Uang cina kuno peninggalan Laskar Diponegoro ditemukan
A
A
A
Sindonews.com - Tempayan berisi ratusan uang kuno berlafal aksara Cina ditemukan, di komplek pembangunan Masjid Jami Nurul Huda, Desa Kuningan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Uang logam berbahan baku tembaga, berlobang di tengahnya itu terpendam satu meter di bawah permukaan tanah.
"Tutup tempayannya pecah terkena ujung cangkul. Waktu kita lihat isinya ternyata uang kuno," tutur Junaidi (40) kuli bangunan yang pertama kali menemukan tempayan, kepada wartawan, Senin (21/10/2013).
Meski begitu, badan tempayan tanah liat kuno itu masih utuh dengan uang kuno yang ada di dalamnya. Berat tempayan mencapai lima kilogram. "Uang kepingan itu sendiri jumlahnya sebanyak 250 keping," terang Junaidi.
Sayangnya tidak ada satupun yang sanggup menerjemahkan huruf kanji yang diduga menunjukkan angka tahun pembuatan mata uang. Ada tiga huruf kanji yang tercetak timbul bolak balik pada permukaan logam yang sebagian besar dalam keadaan berkarat itu.
Sementara itu, takmir masjid Imam Mawardi (55) menyatakan, masjid dengan bagian atas berarsitek meru yang saat ini dalam proses renovasi tersebut, berusia sezaman dengan Perang Diponegoro (1825-1830). "Usia masjid ini sekitar 700 tahun atau tujuh abad," terangnya.
Dia melanjutkan, masjid dengan panjang bangunan 20 meter dan lebar 18 meter itu didirikan oleh salah seorang anggota Laskar Pangeran Diponegoro.
Lantaran kalah dalam pertempuran melawan Belanda, anggota laskar yang kesohor dengan sebutan orang-orang Mataraman itu menyelamatkan diri ke timur (eks karsidenan Kediri dan sekitarnya).
Dalam salah satu literasi sejarah juga disebutkan, para pelarian Mataraman ini selalu menandai keberadaanya dengan tanaman sawo dan rumah ibadah (surau, musala, atau masjid).
"Dan anggota Laskar Diponegoro itu yang pertama kali membabad (membuka) Desa Kuningan ini, termasuk mendirikan sebuah Masjid," jelasnya.
Mengacu pada kisah getok tular tersebut, uang kuno Cina yang berada di dalam tempayan diduga milik Laskar Diponegoro. "Dan kemungkinan uang tersebut sengaja disembunyikan. Kalau sekarang ini semacam ditabungkan," pungkasnya.
Penemuan uang kuno di dalam tempayan tanah liat tersebut, sudah dilaporkan ke aparat kepolisian setempat. Saat ini, uang yang belum terlacak waktu pembuatanya tersebut dititipkan di salah satu rumah penduduk.
"Tutup tempayannya pecah terkena ujung cangkul. Waktu kita lihat isinya ternyata uang kuno," tutur Junaidi (40) kuli bangunan yang pertama kali menemukan tempayan, kepada wartawan, Senin (21/10/2013).
Meski begitu, badan tempayan tanah liat kuno itu masih utuh dengan uang kuno yang ada di dalamnya. Berat tempayan mencapai lima kilogram. "Uang kepingan itu sendiri jumlahnya sebanyak 250 keping," terang Junaidi.
Sayangnya tidak ada satupun yang sanggup menerjemahkan huruf kanji yang diduga menunjukkan angka tahun pembuatan mata uang. Ada tiga huruf kanji yang tercetak timbul bolak balik pada permukaan logam yang sebagian besar dalam keadaan berkarat itu.
Sementara itu, takmir masjid Imam Mawardi (55) menyatakan, masjid dengan bagian atas berarsitek meru yang saat ini dalam proses renovasi tersebut, berusia sezaman dengan Perang Diponegoro (1825-1830). "Usia masjid ini sekitar 700 tahun atau tujuh abad," terangnya.
Dia melanjutkan, masjid dengan panjang bangunan 20 meter dan lebar 18 meter itu didirikan oleh salah seorang anggota Laskar Pangeran Diponegoro.
Lantaran kalah dalam pertempuran melawan Belanda, anggota laskar yang kesohor dengan sebutan orang-orang Mataraman itu menyelamatkan diri ke timur (eks karsidenan Kediri dan sekitarnya).
Dalam salah satu literasi sejarah juga disebutkan, para pelarian Mataraman ini selalu menandai keberadaanya dengan tanaman sawo dan rumah ibadah (surau, musala, atau masjid).
"Dan anggota Laskar Diponegoro itu yang pertama kali membabad (membuka) Desa Kuningan ini, termasuk mendirikan sebuah Masjid," jelasnya.
Mengacu pada kisah getok tular tersebut, uang kuno Cina yang berada di dalam tempayan diduga milik Laskar Diponegoro. "Dan kemungkinan uang tersebut sengaja disembunyikan. Kalau sekarang ini semacam ditabungkan," pungkasnya.
Penemuan uang kuno di dalam tempayan tanah liat tersebut, sudah dilaporkan ke aparat kepolisian setempat. Saat ini, uang yang belum terlacak waktu pembuatanya tersebut dititipkan di salah satu rumah penduduk.
(san)