Hutan Perhutani rusak, ribuan ton getah pinus menyusut

Senin, 11 November 2013 - 10:54 WIB
Hutan Perhutani rusak,...
Hutan Perhutani rusak, ribuan ton getah pinus menyusut
A A A
Sindonews.com - Sedikitnya 300 hektar lebih hutan lindung milik Perhutani di Kabupaten Trenggalek luluh lantah diterjang angin puting beliung.

Kerusakan mengakibatkan produksi getah pinus menyusut 30 persen. Dari 9.000 ton per tahun, getah yang dihasilkan tinggal 6.300 ton.

"Angka 70 persen sudah maksimal. Tidak bisa ditingkatkan lagi karena akibat kerusakan itu," ujar Wakil Administratur Perhutani Wilayah Kediri Selatan, Wahyu Dwi Hatmojo kepada wartawan.

Selain pinus, jenis tanaman yang termasuk dalam kerusakan adalah mahoni dan waru.

Untuk mengembalikan pinus seperti semula membutuhkan waktu minimal 13 tahun. "Sebab pinus baru bisa disadap getahnya minimal berusia 13 tahun. Sedangkan untuk recovery kerusakan memerlukan waktu minimal 10 tahun," terangnya.

Kerusakan yang terjadi di wilayah Kecamatan Bendungan tercatat tiga tahun terakhir. Pada tahun ini Perhutani melakukan penanaman 100 hektar. Menurut Wahyu, secara bertahap penanaman seluas 200 hektar akan dilakukan pada tahun berikutnya.

"Setiap angin puting beliung menerjang, tumbuhan pinus itu roboh dan rusak," jelasnya.

Selain penyusutan produksi getah pinus, kerusakan mengakibatkan meningkatnya suhu udara yang ada. "Karenanya kita selalu mengajak masyarakat sekitar hutan untuk ikut menjaga hutan," pungkasnya.

Menanggapi hal itu, seorang aktivis sosial Kabupaten Trenggalek, Fatkul Hadi, mengatakan bahwa selain alam, faktor manusia juga disinyalir kuat menjadi penyebab kerusakan hutan.

"Sebab masih banyak juga sekelompok orang yang memanfaatkan hutan untuk keuntungan pribadi tanpa memikirkan dampak kerusakannya," ujarnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3392 seconds (0.1#10.140)