Mahasiswa Unhas jadi joki CPNS Kemenkum HAM

Jum'at, 15 November 2013 - 03:08 WIB
Mahasiswa Unhas jadi joki CPNS Kemenkum HAM
Mahasiswa Unhas jadi joki CPNS Kemenkum HAM
A A A
Sindonews.com - Praktik perjokian mewarnai tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkup Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM). Panitia pelaksana berhasil mengamankan sedikitnya empat orang yang diduga terlibat dalam sebuah sindikasi.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel) Subhan mengatakan, dari empat orang tersebut, tiga di ataranya adalah mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas).

Masing-masing Juanda, mahasiswa kedokteran Unhas dan Taufik Mahasiswa Teknik. Satu lagi berjenis kelamin perempuan yang merupakan mahasiswa pasca sarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).

"Joki keempat yang ditemukan juga perempuan. Baru saja menamatkan sekolahnya di Bantaeng. Anak ini alumni terbaik SMA Negeri Satu Bantaeng. Empat orang ini diamankan di kantor regional Badan Kepegawaian Nasional (BKN) di Daya," ungkapnya kepada Koran SINDO, Kamis (14/11/2013).

Diketahui Ombudsman RI merupakan tim gabungan pemantau pelaksnaan seleksi CPNS Kemenkum HAM bersama (BKN) dan LSM. Ujian CPNS Kemenkum HAM berlangsung sejak Seninl 11 November hingga Jumat 15 November 2013. Praktek perjokian berhasil ditemukan Rabu 13 November.

Menurut dia, setiap joki dijanjikan imbalan sebesar Rp40 juta dari seseorang bernama Alfa. Aksi keempatnya berhasil terendus karena factor tinggi badan joki dari Mipa Unhas yang jauh dari standar tinggi badan yang disyaratkan lembaga pimpinan Amir Syamsudin itu.

Dari sini kemudian, panitia berhasil mengungkap tiga pelaku lainnya. Modus joki terbilang rapih. Mereka membuat KTP palsu sesuai nama peserta dengan memasang foto masing-masing. Begitupula dengan kartu peserta ujian.

"Semuanya sangat rapi. Makanya kami sangat yakin ini sebuah sindikat. KTP yang dibuat juga sangat mirip cetakannya. Dari pengakuan mereka, KTP dan kartu ujian di buat di Kabupaten Bone,"jelasnya.

Kecurigaan sebuah sindikat makin dikuatkan dengan hadirnya satu rombongan bermobil yang setiap hari datang saat ujian berlangsung. Sayang saat dilakukan pengecekan, mobil tersebut merupakan mobil rental.

Subhan meminta agar instansi terkait menyeriusi ini dengan membongkar jaringan perjokian yang selama ini sudah menjadi momok dalam setiap pelaksanaan seleksi CPNS.

"Jangan Cuma pelaku yang dihukum. Hanay yang dipermukaan saja, tapi harus digali sampai keakarnya," ujarnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3626 seconds (0.1#10.140)