Dinkes Makassar jamin pengobatan siswi penderita tumor
A
A
A
Sindonews.com - Tumor ganas yang menyerang kepala hingga mengakibatkan kedua mata siswi SMA 22 Makassar Rezky Yanti tak dapat melihat, masih belum diangkat.
Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Makassar bersedia memberikan pendampingan kepada putri tunggal dari pasangan Jafar dan Fatmawati, ini untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan.
Rezky sebelumnya gagal mendapatkan pelayanan operasi di Rumah Sakit (RS) Labuang Baji dan RS Wahidin Sudiro Husodo, karena tidak memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
“Paling lambat Selasa 29 Oktober 2013, kita bawa ke puskesmas dan selanjutnya kita lakukan pendampingan untuk operasi di RS. Hari Senin kita akan melengkapi semua berkas administrasinya, sehingga Selasa sudah bisa dibawa ke RS,” kata Kepala Dinas Kesehatan Makassar Naisyah Tun Nurainah Azikin, di Makassar, Jumat (25/10/2013).
Menurut dia, petugas Dinas Kesehatan Makassar sudah melakukan peninjauan ke rumah Rezky, di Jalan Banta-bantaeng, Lorong VIII, Nomor 100, RW4/RTG, Kecamatan Rappocini. Di rumah itu, Rezky menghabiskan dua pekan dalam pesakitan digerogoti penyakit tumor.
“Rumahnya memang sangat tidak layak untuk ditinggali. Saya juga heran, kenapa keluarga mereka tidak mendapatkan Jamkesmas. Mungkin mereka tidak ada di rumah saat pendataan,” terang Naisyah.
Dia menambahkan, meski memiliki Jamkesmas, tidak dapat menjadi jaminan bagi Rezky untuk mendapatkan operasi di RS. Sebab, penyakit tumor tidak masuk dalam item penyakit yang ditanggung Jamkesmas, apalagi Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Namun demikian, Naisyah optimistis, ada cara lain yang bisa dilakukan Pemkot Makassar agar Rezky mendapatkan layanan operasi tumor di RS. “Inilah yang masih kita pikirkan sumber anggarannya. Yang jelas kita lakukan pendampingan dulu sampai ditangani di Rumah Sakit,” jelasnya.
Dinas Kesehatan, selanjutnya melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial yang diharapkan menjadi sumber pembiayaan untuk operasi Rezky. Naisyah mengemukakan, Rezky bisa dimasukkan dalam kategori anak terlantar yang berhak mendapatkan dana bantuan operasi dari pemerintah.
Untuk menghindari kasus yang menimpa keluarga Rezky berulang, Naisya meminta warga proaktif mendatangi petugas saat pendataan. Pejabat setempat seperti lurah dan RT/RW juga diminta benar-benar menunjukkan warga miskin kepada pendata.
“Karena Jamkesmas ini berdasarkan data miskin yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Harusnya saat pendataan BPS warga miskin proaktif, aparat setempat juga harus menunjukkan warga yang benar-benar miskin di wilayahnya,” tutupnya.
Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Makassar bersedia memberikan pendampingan kepada putri tunggal dari pasangan Jafar dan Fatmawati, ini untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan.
Rezky sebelumnya gagal mendapatkan pelayanan operasi di Rumah Sakit (RS) Labuang Baji dan RS Wahidin Sudiro Husodo, karena tidak memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
“Paling lambat Selasa 29 Oktober 2013, kita bawa ke puskesmas dan selanjutnya kita lakukan pendampingan untuk operasi di RS. Hari Senin kita akan melengkapi semua berkas administrasinya, sehingga Selasa sudah bisa dibawa ke RS,” kata Kepala Dinas Kesehatan Makassar Naisyah Tun Nurainah Azikin, di Makassar, Jumat (25/10/2013).
Menurut dia, petugas Dinas Kesehatan Makassar sudah melakukan peninjauan ke rumah Rezky, di Jalan Banta-bantaeng, Lorong VIII, Nomor 100, RW4/RTG, Kecamatan Rappocini. Di rumah itu, Rezky menghabiskan dua pekan dalam pesakitan digerogoti penyakit tumor.
“Rumahnya memang sangat tidak layak untuk ditinggali. Saya juga heran, kenapa keluarga mereka tidak mendapatkan Jamkesmas. Mungkin mereka tidak ada di rumah saat pendataan,” terang Naisyah.
Dia menambahkan, meski memiliki Jamkesmas, tidak dapat menjadi jaminan bagi Rezky untuk mendapatkan operasi di RS. Sebab, penyakit tumor tidak masuk dalam item penyakit yang ditanggung Jamkesmas, apalagi Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Namun demikian, Naisyah optimistis, ada cara lain yang bisa dilakukan Pemkot Makassar agar Rezky mendapatkan layanan operasi tumor di RS. “Inilah yang masih kita pikirkan sumber anggarannya. Yang jelas kita lakukan pendampingan dulu sampai ditangani di Rumah Sakit,” jelasnya.
Dinas Kesehatan, selanjutnya melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial yang diharapkan menjadi sumber pembiayaan untuk operasi Rezky. Naisyah mengemukakan, Rezky bisa dimasukkan dalam kategori anak terlantar yang berhak mendapatkan dana bantuan operasi dari pemerintah.
Untuk menghindari kasus yang menimpa keluarga Rezky berulang, Naisya meminta warga proaktif mendatangi petugas saat pendataan. Pejabat setempat seperti lurah dan RT/RW juga diminta benar-benar menunjukkan warga miskin kepada pendata.
“Karena Jamkesmas ini berdasarkan data miskin yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Harusnya saat pendataan BPS warga miskin proaktif, aparat setempat juga harus menunjukkan warga yang benar-benar miskin di wilayahnya,” tutupnya.
(san)