang diserahkan ke Pemprov Jatim. Saat ini, Tim rekonsiliasi melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh inti," kata Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya Abdu Ala selaku kordinator Tim Rekonsiliasi pasca konflik Syiah, Selasa (19/11/2013).

Tujuan dari tim ini, adalah memberikan pemahaman bagaimana untuk saling bertoleransi dan bertangga dalam kerangka NKRI. Seperti pentingnya pengendalian diri untuk menjaga kerukunan antar sesama di Sampang.

Termasuk, ketika bertanya kepada masyarakat Sampang, apakah tidak menginginkan saudaranya berkumpul kembali. Juga kepada pengungsi Syiah di Rusun Jemudo, apakah mereka ingin berkumpul kembali dengan saudara-saudaranya di Sampang.

"Dalam waktu dekat. Waktunya tidak saya sebutkan, Tim akan bertemu dengan tokoh-tokoh inti. Saat ini tim juga (sedang) bekerja," terangnya.

Dia menilai, faktor pendidikan yang di bawah rata-rata juga menjadi kendala rekonsiliasi ini. Namun demikian dengan berbagai upaya pendekatan, dia yakin rekonsiliasi ini akan berhasil. Yang jelas, sampai hari ini masih berproses.

Sama halnya, ketika kerusuhan di Kabupaten Sambas, Kalimatan Barat, beberapa waktu. Salah satu kendala upaya rekonsiliasi adalah tingkat melek aksara di kawasan itu sangat rendah. "Kebetulan saya dulu masuk tim rekonsiliasi. Tapi dengan pendekatan yang dilakukan upaya rekonsiliasi berhasil," katanya.

Ala juga enggan menyikapi terkait beredarnya isu ada sejumlah pihak-pihak yang sengaja menghambat dari upaya rekonsiliasi, karena digunakan sebagai proyek untuk mengeruk keuntungan. "Kalau pun ada, pasti oknum yang melakukan," kilahnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8105 seconds (0.1#10.140)