Tanah longsor tutup akses Garut-Tasikmalaya
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah tebing di Kampung Negla, Desa Sukamaju, Kecamatan Cilawu, Garut, mengalami longsor pada pukul 00.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun material longsoran, di kawasan Bojongloa, sempat menutupi jalan penghubung Garut-Tasikmalaya selama beberapa jam.
Kepala Bagian Informatika Setda Kabupaten Garut Basuki Eko mengatakan, longsoran tanah menutupi jalan sepanjang 25 meter. Selain menutup jalan, longsor juga menyebabkan satu bangunan warung mengalami kerusakan.
“Satu warung ikut rusak, karena tertimpa kayu yang terbawa dalam longsor itu. Tidak ada orang di dalamnya. Kejadian ini juga tidak menimbulkan korban jiwa baik dari warga sekitar atau dari pengguna jalan,” kata Eko, kepada wartawan, Senin (21/10/2013).
Menurut Eko, lokasi longsor berjauhan dari permukiman. Selain itu, kondisi arus lalu lintas di kawasan ini sudah sangat sepi. “Kami langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Binamarga untuk segera memulihkan kondisi jalan dari timbunan material tanah,” terangnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dikdik Hendrajaya, mengatakan, Dinas Binamarga mengerahkan satu unit loader untuk membersihkan tumpukan tanah di lokasi ini. Jalan pun dapat kembali difungsikan sekira pukul 09.00 WIB. “Arus lalu lintas sudah kembali normal,” katanya.
Dikdik menduga, peristiwa longsor di kawasan ini disebabkan oleh kontur tanah yang labil. Pasalnya, daerah itu sempat diguyur hujan. “Hujan deras sempat melanda daerah itu. Mungkin ini yang menyebabkan tanah di daerah itu longsor,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mengimbau agar seluruh pemerintahan tingkat kecamatan di Kabupaten Garut untuk waspada menghadapi musim hujan. Menurutnya, tanah berkontur labil tersebar di beberapa wilayah Garut.
“Garut rawan bencana longsor. Memasuki musim hujan, ancaman longsor harus kita waspadai. Kami harapkan, seluruh muspika di tingkat kecamatan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait. Tujuannya, agar penanganan bencana dapat dilakukan dengan lebih cepat,” ucapnya.
Kepala Bagian Informatika Setda Kabupaten Garut Basuki Eko mengatakan, longsoran tanah menutupi jalan sepanjang 25 meter. Selain menutup jalan, longsor juga menyebabkan satu bangunan warung mengalami kerusakan.
“Satu warung ikut rusak, karena tertimpa kayu yang terbawa dalam longsor itu. Tidak ada orang di dalamnya. Kejadian ini juga tidak menimbulkan korban jiwa baik dari warga sekitar atau dari pengguna jalan,” kata Eko, kepada wartawan, Senin (21/10/2013).
Menurut Eko, lokasi longsor berjauhan dari permukiman. Selain itu, kondisi arus lalu lintas di kawasan ini sudah sangat sepi. “Kami langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Binamarga untuk segera memulihkan kondisi jalan dari timbunan material tanah,” terangnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dikdik Hendrajaya, mengatakan, Dinas Binamarga mengerahkan satu unit loader untuk membersihkan tumpukan tanah di lokasi ini. Jalan pun dapat kembali difungsikan sekira pukul 09.00 WIB. “Arus lalu lintas sudah kembali normal,” katanya.
Dikdik menduga, peristiwa longsor di kawasan ini disebabkan oleh kontur tanah yang labil. Pasalnya, daerah itu sempat diguyur hujan. “Hujan deras sempat melanda daerah itu. Mungkin ini yang menyebabkan tanah di daerah itu longsor,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mengimbau agar seluruh pemerintahan tingkat kecamatan di Kabupaten Garut untuk waspada menghadapi musim hujan. Menurutnya, tanah berkontur labil tersebar di beberapa wilayah Garut.
“Garut rawan bencana longsor. Memasuki musim hujan, ancaman longsor harus kita waspadai. Kami harapkan, seluruh muspika di tingkat kecamatan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait. Tujuannya, agar penanganan bencana dapat dilakukan dengan lebih cepat,” ucapnya.
(san)