Puluhan napi Nusakambangan terinfeksi HIV AIDS
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan narapidana LP Nusakambangan terinfeksi virus HIV AIDS. Secara keseluruhan, saat ini ada sekitar 30-40 warga binaan yang diketahui positif penyakit tersebut. Hal itu dikatakan oleh Manager Kasus Voluntary Counseling Test (VCT) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap, Rubino Sri Aji.
“Ada asumsi, sekitar lima orang yang seharusnya sudah diperiksa, tapi diketahui positif setelah dirawat di RSUD karena sakit, jadi ada kemungkinan indikasi penularan,” katanya, Kamis (31/10/2013).
Menurutnya, warga binaan yang terkena virus ini bisa disebabkan karena sebelum masuk memang sudah mengidap penyakit tersebut. Atau tertular setelah berada di dalam lapas.
“Di sana masih ada pembuatan tato dengan jarum suntik yang sama untuk bersama, dan juga transmisi seksual. Ini tidak hanya dengan wanita saja, tetapi juga dengan sesama jenisnya,” katanya.
Karena itu dicurigai, masih banyak yang terinfeksi penyakit tersebut.
“Sudah dikoordinasikan, dan ini adalah evaluasi, ke depan akan melakukan pemeriksaan kepada warga binaan di sana,” katanya.
Karena, lanjut dia ini merupakan layanan dan penanganan dari VCT.
Kepala Lapas Batu Nusakambangan, Liberti Sitinjak membantah masih adanya pembuatan tato di dalam lapas, dan juga penggunaan jarum suntik secara bergantian di dalam lapas. Sehingga menjadi satu penyebab napi kena penyakit HIV AIDS.
“Kalau terindikasi melalui tato atau hubungan seks, di sini tidak ada,” katanya ketika dihubungi wartawan.
Kemungkinan, napi tersebut terinfeksi HIV AIDS sebelum masuk ke lapas. Dan baru diketahui mengidap penyakit tersebut setelah di dalam lapas.
“Kemungkinan mereka sudah positif dari luar, tapi baru teridentifikasi setelah ada di sini,” ujarnya. Pihaknya selalu melakukan pembinaan kepada para napi.
“Ada asumsi, sekitar lima orang yang seharusnya sudah diperiksa, tapi diketahui positif setelah dirawat di RSUD karena sakit, jadi ada kemungkinan indikasi penularan,” katanya, Kamis (31/10/2013).
Menurutnya, warga binaan yang terkena virus ini bisa disebabkan karena sebelum masuk memang sudah mengidap penyakit tersebut. Atau tertular setelah berada di dalam lapas.
“Di sana masih ada pembuatan tato dengan jarum suntik yang sama untuk bersama, dan juga transmisi seksual. Ini tidak hanya dengan wanita saja, tetapi juga dengan sesama jenisnya,” katanya.
Karena itu dicurigai, masih banyak yang terinfeksi penyakit tersebut.
“Sudah dikoordinasikan, dan ini adalah evaluasi, ke depan akan melakukan pemeriksaan kepada warga binaan di sana,” katanya.
Karena, lanjut dia ini merupakan layanan dan penanganan dari VCT.
Kepala Lapas Batu Nusakambangan, Liberti Sitinjak membantah masih adanya pembuatan tato di dalam lapas, dan juga penggunaan jarum suntik secara bergantian di dalam lapas. Sehingga menjadi satu penyebab napi kena penyakit HIV AIDS.
“Kalau terindikasi melalui tato atau hubungan seks, di sini tidak ada,” katanya ketika dihubungi wartawan.
Kemungkinan, napi tersebut terinfeksi HIV AIDS sebelum masuk ke lapas. Dan baru diketahui mengidap penyakit tersebut setelah di dalam lapas.
“Kemungkinan mereka sudah positif dari luar, tapi baru teridentifikasi setelah ada di sini,” ujarnya. Pihaknya selalu melakukan pembinaan kepada para napi.
(lns)