Bonceng putrinya, ibu tewas didorong penjambret

Minggu, 27 Oktober 2013 - 12:10 WIB
Bonceng putrinya, ibu...
Bonceng putrinya, ibu tewas didorong penjambret
A A A
Sindonews.com - Seorang ibu tewas akibat ulah penjambret di Kota Semarang, Minggu (27/10/2013). Korban akibat kepalanya tersungkur setelah penjambret menarik dan mendorongnya saat mengemudikan sepeda motor. Anaknya yang dibonceng pun menjadi korban karena ikut terjatuh dan menderita luka lecet – lecet.

Insiden itu terjadi sekira pukul 03.00 dini hari di Jalan Dr Wahidin Kota Semarang, tepatnya di depan Wisma Bougenville arah ke utara. Lokasi itu dikenal dengan sebutan Tanah Putih, yang merupakan jalan menurun. Korban saat itu hendak berbelanja ke Pasar Peterongan Kota Semarang.

Korban bernama Rita Margiati (38), warga Jalan Sanggung Raya nomor 2 RT6/RW6, Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Anaknya, ialah Gita Nur Aulia Putri (10), siswi kelas VB SD Jatingaleh 01 – 02 Kota Semarang. Mereka berdua berboncengan sepeda motor Yamaha Vega ZR warna hitam nomor polisi H 2139 MZ.

Korban sempat dilarikan ke RS Elisabeth Kota Semarang, namun kondisinya sudah meninggal. Jenazah kemudian dibawa ke kamar mayat RSUP Dr Kariadi sebelum dipulangkan ke rumah orang tuanya di Candi Persil nomor 34 RT4/RW3, Kelurahan Kaliwiru, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.

“Saya ikut ibu ke pasar. Mau belanja. Terus dari belakang ada motor mepet – mepet. Dorong ibu dan ambil tasnya. Ibu dan saya jatuh, motornya jatuh. Orangnya langsung pergi,” kata Gita saat ditemui SINDO di rumah duka.

Gita mengingat pelaku jambret itu dua orang, mengendarai motor matic jenis Mio. Wajah dua pelaku samar, mengingat saat itu hari masih gelap. Saat itu juga tidak banyak kendaraan melintas, lokasi cukup sepi.

“Ibu bawa tas, dicangklong. Itu yang diambil. Ibu luka di kepala, darahnya keluar banyak. Ada orang yang nolong ke rumah sakit. Tapi ibu sudah meninggal. Ibu Sabtu kemarin habis ngambil rapor saya,” jelas anak nomor dua korban itu.

Suami korban, Hadi Panca Sasmita, yang sehari – hari bekerja di Hotel Grand Candi Semarang, mengatakan istrinya rutin berbelanja tiap pagi. Istrinya berbelanja aneka bahan makanan untuk dimasak di tempatnya bekerja, Candi Golf Semarang. Korban sudah delapan tahun terakhir membuka usaha kantin di sana.

“Biasanya belanja sama saya. Tapi pagi ini berangkat sendiri (ke pasar) sama anak. Saya dikabari sudah di rumah sakit, masih banyak polisi di situ. Anakku (Gita) saat itu masih di Tanah Putih sebelum di antar ke sini (rumah duka),” ungkapnya sembari terisak.

Orang tua korban, Sudono (76), mengatakan korban adalah anak ke lima dari delapan bersaudara. Korban sudah sekira delapan tahun bekerja di Candi Golf, di kantin khusus caddy. Sudono merupakan ketua driving range di tempat golf tersebut, sudah berkerja di sana sejak 1981.

“Helm dan motor yang dipakai anak saya masih di kantor polisi. Belum bisa diambil katanya untuk bukti. Untuk kejadian ini, pengamanan bagaimana? Pagi – pagi banyak orang berbelanja. Kalau ketangkep pelakunya, dihukum seberat – beratnya. Itu nyawa, sampai meninggal. Mudah – mudahan bisa ditangkap,” kata Sudono.

Sejauh ini, petugas gabungan dari Polsek Gajahmungkur dan Polrestabes Semarang masih melakukan penyelidikan.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2673 seconds (0.1#10.140)