Geng motor tak pernah hilang, ini sebabnya

Jum'at, 25 Oktober 2013 - 09:50 WIB
Geng motor tak pernah hilang, ini sebabnya
Geng motor tak pernah hilang, ini sebabnya
A A A
Sindonews.com - Keberadaan geng motor di Kota Bandung tak pernah tuntas dari waktu ke waktu. Dalam kurun waktu tertentu, geng motor lenyap. Tapi di waktu yang lain, geng motor kembali muncul. Begitu seterusnya.

Kriminolog dari Unviersitas Padjadjaran (Unpad), Yesmil Anwar, melihat fenomena geng motor sebagai sebuah penyakit kambuhan yang bisa muncul dan hilang kapan saja.

"Masalah geng motor ini tidak pernah diobati secara sungguh-sungguh. Geng motor ini salah satu bentuk patologi sosial, penyakit masyarakat," kata Yesmil di Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/10/2013).

Dalam memberantas geng motor, tidak ada koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, polisi, dan semua pihak terkait. "Koordinasi antara semua instansi itu yang tidak saya lihat, semuanya (bekerja) sendiri-sendiri," ujarnya.

Pemkot Bandung misalnya, dulu pernah melakukan silaturahmi sekaligus pembubaran geng motor di Bandung. Tapi tidak ada tindak lanjutnya setelah itu. Tidak ada pembinaan berkelanjutan yang dilakukan.

Yesmil mengatakan, pemerintah daerah juga tidak mampu mengelola remaja menjadi kreatif dan mewadahinya melalui berbagai kegiatan bermanfaat.

"Contohnya seluruh ruang publik di Bandung hampir semuanya diberdayakan untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah), tidak untuk membuat masyarakat, terutama anak muda untuk bisa melakukan kegiatan kreatif," ungkapnya.

Ia lalu menyoroti polisi yang baru bergerak setelah ada kejadian. "Polisi itu bentuknya selalu pendekatan dengan melihat gejala. Kalau lagi banyak, (geng motor) dicari. Nanti kalau sudah sepi, diam," ungkapnya.

Padahal, polisi harusnya melakukan langkah kontinyu untuk mencegah geng motor terus tumbuh dan meresahkan masyarakat. "Dan itu harus bekerjasama dengan (pemerintah) kota," jelas Yesmil.

Koordinasi pun harus berjalan tidak hanya di tingkat atasan, tapi harus sampai ke jajaran paling bawah. Jangan sampai berbagai upaya pemberantasan geng motor hanya sekedar seremonial di tingkat atasan.

"Kalau boleh dikatakan kenapa (geng motor) kambuh lagi, karena pengobatannya tidak pernah tuntas. Tidak ke akar persoalan yang sebenarnya," tuturnya.

Yesmil menambahkan, ada faktor lain yang juga harus ikut sama-sama bekerja untuk mencegah tumbuhnya geng motor. Pola pendidikan di keluarga, lingkungan, hingga sekolah harus mampu mengajarkan remaja untuk sadar dan patuh terhadap hukum.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7244 seconds (0.1#10.140)