Peran NU dalam pertempuran 10 November 1945

Minggu, 10 November 2013 - 16:29 WIB
Peran NU dalam pertempuran 10 November 1945
Peran NU dalam pertempuran 10 November 1945
A A A
Sindonews.com - Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Karena, diperingati sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang sejarah besar perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.

Ketua Fraksi Partai Kebangkita Bangsa (FPKB) Marwan Jafar mengatakan, karena pada hari ini atau 68 tahun lalu, meletus pertempuran besar untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) antara Arek-arek Suraboya dengan Netherlands-Indies Civil Administration (NICA) dan sekutunya yang akan menjajah Indonesia kembali yang baru mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kendati demikian, ada beberapa catatan penting sebagai refleksi bersama tentang makna memperingati Hari Pahlawan yang selama ini lepas dari pengamatan kita bersama.

"Ada peristiwa besar yang mendahului lahirnya pertempuran 10 November tersebut, yaitu adanya fatwa Resolusi Jihad yang digulirkan Pendiri Ormas Nahdhatul Ulama (NU) Hadratusy Syekh KH Hasyim Asyari pada tanggal 22 Oktober 1945," kata Marwan di Jakarta, Minggu (10/11/2013).

Maka itu, dia melanjutkan, salah satu isi Resolusi Jihad NU adalah mewajibkan bagi umat Islam terutama NU harus mengangkat senjata melawan penjajahan Belanda dan sekutunya yang ingin berkuasa kembali di Indonesia. Kewajiban ini merupakan perang suci (Jihad). Kewajiban ini bagi setiap muslim yang tinggal radius 94 kilometer.

"Sedangkan mereka yang berada di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material bagi mereka yang berjuang. Fatwa Resolusi Jihad tersebutlah yang memantik semangat pertempuran seluruh rakyat Indonesia untuk saling bahu membahu dalam satu tekad dan tujuan, yaitu mengusir segala bentuk penjajahan di muka bumi Indonesia sampai titik darah penghabisan," katanya.

Marwan menerangkan, adanya Fatwa Resolusi Jihad tersebut adalah wujud kecintaan ulama terhadap bangsa ini sekaligus sebagai bentuk komitmen para ulama dan para santri untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang dideklarasikan tiga bulan sebelumnya.

"Namun dalam sejarah bangsa Indonesia, adanya Fatwa Resolusi Jihad seakan diabaikan begitu saja. Padahal bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsanya," pungkasnya.

Ketua DPP PKB ini menegaskan, momentum Hari Pahlawan dan Resolusi Jihad harus kita jadikan refleksi bersama untuk mengusir penjajahan dalam dimensi lain, seperti melawan segala bentuk intervensi asing dalam hal kebijakan ekonomi, kedaulatan pangan, politik, supremasi hukum, dan lain-lain.

"Memperingati hari Pahlawan akan hampa tanpa memahami arti resolusi jihad. Karena kedua hal tersebut saling berkaitan. Untuk itu, saya mengajak semua elemen bangsa untuk mengisi peringatan Hari Pahlawan ini dengan kontekstualisasi makna resolusi jihad dengan kebutuhan bangsa saat ini," tandasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4946 seconds (0.1#10.140)