Pertamina kehilangan sumur minyak di Kaltim
A
A
A
Sindonews.com - Selain membuat dua kelurahan terisolir, ternyata longsor yang menutup jalan di Kecamatan Sanga-sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, juga membuat Pertamina harus kehilangan satu sumur eksplorasinya.
Sumur tersebut berhenti beroperasi, karena longsor membuat sejumlah pipa mengalam keretakan. Hal ini diungkapkan Public and Goverment Relation Staff PT Pertamina Asse 5 Sanga-sanga Arie Fahlupi.
Dia menjelaskan, sumur dengan kapasitas 100 barel per hari itu harus ditutup. Sejak longsor terjadi, sejumlah pipa mengalami keretakan, karena berada di area yang longsor.
“Banyak kerugian yang kami alami akibat longsor tersebut. Yang paling nyata adalah sumur yang menghasilkan 100 barel minyak per hari terpaksa ditutup. Jalur pipa ada yang retak sehingga khawatir terjadi kebocoran minyak,” kata Arie, kepada wartawan, Kamis (7/11/2013).
Kekhawatiran Pertamina saat terjadi keretakan pipa, minyak bisa meluber ke mana-mana. Hal tersebut tentu merugikan lingkungan yang berdampak langsung ke ekosistem dan masyarakat sekitar.
Arie juga mengakui, pihaknya menuding perusahaan tambang batubara PT Amelia Energi sebagai penyebab longsor tersebut. “Sejak tahun 2011, Pertamina sudah menyurati perusahaan tersebut agar menjaga kondisi pertambangan mereka, karena berdekatan dengan wilayah operasi Pertamina,” katanya.
“Posisi Pertamina berdekatan dengan tambang-tambang batubara, kami berupaya melindungi aset migas negara jangan sampai rusak. Kalau sudah begini, fasilitas terganggu dan kami merugi besar,” lanjutnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, longsor terjadi di Jalan yang menghubungkan, Kelurahan Sari Jaya, dengan Kelurahan Sanga-sanga Muara, pada Senin 4 November 2013, sekira pukul 20.00 Wita.
Akibatnya, jalur utama di dua kelurahan itu putus total. Warga menuding, longsor terjadi akibat akitivitas tambang batubara milik PT Amelia Energi. Jalan berbahan cor dengan panjang sekira 200 meter itu, kini sudah seperti danau.
Sumur tersebut berhenti beroperasi, karena longsor membuat sejumlah pipa mengalam keretakan. Hal ini diungkapkan Public and Goverment Relation Staff PT Pertamina Asse 5 Sanga-sanga Arie Fahlupi.
Dia menjelaskan, sumur dengan kapasitas 100 barel per hari itu harus ditutup. Sejak longsor terjadi, sejumlah pipa mengalami keretakan, karena berada di area yang longsor.
“Banyak kerugian yang kami alami akibat longsor tersebut. Yang paling nyata adalah sumur yang menghasilkan 100 barel minyak per hari terpaksa ditutup. Jalur pipa ada yang retak sehingga khawatir terjadi kebocoran minyak,” kata Arie, kepada wartawan, Kamis (7/11/2013).
Kekhawatiran Pertamina saat terjadi keretakan pipa, minyak bisa meluber ke mana-mana. Hal tersebut tentu merugikan lingkungan yang berdampak langsung ke ekosistem dan masyarakat sekitar.
Arie juga mengakui, pihaknya menuding perusahaan tambang batubara PT Amelia Energi sebagai penyebab longsor tersebut. “Sejak tahun 2011, Pertamina sudah menyurati perusahaan tersebut agar menjaga kondisi pertambangan mereka, karena berdekatan dengan wilayah operasi Pertamina,” katanya.
“Posisi Pertamina berdekatan dengan tambang-tambang batubara, kami berupaya melindungi aset migas negara jangan sampai rusak. Kalau sudah begini, fasilitas terganggu dan kami merugi besar,” lanjutnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, longsor terjadi di Jalan yang menghubungkan, Kelurahan Sari Jaya, dengan Kelurahan Sanga-sanga Muara, pada Senin 4 November 2013, sekira pukul 20.00 Wita.
Akibatnya, jalur utama di dua kelurahan itu putus total. Warga menuding, longsor terjadi akibat akitivitas tambang batubara milik PT Amelia Energi. Jalan berbahan cor dengan panjang sekira 200 meter itu, kini sudah seperti danau.
(san)