Ini alasan pemindahan pengungsi Syiah ke asrama haji
A
A
A
Sindonews.com - Relokasi pengungsi Syiah Sampang dari Rusun Jemundo, Desa Jemundo Kecamatan Taman, Sidoarjo, ke Asrama Haji, Sukolilo Surabaya adalah bagian dari proses pemulangan ke kampung halaman.
Meski demikian, tidak semua pengungsi Syiah yang direlokasi. Kementrian Agama (Kemenag) Jawa Timur hanya merelokasi 19 Kepala Keluarga (KK) saja. Demikian disampaikan Humas Kemenag Jatim Fatkhul Arif.
"Yang dievakuasi hanya 19 KK saja. Mereka yang mau saja. Kalau yang tidak mau masih ada di rusun itu," kata Fathul kepada wartawan, Minggu (10/11/2013).
Relokasi ini, adalah upaya pemerintah untuk memberikan tempat yang aman dan nyaman dari para penghasut-penghasut selama ini. Sebab, ada dugaan pihak-pihak yang tidak menginginkan warga Syiah Sampang ini kembali ke kampung halaman.
Isu pengungsi Syiah ini dijadikan proyek dari kelompok tertentu sehingga menghambat upaya perdamaian.
"Ada kelompok yang menjadikan komuditas proyek yang tidak menginginkan perdamaian sebagai isu international. Insya Allah dengan proses ini para pengungsi bisa kembali ke jalan yang benar sehingga perdamaian dapat terlaksana," jelasnya.
Sementara di Asrama Haji Sukolilo, dinilai steril karena tidak semua orang bisa masuk ke tempat itu.
"Mereka kita nyamankan di sana. Ada kemerdekaan untuk pulang ke kampung halaman. Dan upaya ini tidak ada paksaan. Buktinya, yang direlokasi adalah mereka yang mau saja," terang Fatkhul.
Lantas sampai kapan para pengungsi Syiah Sampang ini berada di Asrama Haji Sukolilo, Fatkhul tidak memberikan keterangan secara pasti. Sebab, saat ini pihaknya sedang melakukan komunikasi dengan sejumlah elemen, termasuk ulama agar para pengungsi Syiah ini bisa pulang ke kampung halaman.
"Berapa lamanya kita belum bisa pastikan. Namun, pengungsi itu akan pulang ke kampung halaman ketika sudah ada satu presepsi dengan para ulama," jelasnya.
Fatkhul juga menyebut, Iklil salah satu pentolan pengungsi Syiah memang tidak ikut dalam relokasi tersebut. Dia masih berada di rusun.
"Kalau Pak Iklil memang tidak ikut. Beliau masih ada di rusun. Ke-19 KK ini mereka yang mau saja. Kita enggak ada paksaan," tambahnya lagi.
Meski demikian, tidak semua pengungsi Syiah yang direlokasi. Kementrian Agama (Kemenag) Jawa Timur hanya merelokasi 19 Kepala Keluarga (KK) saja. Demikian disampaikan Humas Kemenag Jatim Fatkhul Arif.
"Yang dievakuasi hanya 19 KK saja. Mereka yang mau saja. Kalau yang tidak mau masih ada di rusun itu," kata Fathul kepada wartawan, Minggu (10/11/2013).
Relokasi ini, adalah upaya pemerintah untuk memberikan tempat yang aman dan nyaman dari para penghasut-penghasut selama ini. Sebab, ada dugaan pihak-pihak yang tidak menginginkan warga Syiah Sampang ini kembali ke kampung halaman.
Isu pengungsi Syiah ini dijadikan proyek dari kelompok tertentu sehingga menghambat upaya perdamaian.
"Ada kelompok yang menjadikan komuditas proyek yang tidak menginginkan perdamaian sebagai isu international. Insya Allah dengan proses ini para pengungsi bisa kembali ke jalan yang benar sehingga perdamaian dapat terlaksana," jelasnya.
Sementara di Asrama Haji Sukolilo, dinilai steril karena tidak semua orang bisa masuk ke tempat itu.
"Mereka kita nyamankan di sana. Ada kemerdekaan untuk pulang ke kampung halaman. Dan upaya ini tidak ada paksaan. Buktinya, yang direlokasi adalah mereka yang mau saja," terang Fatkhul.
Lantas sampai kapan para pengungsi Syiah Sampang ini berada di Asrama Haji Sukolilo, Fatkhul tidak memberikan keterangan secara pasti. Sebab, saat ini pihaknya sedang melakukan komunikasi dengan sejumlah elemen, termasuk ulama agar para pengungsi Syiah ini bisa pulang ke kampung halaman.
"Berapa lamanya kita belum bisa pastikan. Namun, pengungsi itu akan pulang ke kampung halaman ketika sudah ada satu presepsi dengan para ulama," jelasnya.
Fatkhul juga menyebut, Iklil salah satu pentolan pengungsi Syiah memang tidak ikut dalam relokasi tersebut. Dia masih berada di rusun.
"Kalau Pak Iklil memang tidak ikut. Beliau masih ada di rusun. Ke-19 KK ini mereka yang mau saja. Kita enggak ada paksaan," tambahnya lagi.
(san)